Translate this Article...
"Untuk semua pencapaian, untuk saat ini dan nanti. Semua pencapaian yang harus dirakit dari usaha yang penuh peluh, bukan hanya melipat tangan kemudian berharap semuanya akan tersulap menjadi sempurna. Path yang harus kau raih dari apapun dreamy thingy-thing itu harus berujung pada kebahagiaan, bukan ambisi semata. Kau tau, Kebahagiaan itu tak akan habis bila dibagi, diberikan dan diperuntukkan bagi mereka yang memerlukan. Kebahagiaan yang dinikmati hanya untuk hidupnya sendiri, akan menguap dengan cepat tanpa hitungan detik."
[Queen Bee Series] ??? (Symptoms) :
DON'T RE-UPLOAD/ COPY PASTE
DILARANG UNTUK DI COPY PASTE. DI-LA-RANG!!
Aku yang ringkih, sayap-sayapku patah. Hey, seorang ballerina itu harus memiliki kaki yang tangguh. Aku? Kakiku? Tidak sama seperti kala itu, aku tidak bisa lagi melakukan 32 putaran Fouett�s, atau sekedar berputar sederhana. Sulit. Tapi, kalau kau mengatakan aku beruntung. Aku memang beruntung. Seseorang meminjamkan separuh sayapnya untukku bernaung, merajut mimpi. Aku memang tidak bisa lagi melakukan tarian ballet selincah dulu, tapi seluruh teori per-balet-an sudah mendarah daging. Berkat dia, aku memiliki kelas mengajarku sendiri. Aku menjadi instruktur balet di salah satu akademi balet terbesar di kota ini. Guess what. Berkat ide gila pria ini, aku berhasil meyakinkan pemiliki akademi untuk menyelenggarakan satu pertunjukkan seni. Aaaaannnddd� Berhasil! Akademi balet kami akan mengadakan satu pertunjukkan tahunan �Ballerina Aqua Pearl Swan Show�.
And we...
Psst..
We are dating now..
�Jessica.
Kaca mata hitam, hoodie besar yang menutup seluruh bagian kepala dan celana pendek berloreng-loreng hitam. Onew sudah tampak seperti mafia, hanya saja celana loreng pendeknya yang sedikit mengaburkan efek �kejam�. Pipi kanan Onew mengembung karena lollipop ke-tiga yang diemutnya sejak 45 menit yang lalu.
�Wel-co-me Ho-me Lee-Tae-Min.� Onew mengeja tulisan tangannya sendiri di secarik kertas hvs. Spidolnya meninggalkan bekas hitam pudar di jemari, saat menggosok-gosok hidung, pudaran tinta hitam spidol itu pun menyisakan tempat di ujung hidungnya, dan Onew tak terlalu peduli tentang hal itu.
Onew kembali mengecek jamnya, sudah hampir senja tapi orang yang ditunggunya tak kunjung datang. Sebuah lagu yang berkelebat di otaknya, langsung ia dendangkan dengan gemingan. Punggungnya yang sudah lumayan terasa ngilu, ia sadarkan di kursi yang berjajar di ruang tunggu bandara.
�ONEW..� suara nyaring dari kejauhan membuat Onew kembali mengangkat punggungnya. Kertas yang baru saja ditulisnya, ia lambai-lambaikan untuk menyambut kedatangan seorang perempuan berambut strawberry blonde yang juntaiannya terbawa angin saat berlari-lari kecil menghampiri Onew.
�Sorry.� Ucap Jessica nada penuh penyesalan. Rambutnya, jatuh terurai di atas kulit putih lembutnya yang terbalut Hi Low Dress. Tubuh ramping itu semakin meninggi karena Bettis Heels yang digunakannya. Ia dandan habis-habisan hari ini, airliner yang menutupi sisi mata berlensa hijaunya terlihat sangat tebal, bibir manisnya ia kuaskan dengan lipstick berwarna nude.
�It�s okay.� Onew tersenyum seraya memindah-mindahkan lollipop cokelat dari dinding pipi sebelah kanan lalu ke sebelah kiri.
�Ayo cepat.� Jessica menyuruh Onew untuk segera bergegas, karena pesawat yang mereka tunggu-tunggu akan segera tiba. �Hurry..� ulangnya lagi, saat melihat Onew yang enggan untuk berdiri dari duduknya.
�Kita beli ice cream dulu.� Onew berjalan begitu saja tanpa meminta persetujuan perempuan itu. Langkah santainya diikuti oleh erangan lembut dari perempuan yang bergegas berlarian kecil membuntuti Onew.
Ice cream rasa vanilla sudah menggantikan tahta lollipop di lidah Onew. Dia dan Jessica pun sudah menunggu di barisan para penunggu. Walaupun sibuk mejilati ice creamnya, tangan kanan Onew tetap terangkat tinggi-tinggi agar kertas bertuliskan Lee Taemin-nya itu terlihat. Dari sudut matanya, Onew memperhatikan Jeesica yang menjungkat-jungkitkan kepala, khawatir orang yang ditunggunya tak berhasil melihat keberadaannya.
�Where the heck is he??�
�Sebentar lagi juga datang.� Onew menjilati lumeran ice creamnya.
�ITU!� pekik Jessica.
Pekikan Victoria membuat Onew semakin waspada, ia memandang ke arah yang ditunjuk oleh Jessica. Setelah mengunyah paksa gigitan ice cream terakhirnya, Onew berseru, �TAEMIN!!!!!�
�TAEMIN.� Jessica ikut menyatukan suara dengan Onew.
Salah satu pria berkaca mata hitam, memalingkan wajahnya ke asal suara yang terdengar sangat familiar baginya. Bibir tipisnya ia lengkungkan menghamburkan kerinduan, saat melihat namanya ditulis besar-besar dengan font yang terlihat aneh di secarik kertas yang dijunjung-junjung oleh Onew. Ia melambaikan tangan sebelah kanannya yang bebas tanpa beban. Plaid-detail Toggle Jacket yang membalut tubuh tingginya membuat pria ini semakin bersinar. Pria tampan ini adalah Lee Taemin. Instruktur balet�sekaligus sepupu Onew� yang didatangkan langsung dari Eropa.
Mendatangkan instruktur balet profesional ini tidak gratis. Jessica harus memohon agar Onew mau mendatangkan sepupunya itu. Sampai pada akhirnya, Onew setuju karena ia akan mendapat imbalan yang setimpal.
***
�Jadi imbalannya mau apa?� Jessica mengerutkan kening, menatap dengan ancaman agar Onew tidak meminta hal yang aneh.�Aku ingin melihat gugusan bintang scorpio. Atau Orion?� Onew teringat sesuatu, sebuah tempat tepat untuk melihat kerlipan gugusan bintang di langit. Tempat itu harus tinggi, jauh dari lampu-lampu, agar dengan mudah dapat menatap gugusan bintang dengan hanya menggunakan mata telanjang.
�Punya telescopenya?� Jessica mulai penuh dengan keraguan. Mereka tidak harus membeli telecope dulu kan sebelum melihat gugusan bintang itu?
�Telescope? Sejenis makanan?� Onew terkekeh lalu menggeleng.
�Lalu?�
�Tanpa telescope.� Jawab Onew dengan pasti.
Jessica merengut, �Mau naik gunung dulu? Atau naik atap gedung paling atas lantai rumah sakit?�
Onew meringis, memperlihatkan gigi-gigi kecilnya. �Nah! 85� LU dan 75� LS. Tepat. Ke sekolah, liat bintang.�
�Wait.. Whaaaaat?!!�
***
Jessica dan Onew mengendap-endap memasuki gedung sekolah. Setelah berhasil melewati gerbang yang ternyata tak terkunci, mereka segera memasuki pelataran gedung kelas 3 tanpa sepengetahuan Mr. Ward�sang juru kunci sekolah yang tengah tertidur di ruang satpam dengan tevelisi yang masih menyala. Sebisa mungkin suara langkah mereka harus lebih senyap dibandingkan beberapa suara-suara aneh yang mendampingi malam. Bahkan mereka merendahkan desahan nafas seolah-olah mereka akan menemukan ranjau yang tanpa sengaja terinjak.Harapan agar pintu lantai di bagian paling atas gedung ini tak terkunci semakin membuat keduanya tergesa-gesa namun tetap memperhatikan frekuensi langkah mereka masing-masing. Jessica selalu berada di belakang Onew, menunggu aba-aba saat mereka harus melewati koridor lantai 1 yang disisi sudut bagian atapnya terpasang cctv yang berputar mengikuti arah jarum jam. Menghindari cctv harus dilakukan dengan mengikuti gerakan cctv itu sendiri, searah jarum jam. Saat cctv tak lagi menyoroti sebagian koridor, tempat itulah yang Jessica dan Onew incar.
Cctv berhasil mereka lalui, kedua nafas mereka memburu karena harus dengan cepat berlari ke ujung koridor dan mencapai tangga sebelum cctv kembali berputar dan menyoroti tempat mereka berlari. Semua ucapan berubah menjadi bisikan, tak boleh ada suara keras bila tak ingin membangunkan Mr. Ward, atau� penghuni lain dari gedung kelas 3 itu.
�Onew.. Tunggu.� Jessica berbisik seraya bergidik, seperti ada yang memperhatikan langkahnya. Belum lagi, gelapnya ruangan yang harus dilewati semakin membuatnya putus asa untuk dapat kembali dengan hidup-hidup dari sekolah ini.
�Tenang saja, kita akan keluar hidup-hidup dari gedung sekolah ini.� Jawabnya pasti dengan masih dalam volume berbisik.
�Onew.. Jangan buru-buru.� Jessica selalu merasa tertinggal, padahal jaraknya dengan jarak Onew hanya berbeda beberapa centimeter tapi Jessica selalu merasa jauh. Ia sangat takut.
Derapan langkah kaki terdengar, satu demi satu anak tangga menuju lantai paling atas gedung mereka tanjaki. Sebuah suara seperti benda jatuh�entah di bagian ruangan mana�membuat Jessica terlonjak kaget hingga melompati 3 anak tangga sekaligus.
Mereka berjalan dengan saling bergenggaman. Jessica terus menerus merutuk dirinya, menyesal mengapa harus menyetujui permintaan Onew. Di lantai bagian atas terdapat sebuah pintu pemisah antara lantai paling atas gedung dengan anak tangga yang menghubungkannya.
Onew mencoba membuka pintu itu, dan beruntungnya, tak terkunci. Jessica segera berlari menghambur melewati pintu, menuju ke sisi gedung. Ia menghirup udara malam dalam-dalam, seraya merapatkan sweater milik Onew yang melindunginya dari dingin. �Akhirnya� Onew liat!! Orion!!� Seru Jessica.
Onew berjalan menghampiri Jessica, ia tersenyum seraya menatap ke arah pandang yang ditunjuk Jessica. �Each of us is a tiny being, permitted to ride on th��� Onew mencoba menahan batuknya hingga kata-katanya terhenti.
Belum sempat Onew melanjutkan kembali kata-katanya itu�seperti mantra�Jessica melengkapinya. �The outermost skin of one of the smaller planets for a few dozen trips around the local star.� Jessica sangat mengenal sepotong kata-kata mutiara yang baru saja Onew ucapkan.
�Carl Sagan.� Ujar Jessica dan Onew bersamaan. Senyum mereka merekah cantik, secantik gugusan bintang itu.
Onew membiarkan Jessica menikmati keindahan langit, sementara dirinya melepaskan syalnya. Ia mengeluarkan sejuntai kalung dari lingkaran kepalanya, kemudian memakai syalnya kembali. Onew menggenggam tangan Jessica, tangannya yang dingin dan beku dicairkan oleh tangan Jessica yang lebih hangat. Sangat menggenggam tangan itu, ia menaruh juntaian kalung panjang dengan liontion berbentuk S miliknya.
�For luck.� Ujar Onew menatap wajah Jessica yang penuh dengan keterkejutan.
Tak ada kembang api besar di langit yang meletup-letup cantik, hanya terjadi di hati Jessica. Ia perlahan membuka genggaman tangannya, di dapatinya sebuah kalung dengan juntain panjang berliontin S. Entah apa arti dari kata For Luck yang dilontarkan Onew. Bila seseorang memberikan sesuatu yang sangat berharga pada orang lain, sama artinya dengan orang itu menitipkan jiwanya pada orang tersebut.
�Untuk semua pencapaian, untuk saat ini dan nanti. Semua pencapaian yang harus dirakit dari usaha yang penuh peluh, bukan hanya melipat tangan kemudian berharap semuanya akan tersulap menjadi sempurna.� Onew tersenyum lembut. �Kau tau, dalam mitologi Yunani kuno ada seorang Dewi bulan yang bernama Selene. Now, for me, you are the Selene.�
Path yang harus kau raih dari apapun dreamy thingy-thing itu harus berujung pada kebahagiaan, bukan ambisi semata. Kau tau, Kebahagiaan itu tak akan habis bila dibagi, diberikan dan diperuntukkan bagi mereka yang memerlukan. Kebahagiaan yang dinikmati hanya untuk hidupnya sendiri, akan menguap dengan cepat tanpa hitungan detik. Kebahagiaanku? Dapat berbagi sayap dengannya.***
June 23th of 2013
Hmmpfft..
I kissed her
�Onew
THANK YOU SO MUCH FOR BEING ONEW, LEE JINKI
THANK YOU..
I LOVE YOU