Sinopsis The Suspicious Housekeeper Episode 6 part 2

Translate this Article...


Sinopsis The Suspicious Housekeeper Episode 6 part 2





Eun Han-Gyeol dicegat oleh beberapa orang penggemar perempuan dari Choi Soo Hyuk. Mereka mengancam banyak hal pada Eun Han-Gyeol. Fangirling itu bakal memberikan kekuatan super untuk melakukan apapun demi menjaga sang Oppa.



Mereka menjambak rambut Eun Han-Gyeol, saat salah satu anggota geng hendak menampar Eun Han-Gyeol, Woo Jae datang menyelamatkan. Ia mengancam dengan menggunakan pemukul baseball.


Eun Han-Gyeol  tersenyum melihat kedatangan Woo Jae. "Seperti itu, tersenyumlah, lebih baik." ungkap Woo Jae saat menangkap senyuman di wajah Eun Han-Gyeol. "Jadi, bukan Oppa yang menyebarkan rumor itu?" tanya Eun Han-Gyeol sekali lagi, untuk memastikan bahwa tindakan brutalnya beberapa waktu lalu itu adalah salah. "Kau masih juga mengira bahwa rumor itu aku yang sebarkan?" Woo Jae menimpali dengan pertanyaan lagi.


Kakek menyebar mata-mata untuk mencari tahu kenapa Ayah meninggalkan rumah, apa Ayah benar-benar memiliki hubungan khusus dengan Park Bok-Nyeo. Informasi yang di dapat kakek tentang Ayah hanya sebatas, Ayah pergi meninggalkan rumah, meninggalkan anak-anak dan hidup di hotel selama beberapa hari belakangan ini. Juga, Ayah sudah di pindahkan ke posisi yang lebih rendah dari sebelumnya.


Kakek berkoar, "Apa yang terjadi?! Apa ia menyelundupkan uang?" tanya Kakek. Asisten Kakek tidak memberikan penjelasan lengkap, karena perusahaan tempat Ayah bekerja menyuruh semua orang untuk menutup mulut mereka. Tak ada seorang pun yang boleh membicarakan permasalahan hubungan Ayah dengan Yong Song Hwa. Untuk mengetahui lebih jelas, kakek menelpon Eun Han-Gyeol, ia menyuruhnya untuk datang ke rumah. Berbicara empat mata dengan kakek.



Bibi khawatir hal buruk akan terjadi pada Eun Han-Gyeol, ucapan kakek akan terlalu menyakitkan bila bibi tidak segera bertindak. Tapi Eun Han-Gyeol merasa baik-baik saja, ia siap untuk menjawab semua pertanyaan yang kakek lontarkan. "Apa kau akan menceritakan semuanya pada nya?" tanya Bibi. "Euhm." jawab Eun Han-Gyeol singkat. "Benarkah? Tentang kakakku yang meninggal karena bunuh diri juga kau akan beritahukan pada nya?" tanya Bibi lagi dengan cemas. Kalau kakek tau segala permasalahan yang terjadi, entah bencana apa lagi yang akan datang. Eun Han-Gyeol kembali mengangguk.


Kakek datang dan segera mengusir bibi, ia membutuhkan kejujuran dari Eun Han-Gyeol. Tidak boleh direcoki oleh bibi sekalipun. Kakek mengomentari pakaian Eun Han Gyeol, "Kau kira itu pakaian anak sekolah?" tunjuk kakek pada rok mini yang digunakan Eun Han-Gyeol. Eun Han-Gyeol tak berkata apa-apa, ia diam. "Katakan hal yang sebenarnya terjadi?!" kata kakek dengan ketus. "Apa Ayahmu pergi meninggalkan rumah?! Apa tidak ada yang bisa kau katakan?!" bentak kakek dengan kesal karena Eun Han-Gyeol tetap menutup mulutnya.


"Lihat. Lihat dirimu. Apa kau memiliki tabiat seperti Ayahmu juga? Bagaimana kau bisa bertanggung jawab menjadi kakak tertua dalam keluarga Gyeol bila kau tidak bisa melakukan yang terbaik." Ucapan kakek ini mulai menyudutkan Eun Han-Gyeol. "Apa kau bersyukur menjadi anak dari ayahmu? Kau hanya seorang gadis yang meninggikan rok mu dan bergaul bebas dengan banyak lelaki. Kau sangat mirip sekali dengannya,"



Disamakan dengan perbuatan Ayahnya, sungguh sangat menyulut amarah Eun Han-Gyeol. Dengan berani, ia membentak kakek, "Kakek pikir siapa kakek?! Ibu pernah mengatakan bahwa kakek hanya membuat semua orang di sekeliling kakek menderita." ungkap Eun Han-Gyeol seraya menatap foto Ibu, bibi dan kakek di dinding. "Kematian nenek juga karena kakek." Eun Han-Gyeol menyalahkan kakek. Kakek tak bisa menerima hardikan seperti itu, ia menampar Eun Han-Gyeol dengan penuh rasa bersalah.



Tangan kakek gemetar, tapi ia tetap berkata dengan nada tinggi pada Eun Han-Gyeol. "Semua karena dirimu. Kalau kau tidak lahir, ibumu tidak harus mati. Kau hanyalah bibit busuk pembawa sial." umpat kakek. Eun Han-Gyeol terdiam sejenak, ia mulai merutuk dirinya sendiri. Dengan menghapus air matanya, Eun Han-Gyeol meninggalkan rumah kakek.



Eun Han-Gyeol membutuhkan Choi Soo Hyuk saat ini juga, untuk berbagi. Ia selalu merasa nyaman setiap kali masalah datang, ia hanya harus pergi dan menceritakan segala hal pada Choi Soo Hyuk sunbae dan semua hal akan menjadi baik. Eun Han-Gyeol hanya melihat sisi baik dari hubungannya dengan Choi Soo Hyuk sunbae, tanpa memperhatikan celah lain yang terselubung.


Choi Soo Hyuk sunbae datang menemui Eun Han-Gyeol, mereka berbicara di tempat teduh di pinggiran danau. Eun Han-Gyeol menggenggam erat tangan Choi Soo Hyuk, keduanya masih membicarakan tentang umpatan yang baru saja kakek katakan pada Eun Han-Gyeol. "Benarkah, ia mengatakan hal seperti itu padamu? Semua ini pasti sangat berat. Apa yang kakek katakan juga rumor aneh yang menyebar di sekolah." kata Choi Soo Hyuk sunbae seraya mengeratkan genggaman tangannya. "Aku benar-benar tak mengerti mengapa ada rumor seperti itu, padahal kita tidak melakukan apapun." Eun Han-Gyeo tersenyum.

Eun Han-Gyeol dan Choi Soo Hyuk sunbae memang tak melakukan apapun, tidak terjadi apapun. Malam itu, ucapan Eun Han-Gyeol membuat Choi Soo Hyuk merasa kehilangan moodnya.

Flashback


Eun Han-Gyeol mengambil kembali ponsel yang baru saja dimatikan oleh Choi Soo Hyuk sunbae. "Keluargaku bukanlah keluarga normal sepertimu. Adik-adikku membutuhkanku, aku hidup tanpa seorang ibu. Dan ponsel ini, sangat penting bagiku, bila terjadi sesuatu pada mereka, aku akan dengan mudah mengetahuinya. Aku sangat membutuhkan ponsel untuk tetap menyala." ungkap Eun Han-Gyeol.


"Apa Sunbae benar-benar menyukaiku?" tanya Eun Han-Gyeol. Choi Soo Hyuk hampir memutar bola matanya, tanpa mempedulikan apapun ia menjawab, "ia tentu saja, aku menyukaimu." jawab Choi Soo Hyuk agar Eun Han-Gyeol tak lagi bertanya. Eun Han-Gyeol bisa membaca yang tersirat di wajah Choi Soo Hyuk sunbae, jawaban yang baru saja diberikan oleh pria ini, jawaban singkat dan cepat yang diutarakan tanpa sedikitpun melibatkan perasaan. "Apa yang baru saja sunbae katakan sepertinya sunbae tidak benar-benar menyukaiku. Kau hanya menginginkanku untuk tidur bersamamu bukan?"


Mendengar pertanyaan seperti itu, Choi Soo Hyuk sunbae merasa muak, ia pergi ke kamarnya, meninggalkan Eun Han-Gyeol sendirian di ruang tamu.
***


"Saat aku mendengar ucapanmu semalam, aku langsung memikirkan tentang perbuatan ayahku terhadap keluarga kami. Kau pasti sangat kesal, maafkan aku." ucap Eun Han-Gyeol. Choi Soo Hyuk sunbae tersenyum, ia mengarang-ngarang cerita hanya agar Eun Han-Gyeol luluh dan mau kembali ke apartemennya, "Orang tuaku bercerai, aku hanya tinggal bersama ibu, ia selalu sibuk setiap harinya tak pernah menyediakan waktu luang untukku. Dari kecil, aku sudah terbiasa hidup sendiri, mendengarkan musik sendirian. Bukankah keluargaku juga bukan keluarga yang harmonis?" ungkap Choi Soo Hyuk sunbae.


Choi Soo Hyuk sunbae menatap Eun Han-Gyeol, "Bagaimana kalau kita melarikan diri saja?" ungkap Choi Soo Hyuk. Wajah Eun Han-Gyeol berbinar, "Aku juga memikirkan hal yang sama. Ingin sekali rasanya pergi jauh sejenak dari tempat ini. Pergi dari semua masalah." Choi Soo Hyuk melanjutkan perkataannya, "Aku memiliki teman, ia memiliki vila, kita bisa tinggal di vila itu dan bekerja di cafe. Bukankah sangat sederhana." Eun Han-Gyeol mengangguk giat, ia benar-benar akan melakukan apa yang baru saja Choi Soo Hyuk cetuskan. Pergi dari rumah.



Malam itu juga, Eun Han-Gyeol mengepak barang-barangnya. Ia membawa baju secukupnya dan sebuah album foto keluarga Gyeol. Saat Park Bok-Nyeo masuk ke dalam kamar, Eun Han-Gyeol mengatakan, "Aku tidak akan tidur di tempat itu lagi. Aku akan pergi, jadi tidak usah mengganti selimut itu." kata Eun Han-Gyeol seraya memperhatikan tempat tidur miliknya.



Park Bok-Nyeo mengantarkan Eun Han-Gyeol untuk pergi. "Aku akan pergi, pergi bersama dengan orang yang aku sukai. Aku sudah tidak bisa lagi menahan desakan dari orang-orang di sekitarku. Bebanku benar-benar sangat besar. Aku ingin hidup semauku sendiri, tidak ingin dibebani dengan apapun. Tentang adik-adikku, aku harap Ahjumma dapat menjaga mereka." Eun Han-Gyeol menghentikan kata-katanya, menunggu tanggapan dari Park Bok-Nyeo. Park Bok-Nyeo tak mengambil tindakan apapun, ia membiarkan Eun Han-Gyeol pergi meninggalkan rumah keluarga Gyeol.



Eun Han-Gyeol menunggu Choi Soo Hyuk sunbae di stasiun. Ia berdiri di tengah banyaknya orang lalu lalang. Satu jam.. Dua jam.. Tiga jam.. Orang yang ditunggunya tak kunjung datang. Ia malah di datangi orang asing yang sengaja menggodanya, "Kau sedang melarikan diri bukan?" kata orang asing itu. "Bukan. Aku sedang menunggu seseorang." jawab Eun Han-Gyeol, orang itu tak juga pergi, sampai Eun Han-Gyeol mengancamnya, "Pergilah, kalau kau tidak mau aku laporkan pada polisi." Pria asing itu pergi meninggalkan Eun Han-Gyeol.



Tak melihat tanda-tanda kedatangan Choi Soo Hyuk sunbae, Eun Han-Gyeol memutuskan untuk datang ke apartemennya. Ia duduk bersandarkan tembok menunggu Choi Soo Hyuk subae datang. Tapi apa yang dilihatnya semakin membuat dirinya terpuruk, Choi Soo Hyuk tengah bersama wanita lain. "Kau benar-benar jadi pergi?" Choi Soo Hyuk menatap remeh ke arah Eun Han-Gyeol. "Sunbae. Aku bisa menahan rasa sakitku atas semua rumor yang ada karena aku selalu berpikir bahwa semua akan baik-baik saja karena aku memilikimu. Tapi, kenapa..?" Kata-kata Eun Han-Gyeol terhenti karena isaknya.



Choi Soo Hyuk tak lagi berpura-pura, ia mengungkapkan hal yang sangat ingin ia katakan pada Eun Han-Gyeol. "Kenapa? Karena aku merasa muak dan risih atas semua cerita-cerita dan kehidupanmu itu. Aku yang menyebarkan rumor itu. Bukankah kau yang mengatakan apakah aku menyukaimu atau tidak, tapi sepertinya semuanya berbalik, kau yang tidak menyukaiku, kau hanya memperalatku. Menjadikanku sebagai tempat sampah atas segala kegelisahan, tapi kau samam sekali tak pernah berpikir tentang emosi ku kan."



Choi Soo Hyuk sunbae meneruskan ejekannya, "Apa, kau bilang saat itu, kita harus berjanji saling menjaga satu sama lain sampai kita mati? Benar-benar buruk." Tidak ada yang bisa Eun Han-Gyeol lakukan, ia mengeraskan kepalan tangannya dan membiarkan air matanya berjatuhan.

Eun Han-Gyeol tak punya nyali untuk kembali ke rumah. Ia sudah berpamitan untuk pergi dan tak akan kembali. Eun Han-Gyeol mencoba mencari tempat untuk bermalam, ia pergi ke tempat sauna. Tapi sayangnya, tempat sauna itu tidak mengizinkan anak di bawah umur untuk menetap lebih dari jam 10 malam. Eun Han-Gyeol harus pergi dari tempat itu. Mencari tempat lain. Motel?



Eun Han-Gyeol berdiri di depan motel. Seorang pria asing kembali mendekatinya, mengira Eun Han-Gyeol adalah wanita penghibur. Pria asing itu bahkan menyodorkan banyak uang agar bisa menyewa Eun Han-Gyeol untuk satu malam. Rentetan kejadian buruk lainnya terjadi, segerombolan teman-temannya memergoki Eun Han-Gyeol tengah bersama seorang pria.
Mereka memotret kejadian itu, menyebarkannya ke teman-temannya yang lain. Rumor kembali menyebar, Eun Han-Gyeol semakin terlihat kotor. Ia lebih dari terpuruk.

Ketiga saudara Gyeol itu mencari keberadaan Eun Han-Gyeol. Menyusuri jalan tapi tak menemukan kakak wanitanya itu. 



Eun Han-Gyeol mencoba mengakhiri hidupnya. Ia hendak menjatuhkan diri dari atas jembatan, di sungai yang sama saat Ibunya bunuh diri.



Tapi, bibi datang. Menariknya ke belakang, hingga Eun Han-Gyeol berhasil selamat. Bibi ternyata sudah sedari tadi mengikuti Eun Han-Gyeol.


Sekembalinya, Eun Han-Gyeol ke rumah, ia menumpahkan semua amarahnya. "Aku merasa seperti terkhianati oleh semua orang yang aku sayangi." Ia merasa seperti itu, dikhianati oleh Ayah yang menyelingkuhi ibunya, sekarang, pengkhianatan itu terjadi pada dirinya sendiri. "Sama seperti ibu. Sekarang aku sangat membenci sunbae. Aku tidak lagi percaya pada siapapun. Aku juga tidak sanggup untuk memanggul semua malu atas ulahku sendiri."
"Aku tidak seharusnya lahir ke dunia ini. Jika aku tidak ada, Ibu tidak akan menikahi pria seperti Ayah. Haruskah aku mati?" tanya Eun Han-Gyeol pada Park Bok-Nyeo. Tekadnya sudah bulat, ia harus mengakhiri hidupnya, sama seperti yang dilakukan ibu. "Ahjumma. Bunuh aku. Aku tidak lagi memiliki alasan untuk hidup. Aku mohon. Bunuh aku."

Eun Han Gyeol memerintah Park Bok-Nyeo untuk membunuhnya. Sebuah perintah yang pastinya akan di patuhi oleh Park Bok-Nyeo. Apakah hidup Eun-Han Gyeol akan berakhir di tangan Park Bok-Nyeo?
Bersambung...



Previous
Next Post »
Blogger Academia Blog ini terdaftar sebagai Alumni Blogger Academia tahun 2015 dengan Nomor Induk Blogger NIB: 015182166, dan dinyatakan Lulus sebagai salahsatu dari 100 Web/Blog Terbaik Blogger Academia tahun 2015.

Mohon laporkan jika terjadi penyalahgunaan Blog dan atau terdapat pelanggaran terhadap konten/artikel yang terindikasi memuat unsur Pornografi, Perjudian dan Hal-hal berbau Sara.

Hormat kami,

Andi Akbar Muzfa, SH
Ketua Blogger Academia
Pimpinan Advokat dan Konsultan Hukum ABR & Partners