Translate this Article...
Tan dianggap berbahaya, dia dibuang pemerintah kolonial Belanda. Dia dibuang ke negeri Belanda. Dari sana dia berkeliling dunia. Menggelorakan perlawanan pada imperialisme. Setelah Indonesia merdeka, Tan tak mau Belanda atau Inggris, atau negara mana pun menjajah Indonesia kembali. Dia berduet dengan Jenderal Soedirman menggelorakan perlawanan.
Tan ditembak mati tentara Indonesia 21 Februari 1949. Dia lalu dijadikan pahlawan nasional. Tapi nama Tan Malaka seolah tenggelam. Meski pernah menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia, Tan Malaka justru tidak disukai oleh elite partai tersebut.
Sebabnya, Tan Malaka tak mendukung pemberontakan PKI 1926-1927. Tan Malaka juga lepas hubungan dengan Moskow karena dia kecewa atas sikap Stalin yang dinilainya pragmatis dan mengambil keuntungan dari pemberontakan yang berujung gagal itu.
Saking tak sukanya, Muso bahkan sempat berucap akan menggantung Tan Malaka jika bertemu.
Sumber : Tenaga Sosial Site