Translate this Article...
Kitab suci merupakan suatu pedoman agama bagi para pengikut suatu agama. Tanpa kitab suci, sulit bagi kita untuk mengetahui kebenaran ajaran suatu agama. Kitab suci suatu agama adalah kitab yang berisikan ajaran moral yang dapat dijadikan pandangan hidup bagi para pengikutnya.
Untuk mengetahui ajaran suatu agama, kita dapat melihat dari kitab – kitab yang dimilikinya, karena tanpa adanya kitab, sulit bagi kita untuk mengetahui apa sebenarnya yang terkandung dalam agama yang mereka anut, tidak hanya itu, kitab suci juga dapat dijadikan bahan dalam membandingkan ajaran suatu agama dengan yang lainnya. Begitu juga dengan agama Khonghucu, agama ini juga memiliki kitab suci. Kitab – kitab yang dianggap suci dan dijadikan pedoman bagi kehidupan beragama umat Khonghucu adalah “Su Si” (kitab yang empat atau kumpulan dari empat buah kitab) dan Wu Cing atau Ngo King (lima Kitab) dan Hau King.
SU SI / Shi Su / EMPAT BUKU.
Kitab Su Si/ Shi Su Adalah Kitab Suci yang langsung bersumber pada Nabi Khongcu hingga Bingcu. Merupakan Kitab Suci yang pokok dalam Ji Kau.
Kitab Suci ini terhimpun dan terbukukan dari Nabi Khongcu oleh para penerusnya. Terdiri dari :
Untuk mengetahui ajaran suatu agama, kita dapat melihat dari kitab – kitab yang dimilikinya, karena tanpa adanya kitab, sulit bagi kita untuk mengetahui apa sebenarnya yang terkandung dalam agama yang mereka anut, tidak hanya itu, kitab suci juga dapat dijadikan bahan dalam membandingkan ajaran suatu agama dengan yang lainnya. Begitu juga dengan agama Khonghucu, agama ini juga memiliki kitab suci. Kitab – kitab yang dianggap suci dan dijadikan pedoman bagi kehidupan beragama umat Khonghucu adalah “Su Si” (kitab yang empat atau kumpulan dari empat buah kitab) dan Wu Cing atau Ngo King (lima Kitab) dan Hau King.
SU SI / Shi Su / EMPAT BUKU.
Kitab Su Si/ Shi Su Adalah Kitab Suci yang langsung bersumber pada Nabi Khongcu hingga Bingcu. Merupakan Kitab Suci yang pokok dalam Ji Kau.
Kitab Suci ini terhimpun dan terbukukan dari Nabi Khongcu oleh para penerusnya. Terdiri dari :
- KITAB THAI HAK / Da Xue / Kitab Ajaran Besar.
Ditulis oleh Cingcu / Zheng Zi atau Cham / Can alias Cu I / Zi Xing, murid Nabi Khongcu dari angkatan muda.
Terdiri dari 1 Bab utama 10 Bab uraian, 1753 huruf + 134 / V.Merupakan Kitab Tuntunan panduan pembinaan diri yang berisi tentang etika dalam kehidupan keluarga, masyarakat, Negara dan dunia.
Dalam kata pengantar kitab Thai hak tersebut dikatakan bahwa Thai Hak ini adalah kitab warisan mulia kaum Khong yang merupakan ajaran permulaan untuk memasuki pintu gerbang kebajikan. Dengan mempelajari kitab Thai Hak ini dapat diketahui cara belajar orang zaman dahulu. Siapa yang akan mempelajari kitab – kitab lainnya seperti Lun Yu atau Lun Gi (sabda suci), Tiong Yong atau Zhong Yong (tengah sempurna), dan Bingcu atau Mencius, dapat mulai dengan mempelajari kitab Thai Hak ini.
Terdiri dari 1 Bab utama 10 Bab uraian, 1753 huruf + 134 / V.Merupakan Kitab Tuntunan panduan pembinaan diri yang berisi tentang etika dalam kehidupan keluarga, masyarakat, Negara dan dunia.
Dalam kata pengantar kitab Thai hak tersebut dikatakan bahwa Thai Hak ini adalah kitab warisan mulia kaum Khong yang merupakan ajaran permulaan untuk memasuki pintu gerbang kebajikan. Dengan mempelajari kitab Thai Hak ini dapat diketahui cara belajar orang zaman dahulu. Siapa yang akan mempelajari kitab – kitab lainnya seperti Lun Yu atau Lun Gi (sabda suci), Tiong Yong atau Zhong Yong (tengah sempurna), dan Bingcu atau Mencius, dapat mulai dengan mempelajari kitab Thai Hak ini.
- KITAB TIONG YONG / Zhong Yong / Kitab Tengah Sempurna.
Ditulis oleh Cu Su / Zi Shi alias Khong Khiep, cucu Nabi Khongcu.yang kemudian disusun lagi oleh Zi Hi.Terdiri dari satu Bab utama 32 Bab uraian, 3.568 huruf.Merupakan Kitab Keimanan bagi Umat Ji.
Kitab Tiong Yong ini berarti tengah sempurna. “tangah” diartikan “tepat sasaran”, ditambahkan lagi bahwa “tengah” itu “jalan yang lurus di dunia” dan “sempurna” adalah “hukm tetap dunia”. Dapat juga dikatakan bahwa “tengah sempurna” itu adalah berbuat sesuai dengan hukum alam.
Kitab Tiong Yong ini berarti tengah sempurna. “tangah” diartikan “tepat sasaran”, ditambahkan lagi bahwa “tengah” itu “jalan yang lurus di dunia” dan “sempurna” adalah “hukm tetap dunia”. Dapat juga dikatakan bahwa “tengah sempurna” itu adalah berbuat sesuai dengan hukum alam.
Disamping membicarakan mengenai Tiong Yong itu sendiri, kitab ini juga membicarakan tentang arti agama, Thian (Tuhan Yang Maha Esa), susilawan (Kuncu), Tuhan dan manusia yang susila (kuncu), serta membicarakan mengenai keperwiraan , ajaran – ajaran etika, keimanan, jalan suci Tuhan Ynag Maha Esa, dan hukum – hukum yang ada dalam alam ini.
- KITAB LUN GI / Lun Yu / Kitab Sabda Suci.
Merupakan kumpulan perkataan Khonghucu, yang disusun para pengikutnya setelah Khonghucu wafat. Kitab ini ada tiga macam, yaitu versi Naskah Kuno, versi Shi’I, dan versi Lu. Yang kebanyakan dipakai sekarang adalah versi Lu. Antara ketiga versi itu berbeda-beda.
Secara umum kitab ini berisi tentang Hak Ji (belajar), Wi Cung (pemerintahan), Pat Let (tarian/ seni), Li Jien (cinta kasih), nama – nama orang, Hiang Tong (kampong), dan lain- lain.
Secara khusus Lun Yu berisikan hal – hal yang berhubungan dengan pembicaraan dan nasehat yang diberikan oleh Khonghucu yang berkaitan dengan kondisi masa itu.
- KITAB BINGCU / Mencius / Kitab Bingcu.
Sebagian ditulis Bingcu sendiri, sebagian merupakan catatan Ban Ciang / Wan Zhang dan Khongsun Thio / Gong Sunchou, murid-muridnya terdiri dari 7 Bab, masing-masing A dan B, 35.377 huruf.
Adalah kumpulan tulisan yang mencatat percakapan Bingcu dalam menjalankan kehidupan masa itu dengan menegakkan ajaran – ajran Khonghucu. Pendirian Bing Cu adalah mengungkapkan cinta kasih dan kebenaran, menebarkan jalan suci, kebajikan, dan mengakui Tuhan Ynang Maha Esa (Thian).
.
Adalah kumpulan tulisan yang mencatat percakapan Bingcu dalam menjalankan kehidupan masa itu dengan menegakkan ajaran – ajran Khonghucu. Pendirian Bing Cu adalah mengungkapkan cinta kasih dan kebenaran, menebarkan jalan suci, kebajikan, dan mengakui Tuhan Ynang Maha Esa (Thian).
.
.