Translate this Article...
Sinopsis Arang and the Magistrate episode 5
Otak Eun Oh terus menerus berpikir mengenai Joo Whal. Sepertinya Joo Whal memang engga mengenali Arang. Mereka baru saja bertemu, tapi mimik wajah Joo Whal mengatakan kalau ia engga mengenal sosok Arang, yang sebenarnya adalah Lee Seo Rim-calon tunangannya. Apa memang Joo Whal benar-benar engga mengenali wajah Lee Seo Rim. Beberapa waktu lalu saat Joo Whal menemukan mayat Lee Seo Rim, ia hanya melihat sekilas. Dan sepertinya Joo Whal dan Lee Seo Rim memang engga benar-benar mengenali satu sama lain.
Selagi berjalan seraya berpikir seperti itu, Dol Swi datang tergesa-gesa menghampiri tuannya-Eun Oh. Sesampainya dihadapan Eun Oh, Dol Swi berkata kesal, yang menginginkan diadakannya upacara pemakaman Lee Seo Rim adalah Eun Oh, jadi seenggaknya, Eun Oh dapat stay longer di upacara pemakaman itu. Bukan malah pergi begitu saja, padahal upacara pemakaman belum selesai. Apa kepergian Eun Oh dari pemakaman tersebut karena perempuan itu? tanya Dol Swi bertambah kesal. Perempuan itu? Iyah, perempuan yang beberapa waktu lalu bersama Eun Oh. Perempuan yang sama sekali Dol Swi engga mengenalinya. Yang Dol Swi maksud adalah Arang. Eun Oh menepuk-nepuk bahu Dol Swi, bukan seperti itu, jawab Eun Oh.
Dol Swi mencerca pertanyaan dengan wajah polosnya. Kenapa Eun Oh memiliki seorang wanita yang sama sekali Dol Swi engga ketahui? Kenapa Eun Oh menjalin hubungan tanpa sepegetahuan Dol Swi? Siapa wanita itu? Tanya Dol Swi. Eun Oh yang tengah terburu-buru hanya mengangguk dan memasang wajah engga bersalah.
Engga mungkin Eun Oh mengatakan hal yang sebenarnya pada Dol Swi mengenai siapa sebenarnya Arang. Apa kau sudah selesai berbicara seperti itu? tanya Eun Oh pada Dol Swi. Selesaikan perkataannmu di tempat upacara pemakaman, kemudian setelah itu cepat kembalilah, Eun Oh lalu berlari cepat setelah mengatakan hal itu.
Di persimpangan jalan yang berbeda, Joo Whal pun sama tengah memikirkan Arang. Senyum Arang yang Joo Whal lihat untuk terakhir kalinya dan cincin hitam Joo Whal yang berubah warna menjadi merah, kedua hal yang bertolak belakang itu membuat Joo Whal terus menerus berpikir. Apa yang harus ia lakukan?
Dengan terburu-buru, Eun Oh berlarian ke kediaman hakim untuk mengecek keberadaan Arang. Sesampainya di ruangannya. BAM. Dengan pose termanis, Arang memasang wajah polosnya. Arang mengubah sikap dan nada suaranya berubah seperti wanita-wanita bangsawan. Ia melakukan hal itu, berharap agar Eun Oh mempercayai kebohongannya. Arang mengaku kalau ia menepati janjinya pada Eun Oh, untuk engga keluar dari ruangan kamar ini.
Tapi, karena Eun Oh sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri, mengenai Arang yang menyamar menjadi pengawal, Eun Oh jelas engga mempercayai apa yang Arang katakan. Ia bersikukuh, bahwa pengawal yang menyamar, beberapa waktu lalu adalah Arang. Sebagai buktinya, Eun Oh mencari-cari pakaian pengawal yang mungkin saja disimpan atau disembunyikan oleh Arang.
Eun Oh mencari-cari seragam pengawal itu, sebagai bukti bahwa Arang memang berbohong. Mungkin Arang menyimpannya di bawah bantal yang ia duduki. Eun Oh memeriksanya, mendorong-dorong Arang agar ia dapat memeriksa bantal yang tengah Arang duduki. Ah, mungkin Arang menyembunyikannya di balik... roknya!
Perv- Eun Oh tanpa sengaja membuka rok hanbok Arang dan dalam keterkejutan.... PLAK!! Sebuah 'tamparan bertenaga dalam' melayang tepat ke pipi mulus Eun Oh. Arang mengambil gerakan spontan dengan menampar Eun Oh, tanpa Arang sadari. Tamparan keras dari Arang itu membekas, merah marun dan berbentuk tangan. LOOOOOL.
Keduanya, sama sekali engga menyadari apa yang baru saja mereka lakukan. Arang terkejut karena ia tanpa sengaja menampar Eun Oh. Dan Eun Oh pun menciut, karena ia engga bermaksud membuka rok hanbok Arang. This is cute! Arang dan Eun Oh saling bertatapan dan meminta maaf satu sama lain. Dan keduanya terdiam kemudian saling menunduk.
Dinamika emosi Arang dan Eun Oh itu mirip grafik kurva. Bentukannya meruncing dibagian pertengahan, saat mereka berada pada titik emosi kemarahan yang engga bisa di reda. Tapi lambat laun emosi keduanya menurun setelah menyadari kesalahan mereka masing-masing. CUTE CHARACTERS EVER!!
Setelah menunduk dan diam, untuk menghilangkan rasa canggung dalam keheningan itu, Eun Oh memulai berbicara, mengenai jepit rambut milik ibunya yang ada pada Arang. Eun Oh menanyakan, alasan utama Arang kembali hidup di dunia adalah mencari kebenaran dari kematian dirinya. Eun Oh akan membantu Arang, tapi terlebih dulu, Arang harus menyerahkan jepit rambut milik ibunya yang Arang miliki. Jepit rambut? Arang sama sekali engga mengetahui kalau jepit rambut itu adalah jepit rambut milik Ibu Eun Oh.
Arang adalah seorang manusia saat ini, dan jepit rambut itu adalah bagian dari masa lalunya sebagai hantu. Hantu dan manusia, ada perbedaan besar di sana. Barang-barang yang dipakai saat Arang menjadi hantu, Arang tinggalkan di kayangan. Bukankah Arang kembali ke bumi setelah meleburnya krystal jiwa itu, dengan keadaan bertelanjang. Jepit rambut itu engga ada lagi padanya.
Mendengar jepit rambut milik ibunya hilang, Eun Oh terkejut dan kesal. Bagaimana bisa satu-satunya petunjuk mengenai ibunya hilang seperti itu. Eun Oh membentak Arang, dan Arang engga mengerti dengan sikap Eun Oh, kenapa hanya karena jepit rambut biasa seperti itu, Eun Oh bisa marah seperti ini?! Sudah Arang katakan, kalau ia saat ini adalah manusia, apa Eun Oh tuli, engga bisa mendengar apa yang baru saja Arang katakan?
Eun Oh bertambah geram, keduanya bertengkar. Apa Arang mengetahui bagaimana perasaan seorang manusia? Tentu saja Arang mengetahuinya, bukankah saat ini ia sudah menjadi manusia. Bentakan Eun Oh membuat Arang bertambah kesal, keduanya mengatakan hal yang sama sekali engga bisa mereka kontrol. Eun Oh mengatakan Arang sebagai manusia yang engga memiliki hati, dikatai seperti itu Arang marah. Arang membawa-bawa Ibu Eun Oh, dan hal ini menyulut kemarahan terbesar Eun Oh.
Arang mengatakan kalau Eun Oh adalah anak yang sangat menyedihkan. Apa Eun Oh memaki ibunya seperti ini juga? tanya Arang. Tentu saja ibunya pergi meninggalkannya, bukan karena ia menghilang, tapi lebih tepatnya karena ibu Eun Oh engga tahan melihat sikap buruk Eun Oh. Semua ucapan Arang itu membuat Eun Oh marah.
Eun Oh menyuruh Arang untuk berhenti membicarakan kehidupan Ibu dan dirinya seperti itu. Mereka saling menatap dengan kemarahan yang engga bisa terbendung lagi.
Eun Oh benar-benar kesal, dan ia keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Arang yang terkejut terhadap apa yang baru saja ia katakan pada Eun Oh. Arang menangis dalam keterkejutannya, ia engga seharusnya mengatakan hal seperti itu pada Eun Oh. Semua hal yang berkaitan mengenai ibu Eun Oh adalah hal yang sangat sensitive bagi Eun Oh. Seharusnya Arang mengetahui hal itu.
Eun Oh pergi menenangkan diri. Ia berlari ke arah bukit secepat yang ia bisa seraya menahan tangis. Berharap, saat ia berlari, tangisnya terhenti. Tapi, sesampainya di atas bukit, Eun Oh bertambah geram memikirkan ibunya. Ibunya yang dengan sengaja menelantarkan Eun Oh begitu saja. Otak Eun Oh memutar kembali kehidupan masa kecilnya.
Flashback :
Eun Oh kecil meraung-raung, ia ingin bersama ibunya. Eun Oh berlari ke sebuah ruangan kecil, tempat dimana ibunya tengah menyendiri. Tapi seorang pelayan keluarga dari keluarga Ayah Eun Oh, menghentikan Eun Oh dan memaksanya untuk kembali ke kediaman ayahnya. Tangis Eun Oh sama sekali engga membuat Ibunya tersentuh. Ibu Eun Oh tetap diam mematung, tapi seorang ibu tetap saja seorang ibu. Ibu Eun Oh yang diam mematung itu, mencoba menahan tangisnya. Ibu Eun Oh membiarkan Eun Oh pergi, dan membiarkan dirinya tetap berada di ruang sempit itu.
Eun Oh kecil meraung-raung, ia ingin bersama ibunya. Eun Oh berlari ke sebuah ruangan kecil, tempat dimana ibunya tengah menyendiri. Tapi seorang pelayan keluarga dari keluarga Ayah Eun Oh, menghentikan Eun Oh dan memaksanya untuk kembali ke kediaman ayahnya. Tangis Eun Oh sama sekali engga membuat Ibunya tersentuh. Ibu Eun Oh tetap diam mematung, tapi seorang ibu tetap saja seorang ibu. Ibu Eun Oh yang diam mematung itu, mencoba menahan tangisnya. Ibu Eun Oh membiarkan Eun Oh pergi, dan membiarkan dirinya tetap berada di ruang sempit itu.
Saat Eun Oh beranjak dewasa pun, ibu Eun Oh tetap engga mempedulikan dirinya. Dan seperti yang sudah Arang singgung, semua yang Arang katakan benar. Terakhir kali Eun Oh menemui Ibunya, ia mengatakan hal-hal yang buruk dan Eun Oh membentak ibunya sendiri. Ia mengatakan bahwa memang seharusnya ia engga memiliki ibu seperti ini, ungkap Eun Oh saat itu. Dan perkataan ini membuatnya menyesal sampai saat ini.
Endflashback
Mengingat hal itu, luka di hati Eun Oh semakin perih. Ia melampiaskan amarahnya dengan memukul-mukul batang pohon. Yang membuat tangannya luka dan berdarah. Dalam kesendiriannya, Eun Oh menangis.
Arang pun menyendiri. Ia sama sekali engga melelapkan diri malam itu. Pikirannya mereka ulang apa yang Eun Oh katakan beberapa waktu yang lalu. Ia juga menyadari kesalahannya, mengatakan hal yang engga seharusnya ia katakan pada Eun Oh.
Semua orang sepertinya membiarkan larut malam pergi begitu saja tanpa ada yang terlelap, Joo Whal pun melakukan hal yang sama. Ia membiarkan dirinya tetap terjaga. Joo Whal membuat sketsa wajah Arang yang tengah menyamar menjadi pengawal, dan ia terus menerus berpikir mengenai apa yang selanjutnya ia akan lakukan?
Joo Whal membuka sebuah kotak hitam, berisi kain hitam. Joo Whal harus melakukannya, membunuh Arang untuk memenuhi permintaan Shaman tertinggi, kalau sampai Joo Whal engga melakukan hal itu, maka nyawa Joo Whal lah yang akan menjadi taruhannya.
Pagi itu, Eun Oh yang emosi sudah mereda kembali ke kediaman hakim untuk menemui Arang. Ia menghela nafas panjang sebelum memasuki ruangan. Saat membuka pintu ruangan, secara dramatis Arang membalikkan wajahnya ke arah Eun Oh. Eun Oh terkejut melihat lingkaran panda hitam tepat dibawah mata Arang.
Lingkaran panda hitam yang membekas di bawah mata Arang itu adalah akibat Arang yang engga terlelap tidur, ia engga lagi menjadi hantu dan efek dari engga tidur semalaman adalah lingkaran hitam dibawah mata seperti itu. Arang bahkan engga bisa melihat dengan jelas, karena matanya benar-benar terasa sakit karena sampai pagi itu, ia belum juga terlelap.
Mendengar hal itu, Eun Oh tertawa. Kebiasaan engga tertidur di masa-masa hantu yang dialami Arang masih juga Arang lakukan sampai saat ini, padahal saat ini ia sudah menjadi manusia. Eun Oh memasuki ruangan seraya berkata bahwa ia bukan tipe orang yang mudah untuk meminta maaf dan ia juga engga akan meminta maaf pada Arang. Arang pun sama, ia engga akan berada di pihak yang meminta maaf, lagi pula keduanya berada dalam pihak yang salah. Jadi, bagaimana kalau keduanya melupakan kejadian yang terjadi kemarin, deal, keduanya menyetujui untuk melupakan hal-hal yang dapat menyulutkan emosi mereka.
Ada jeda yang cukup lama diantara mereka, suasan bertambah canggung, tapi Eun Oh segera menyinggung mengenai jepit rambut itu. Eun Oh menjelaskan bahwa jepit rambut yang beberapa waktu lalu Arang miliki adalah jepit rambut milik ibunya. Benarkah?
Eun Oh mencoba melakukan negosiasi dengan Arang. Eun Oh akan membantu Arang, karena Arang adalah satu-satunya clue yang Eun Oh miliki agar Eun Oh dapat kembali menemukan ibunya. Dengan serius, Eun Oh menceritakan mengenai jepit rambut Arang yang ternyata merupakan jepit rambut milik Ibu Eun Oh. Mendengar fakta mengenai hal itu, jelas saja Arang terkejut. Bagaimana bisa hal itu terjadi? Apa keterkaitan ibu Eun oh dengan Arang? Arang pun sama sekali enggak mengetahui jawabannya, karena sampai saat ini ingatannya belum benar-benar pulih, tapi ingatannya malah bertambah parah. Arang yang melupakan wajah Joo Whal-tunangannya sendiri akan membuatnya dirinya berada dalam masalah.
Jadi bagaimana jepit rambut milik ibu Eun Oh ada pada Arang? Ada 3 theory yang Eun Oh ungkapkan :
1. Saat masih menjadi hantu, Arang mungkin saja tanpa sengaja memungut atau mengambil jepit rambut milik ibu Eun Oh.
2. Atau Ibu Eun Oh yang yang dengan sengaja memberikannya pada Arang, entah bagaimana caranya.
3. Yang terakhir, Arang mengambil paksa jepit rambut itu.
Entah apapun theory yang disebutkan tadi, yang terpenting adalah baik itu Eun Oh ataupun Arang, mereka harus menyatukan kekuatan untuk mengungkap semua misteri yang ada. Eun Oh membantu Arang untuk menemukan penyebab kematiannya dan sebagai balas jasa, Arang harus membantu Eun Oh untuk menemukan ibunya. Arang harus berusaha mengingat hal-hal yang terjadi di masalalu, terutama mengenai memory mengenai jepit milik ibu Eun Oh.
Bagaimana bisa seperti itu? Ingat bahwa 3 tahun yang lalu, datangnya ibu Eun Oh ke Miryang bertepatan dengan hilangnya Lee Seo Rim. Yeap, tepat 3 tahun yang lalu, peristiwa itu terjadi bersamaan. Keterkaitan keduanya diperkuat dengan adanya jepit rambut milik ibu Eun Oh yang menghubungkan antara kematian Lee Seo Rim dengan Ibu Eun Oh.
Arang mulai menyalah artikan kata "menyatukan kekuatan" yang baru saja dikatakan Eun Oh. Yang otak Arang tangkap adalah Eun Oh yang akan langsung pergi meninggalkannya bila ia sudah menemukan ibunya. Eun Oh engga akan lagi membantu Arang dan membiarkan Arang begitu saja. Inti kasarnya, bahwa Eun Oh hanya akan memanfaatkan Arang. Arang terus menerus berpikiran buruk seperti itu dan hal itu membuatnya kesal.
Eun Oh memang seperti itu, ia hanya membantu Arang karena ibunya, ungkap Eun Oh pada Arang. Jadi Arang jangan pernah mengatakan kalau dirinya dapat membaca pikiran dan sifat orang lain. Mendengar hal itu, membuat Arang kesal dan ia langsung pergi keluar dari ruangan meninggalkan Eun Oh dalam kesendirian.
Di luar ruangan, Arang bergumam, Eun Oh memang pemberani tapi sifat sombong dan angkuhnya benar-benar sudah keterlaluan. Ungkap Arang keluar dari ruangan untuk menuju ke ruang kamar milik Lee Seo Rim.
Tanpa sengaja trio ahjusshi melihat Arang dan mereka penasaran dengan sosok Arang. Kenapa ada wanita di wilayah pemerintahan seperti ini? Siapa yang mengizinkan Arang masuk? Tanya para trio Ahjusshi. Yang mengizinkan Arang masuk ke dalam wilayah kediaman hakim tentu saja hakim Kim-Kim Eun Oh.
Lagi pula, siapa yang memerlukan izin masuk, Arang akan masuk ke wilayah manapun yang ia mau tanpa izin dari siapapun, ia berhak menginjakkan kaki dimanapun sesuai dengan kemauannya. Ia menjulurukan kakinya tepat dihadapan para trio Ahjusshi, langkahnya ditentukan oleh kaki dan pemikirannya bukan diperintah oleh orang lain.
Eun Oh mengatakan pada Dol Swi bahwa ia akan tetap melanjutkan menjabat sebagai hakim di Miryang. Keputusan itu diambilnya karena ada hal yang harus Eun oh selesaikan, hal yang Dol Swi sama sekali engga mengetahuinya.
Dol Swi yang kesal menyalahkan wanita itu (refer to Arang), apa karena wanita itu, Eun Oh memutuskan untuk tetap berada di MIryang. Padahal yang sangat ingin Dol Swi lakukan adalah kembali ke desanya dan hidup tenang bersama tuannya. Eun Oh hanya menjawab, bahwa Dol Swi hanya harus menunggu beberapa saat, kalau waktunya sudah tiba, Eun Oh dan Dol Swi akan pulang ke desanya. Janji Eun Oh pada Dol Swi.
Trio Ahjusshi yang mendengar hal tersebut, mereka terkejut. Kehidupan damai mereka akan kembali seperti neraka bila Hakim Kim Eun Oh tetap berada di Miryang. Hidup mereka akan benar-benar sengsara. Ketiganya bersedih.
Ancaman terbesar bagi trio ahjusshi adalah Officer Choi. Officer Choi yang tanpa hati dapat menghukum siapapun yang ia mau. Menghukum orang lain yang engga bersalah dengan tanpa ampun, merupakan salah satu keahlian Officer Choi. Salah satu Ahjusshi melaporkan mengenai rencana Eun Oh yang akan menetap di Miryang dan melanjutkan pekerjaannya sebagai hakim. Officer Choi menyuruh ahjusshi itu untuk menyelidiki niat dari hakim Kim memerintah pemerintahan di Miryang.
Arang berpikir semalaman, ia memikirkan mengenai tawaran Eun Oh. Tawaran untuk saling membantu sama lain, atau input yang diterima oleh otak Arang adalah untuk saling "memanfaatkan" satu sama lain. Toh, keduanya akan menemukan fakta yang sebenarnya terjadi. Dan lagi pula, bagaimanapun juga, bagi Arang, Eun Oh adalah satu-satunya petunjuk yang dimilikinya untuk dapat menemukan siapa yang telah membunuhnya, Arang menyadari hal itu. Win win negotiation, right Lee Seo Rim? Karena pada akhirnya, tujuan Arang kembali hidup adalah untuk menemukan rahasia dibalik kematiannya, hanya itu, dan karena itu ia kembali ke bumi.
Arang menyetujui untuk bekerja sama dengan Eun Oh, ia menemui Eun Oh dan membuat kesepakatan bahwa mereka akan menyatukan kekuatan dan membuat semuanya berjalan dengan baik sehingga engga ada pihak yang dirugikan. Sebuah buah peach, Eun Oh berikan pada Arang sebagai tanda bahwa kesepakatan akan berjalan dengan baik.
Peach yang ditakuti oleh hantu, Peach yang dapat menjadi salah satu faktor pembunuh seorang hantu, kini Arang memakannya, dengan lahap. Ini pertama kalinya, semenjak Arang hidup, merasakan bagaimana manisnya buat peach.
Dan sebagai tanda terimakasih, karena berkat Eun Oh, Arang dapat memakan buah terkutuk bagi para hantu itu, Arang bertanya, sejak kapan Eun Oh menjadi anak yang manja pada ibunya seperti itu. Dari awal bertemu Arang, Eun Oh selalu saja merengek-rengek tentang ibunya, Eun Oh memang tipical anak mamih, ujar Arang. Eun Oh yang mendengar hal itu kesal, tapi memang harus bagaimana lagi, Eun Oh memang seperti itu ;p
Malam itu, tepat dibawah sinar bulan purnama. Joo Whal menemui Shaman tertinggi yang engga lain adalah ibu Eun Oh (possessed!!? Possibility. ) Sebuah pisau khusus yang telah dimantrai oleh Shaman tertinggi diletakkan tepat di depan Joo Whal. Sementara Shaman tertinggi menghilang secara gaib, pintu ruangan itu tertutup dengan sendirinya.
Pisau yang kini ada di hadapan Joo Whal itu merupakan sebuah pertanda bahwa inilah saatnya bagi Joo Whal untuk melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Membunuh seorang wanita muda yang memiliki hati yang murni.
Pisau yang kini ada di hadapan Joo Whal itu merupakan sebuah pertanda bahwa inilah saatnya bagi Joo Whal untuk melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Membunuh seorang wanita muda yang memiliki hati yang murni.
Langit malam berpurnama menerangi langkah Joo Whal untuk membunuh Arang. Dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian hitam, ia menyelinap masuk ke dalam kediaman hakim. Joo Whal perlahan dan dengan hati-hati membuka pintu kamar Arang (key?!! Kenapa itu pintu kagak dikunci?!! kenapa?!). Arang yang tengah tertidur pulas, sama sekali engga terusik oleh kedatangan Joo Whal.
Dalam gelap Joo Whal menyiapkan pisaunya, pisau itu berada di udara, Joo Whal siap menghunus Arang tepat di bagian jantungnya. Mata nanar Joo Whal menyiratkan keengganan, tapi sepertinya nyawanya adalah segalanya. Bila ia engga membunuh Arang saat ini juga, maka ia yang nantinya akan dibunuh oleh Shaman tertinggi.
Hampir saja pisau itu terhunus di jantung Arang, tapi Arang yang mengigau membuat Joo Whal mengurungkan niatnya dalam sesaat. Tapi, beberapa detik kemudian. Pisau itu, menghunus jantung Arang. Tepat dibagian jantungnya. Hunusan pedangn itu membuat Arang merintih kesakitan.
Dan rintihannya itu terdengar samar-samar oleh Eun Oh. Tepat saat pisau dihunuskan, rintihan itu membuat Eun Oh membalikkan badannya dan menaruh curiga.
Dan rintihannya itu terdengar samar-samar oleh Eun Oh. Tepat saat pisau dihunuskan, rintihan itu membuat Eun Oh membalikkan badannya dan menaruh curiga.
Sebelum kehilangan kesadarannya, Arang melihat Joo Whal dalam jubah hitam itu, dan Arang sama sekali engga mengenalinya. Sesaat setelah Arang kehilangan kesadaran, Joo Whal terburu-buru menempelkan kertas kuning bermantra pada Arang tepat di bagian leher sebelah kanan. Kulit Arang menerima kertas mantra kuning itu, kertas itu melebur dan tulisan china yang terdapat di kertas mantera itu tiba-tiba bersinar, bersamaan dengan lenyapnya kertas kuning.
Merasakan firasat buruk, Eun oh terburu-buru mengecek keberadaan Arang di dalam kamarnya, dan benar saja, Arang menghilang dan yang hanya Eun Oh dapat temukan adalah darah bekas tusukan pisau di jantung Arang. Panik, Eun Oh berlari dengan cepat mencoba mengejar kepergian Arang dengan mengikuti jejak tetesan darah milik Arang.
Tapi Eun Oh gagal mengejar kepergian Arang karena Joo Whal sudah membawanya ke tempat terpencil, ke sebuah gubuk tua yang berada di pedalaman hutan angker yang ditakuti warga. Joo Whal menaruh tubuh Arang di sebuah meja besar dan ia mengira bahwa Arang sudah mati.
Joo Whal meninggalkan tubuh Arang, untuk menyambut kehadiran saman tertinggi yang engga lain adalah ibu Eun Oh. Ibu Eun Oh merupakan shaman tertinggi yang memerlukan jiwa murni dari seorang gadis polos, untuk memperpanjang hidupnya dan menguatkan kekuatan magic hitamnya, di setiap bulan purnama, Ibu Eun Oh harus memakan jiwa-jiwa dari tubuh seorang gadis polos. Dan saat ini, yang dijadikan tumbah oleh Joo Whal adalah Arang.
Tapi, siapa yang menyangka kalau tubuh Arang menghilang. Joo Whal mendapat tatapan menyeramkan dari Shaman tertinggi, karena ia telah kehilangan Arang. Arang menghilang?
Arang engga menghilang, tapi ia melarikan diri? Siapa yang menyangka bila seseorang yang hidup dari kematian memiliki jantung di sebelah kanan bukan sebelah kiri. Oleh karena itu, Arang masih bisa bertahan hidup. Jantungnya masih berdetak dan saat itu juga ia melarikan diri.
Eun Oh berhasil menemukan Arang dan sesegera mungkin membawa Arang kembali ke kediamannya.
Joo Whal mendapat tamparan menyakitkan dari Shaman tertinggi, karena ia gagal memberikan jiwa murni di bulan purnama saat itu.
Pagi harinya, Eun Oh dan Dol Swi pergi menyusuri pegunungan angker yang ditakuti warga untuk menemukan sesuatu yang dapat menjawab semua pertanyaan mengenai kejadian semalam yang terjadi pada Arang.
Tapi, apa yang malah Eun Oh temukan? Jepit rambut milik ibunya yang berada di dalam sebuah gubuk, gubuk tempat dimana Arang akan dijadikan tumbal semalam.
Bersambung.. Sinopsis Arang and the Magistrate episode 6.
Bersambung.. Sinopsis Arang and the Magistrate episode 6.