Translate this Article...
Pada penggalian pertama, para arkeolog menemukan dua potongan batu giok berbentuk seekor naga. Giok naga ini diukir secara halus, berwarna hijau transparan. Penemuan pertama ini, menurut para arkeolog sangat berharga. Dari bukti itu terlihat peradaban ribuan tahun silam memang sudah mengenal budaya ukiran yang sangat halus dan tak kalah indah dengan hasil pahatan zaman sekarang
Penggalian hingga tahun 2003 itu melibatkan puluhan arkeolog dari Research Institute of Lioning Province, dan telah menyelesaikan pekerjaan pada 16 situs. Mereka mengaduk-aduk situs pada areal 1.576 meter persegi. Menggali enam kuburan kuno yang diduga adalah kuburan para pimpinan masa itu.
Dari hasil penggalian itu, ditemukan 479 potong bukti-bukti yang mengarah tentang keberadaan ular naga, dalam bentuk fosil rahang dan bagian tubuh lainnya yang diduga merupakan bagian tubuh dari seekor ular besar. Termasuk tiga potong patung naga yang terbuat dari batu giok halus, yang ditemukan dari kuburan kuno. Konon temuan giok patung naga itu, hampir sama dengan temuan hasil ekskavasi di Desa Sanxingtala pada tahun 1970. Desa ini masuk dalam wilayah Kota Cipeng di Monggolia Dalam.
Penemuan lainnya terjadi di Provinsi di dekat sebuah desa di Fuyuan, China baratdaya pada tanggal 22 Januari 2007. Penduduk setempat menemukan fosil naga berukuran kecil yang telah melekat pada lempengan batu di dalam sebuah gua di atas sebuah bukit.
Para petani di desa itu telah melakukan penggalian fosil sejak tahun 2000 untuk mencari “sisa-sisa” dari legenda naga karena terinspirasi oleh penemuan naga yang dipamerkan di Guizhou. Para petani melakukan itu untuk menambah penghasilan dengan menjual fosil tersebut kepada para peneliti.
Sumber : Blog Tenaga Sosial