Translate this Article...
Menurut Nourouzzaman Shiddiqi, periodesasi Sejarah Islam dapat disusun sebagai berikut :
Periode ini yakni sejak kelahiran Nabi Muhammad saw. sampai didudukinya Baghdad oleh Hulako Khan. Yang menjadi ciri bagi periode ini, dengan mengabaikan adanya dinasti-dinasti yang tumbuh dan tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala Negara (Khalifah) tetap dijabat oleh seorang dan dianggap sebagai pimpinan tertinggi negara walaupun hanya sekedar simbul. Dinasti Umayah barat walaupun tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Abbasiyah namun mereka tidak pernah mengklaim diri sebagai khalifah.
PERIODE PERTENGAHAN
(DARI JATUHNYA BAGHDAD SAMPAI KE PENGHUJUNG ABAD KE TUJUH BELAS)
Ciri periode ini ialah bahwa tanpa menghilangkan kenyataan adanya dinasti Umayah di Andalusia, wilayah Islam lainnya telah terpecah berada di bawah tiga kekuasaan yang saling bermusuhan. Satu kekuasaan berada di Andalusia yang dipegang Dinati Usmaniyah, satu lagi berada di Mesir yang dipegang oleh Dinasti mamluk, dan yang ketiga kekuasaan yang dipegang oleh Dinasti Ilkhan dari Mongol yang berkuasa di Persia. Jika dihitung kekuasaan yang ada di Andalusia dan dinasti-dinasti kecil lainnya dapatlah dikatakan bahwa ciri periode ini ialah terpecah belahnya wilayah-wilayah yang dahulu berada di bawah satu kekuasaan.
PERIODE MODERN (MULAI ABAD KE DELAPAN BELAS)
Ciri periode ini ialah seluruh wilayah kekuasaan Islam, baik langsung ataupun tidak langsung telah berada di bawah cengkeraman kuku penjajahan Barat, sampai kemudian setelah Perang Dunia Kedua kembali memperoleh kemerdekaannya. Dalam periode ini umat Islam berkenalan langsung dengan kebudayaan Barat. Perkenalan dengan kebudayaan Barat ini khususnya dalam bidang kebudayaan dan teknologi telah menggugah kembali semangat untuk menggelorakan kembali api Islam yang seakan-akan telah padam itu.
Di samping itu dalam periode ini pula bangkitnya semangat nasionalisme pada bangsa-bangsa yang terjajah. Patut dicatat bahwa wilayah Islam itu tidaklah dijajah oleh hanya satu bangsa Barat saja. Hampir semua bangsa barat saling berebutan untuk menjajah Timur, yang terakus di antaranya ialah Inggris dan Perancis, di samping yang agak kurang beruntung dalam memenuhi nafsunya ialah Jerman dan Itali, dengan tidak melupakan Belanda yang telah menjajah Indonesia.
Di samping itu dalam periode ini pula bangkitnya semangat nasionalisme pada bangsa-bangsa yang terjajah. Patut dicatat bahwa wilayah Islam itu tidaklah dijajah oleh hanya satu bangsa Barat saja. Hampir semua bangsa barat saling berebutan untuk menjajah Timur, yang terakus di antaranya ialah Inggris dan Perancis, di samping yang agak kurang beruntung dalam memenuhi nafsunya ialah Jerman dan Itali, dengan tidak melupakan Belanda yang telah menjajah Indonesia.
Dengan demikian wilayah Islam itu terpecah-pecah berada di bawah kekuasaan beberapa bangsa Barat yang juga saling bermusuhan. Maka dapatlah dipahami mengapa wilayah yang berpenduduk orang-orang Arab bisa terpecah-pecah dalma beberapa nasionalis, yang berakhir dengan lahirnya kebangsaan Arab Saudi, Yaman, Oman, Emirat Arab, Kuwait, Iraq, Yordania, Libanon, Syiria, Turki, Mesir, Sudan, Lybia, Aljazair, Maroko, dan lain-lain .