Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 8 part 2

Translate this Article...



Yoon Jin, Ibu dan Chun Pyo punya solid scene. Love it soooo much. Chun Pyo mengatakan segala hal tentang keputusannya saat itu, saat ia berumur 20 tahun, saat dirinya menolong Ibu Yoon jin yang bisu. �Aku kadang berimajinasi, bagaimana kalau aku tidak menerima telepon saat itu. Lalu, entah bagaimana kalau aku tidak pergi ke terminal bus, entah apa yang akan terjadi pada kami. Kehidupan adalah sebuah pilihan di setiap jejak yang kita tapaki. Bahkan saat kau melaju pada jembatan yang sangat panjang, kau juga harus menentukan sebuah pilihan. Haruskah aku melanjutkan perjalanan atau berhenti. Setelah semua ini, point terpenting dalam hidup adalah sebuah hasil dari pilihan-pilihan yang terjadi dalam kehidupan pada masa lampu. Aku mengangkat telepon, aku pergi ke terminal dan karena semua keputusan yang tiba-tiba itu, kami berada pada titik yang seperti sekarang ini.�


�Tidak peduli arah mana yang kau pilih, kadang memang harus seperti itu, merasa ingin memilih arah lain yang tidak kau pilih. Itulah kenapa, tidak ada pilihan yang tidak diikuti oleh sebuah penyesalan. Dan untuk itu, tidak ada juga sebuah hal yang mutlak memiliki jawaban yang benar. Kau hanya harus memilih jawaban yang benar dan menjadikannya menjadi jawaban yang benar-benar benar. Itu saja.�
So cuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuute~~
Sinopsis Reply Me / Answer Me episode 8 part 2


Tekad itu sudah bulat, Na Jung akan mengatakan rasa yang ia rasakan pada Re Ki. Hari ini bukan bagian dari April Fool. Tapi sepenuhnya hari yang utuh untuk menyatakan perasaan. Na Jung tak bisa lagi menutupi rasa yang ia miliki. Setelah membasahi wajahnya, di depan cermin, Na Jung menyiapkan kata-kata yang nantinya akan ia katakan pada Re Ki.




Saat tengah berlatih, Re Ki datang dengan mata yang masih lengket karena mengantuk. Na Jung sangat terkejut, ia mengira-ngira, apa Re Ki mendengar apa yang barusan ia katakan. Sepertinya tidak, lihat saja, Re Ki bahkan menggunakan sikat gigi yang bukan miliknya. �Itu sikat gigi miliku.� Ucap Na Jung. Re Ki hanya mengangguk-angguk tak peduli.



Pagi itu, Yoon Jin menemukan sebuah dompet. �Apa ini milik oppa?� tanya Yoon Jin pada Na Jung saat sarapan pagi. �Bukan. Coba dibuka barang terdapat kartu identitas di dalamnya.� Jawab Na Jung. Yoon Jin membuka dompet itu, lalu menemukan hal yang membuatnya berdecak. Dompet itu ternyata milik Chun Pyo, dan hal yang membuat Yoon Jin berdecak adalah foto dan data diri Chun Pyo yang tertulis di ktp miliknya.


Selagi membereskan jemuran, Yoon Jin bertanya, �Apa yang kau cari?� tanya Yoon Jin. �Apa kau melihat sebuah dompet?� tanya Chun Pyo. Yoon Jin mengangguk, Chun pyo menghampirinya. Tanpa menggunakan kata-kata yang baik, Yoon Jin tidak akan memberikan dompet itu �Mana sini berikan padaku?�. �Mintalah dengan kata-kata yang sopan.� Ujar Yoon Jin yang meminta sedikit di hargai �Saat aku bisa berjalan kau mungkin baru lahir, kan? Hei, bagaimana kau bisa setua ini, aneh. Padahal kau lahir tahun 1977. Apakah Ayahmu baru memasukkanmu ke dalam akte keluarga dua tahun setelah kau lahir?� tanya Yoon Jin.



�Kalau kau sekali lagi berkata dengan tidak baik dan menggunakan kata-kata yang tidak sopan, maka aku akan menghajarmu mengerti. Kau ini harus baik pada Noona.� Yoon Jin sekarang mengetahui kalau dirinya lebih tua dari Chun Pyo. Chun Pyo yang mengerti lalu mengangguk sopan, ia juga membiasakan diri untuk menjawab ucapan Yoon Jin dengan kata-kata yang lebih sopan.



Na Jung mencoba mengungkapkan perasaannya pada Re Ki lewat telepon, ia mencoba merekam suaranya untuk sebuah pesan suara. Seraya menatap foto Re Ki, ia berkata sepenuh hati. �Oppa, aku mengetahui segala hal tentangmu. Tapi, seperti inilah perasaanmu. Aku, benar-benar menyukai Oppa. Sangat menyukai Oppa.� Na Jung mengangguk pasti kemudian menekan tombol pagar. Pesan suaranya ia cancel untuk dikirim. Gyahaha.. Akan berhasilkan Na Jung mengungkapkan rasa sukanya pada Re Ki?



Cuciannya sudah selesai, waktunya Yoon Jin untuk melakukan aktifitas yang lainnya. Tapi sebentar, di kamar Re Ki, tanpa sengaja Yoon jin memergoki Na Jung yang hendak menciumi sebuah foto. �Apa yang kau lakukan?� tanya Yoon jin mengagetkan Na Jung.



Na Jung yang kaget, tanpa sengaja menjatuhkan foto yang baru saja ia ciumi. Foto itu tergeletak jatuh ke lantai, dari balik pintu Yoon Jin akhirnya mengetahui bahwa foto yang tengah diciumi oleh Na Jung adalah foto Re Ki.


Na Jung mengajak berbicara Yoon Jin secara empat mata. Ia meminta Yoon Jin untuk merahasiakan segala hal. Yoon Jin juga menyarankan pada Na Jung untuk mengatakan hal yang sebenarnya langsung pada Re Ki. Bila tidak bisa mengatakan secara langsung, sampaikan lewat telepon. Tapi bagaimanapun juga, Na Jung belum siap. Ia takut, entah ketakutan yang datangnya dari mana. Yang bisa Yoon Jin lakukan adalah memberikan saran sebagai teman.



�Kau tidak akan mengatakan hal ini kepada siapapun kan?� pinta Na Jung dengan cemas. �Ah, kenapa banyak sekali rahasia di rumah kos ini. Aku sudah tau perasaanmu terhadap Oppa Re Ki.� Balas Yoon Jin, dua rahasia yang ia temui hari ini, umur Chun Pyo dan perasaan suka Na Jung pada Re ki. �Apakah sangat jelas?� Apakah sejelas itu perasaan Na Jung pada Re Ki, sehingga Yoon jin bisa mengetahuinya? Tanya Na Jung. �Tentu saja, bagaimana aku tidak mengetahuinya kalau matamu selalu menatap Re Ki Oppa. Kau tau? Saat kau menatap Re Ki Oppa, sangat berbeda dengan saat kau menatap pria lain. Kau belum juga mau mengatakan yang sebenarnya pada Re Ki Oppa? Katakan sekarang juga, kalau tidak Re Ki Oppa akan diambil oleh perempuan lagi.� Saran Yoon Jin. �Sekarang?� Na Jung ragu.


Dengan gemas Yoon Jin bangkit dari duduknya, ia mengambil telepon rumah lalu menekan nomor milik Re ki. Ia lalu menyodorkan telepon itu ke arah Na Jung, menyuruhnya untuk mengatakan segala hal yang seharusnya ia katakan. Na Jung menolaknya, ia berjanji pada Yoon Jin �Aku.. Aku akan mengungkapkan perasaanku setelah aku selesai mandi. Saat badan dan pikiranku bersih.�



Re Ki tanpa sengaja bertemu dengan Geu Re�yang sedang sibuk melayani para pelanggan di restaurant tempatnya bekerja paruh waktu. Melihat Geu Re, Re Ki mengajaknya berbicara. Ia heran mengapa Geu Re bisa mengambil banyak pekerjaan paruh waktu bukankah belajar di jurusan kedokteran saja sudah sangat melelahkan.



�Berapa banyak pekerjaan paruh waktu yang sudah kau lakukan?� tanya Re Ki. �Ini sudah yang ketiga hari ini.� Jawab Geu Re tanpa berani melihat ke arah Re Ki. �Mengapa banyak sekali. Apa kau terjerat hutang pada lintah darat?� Re Ki benar-benar penasaran. �Aku sudah mengajukan surat berhenti kuliah sementara untuk satu tahun. Ayah dan keluargaku tidak mengetahui kalau sudah sebulan yang lalu aku berhenti tidak masuk kuliah, dan saat ini aku sudah resmi mengajukan pemberhentian kuliah sementara, hanya untuk tahun ini saja. Bila Ayah mengetahuinya, maka ia akan menghabisiku, ia bahkan mungkin akan membunuhku. Aku bekerja untuk mengumpulkan uang bila nanti Ayah mengetahui hal ini dan ia berhenti mengirimkan uang ke Seoul. Menyekolahkan anaknya di perguruan tinggai kedokteran adalah mimpi Ayah.� Geu Re tak bisa berbohong, ia mengatakan segala hal pada Re Ki, orang yang sangat ia percaya.



�Apa kau ingin melakukan sesuatu hal?� Re ki mengira mungkin ada hal yang sangat ingin Geu Re lakukan hingga ia bertekad tidak meneruskan pendidikan di universitas kedokterannya tahun ini. Geu Re menggeleng, ia tak tahu arah hidupnya harus kemana. �Aku tidak tau. Di umurku yang 20 tahun ini, aku sama sekali tidak mengetahui hal apa yang paling aku sukai. Ingin menjadi apa diriku nanti, apa yang harus aku lakukan untuk mencapai cita-cita yang sama sekali aku tidak mengetahuinya. Aku benar-benar sangat menyedihkan kan sunbaenim.� Jawab Geu Re.

Re Ki tak sependapat, �Hal yang wajarh di umurmu 20 tahun ini kau mesti mencari-cari kemana dan bagaimana hidupmu selanjutnya. Hae Tae, Yoon Jin, Chun Pyo dan Na Jung, mereka juga sama. Memasuki jurusan computer karena ujian tes yang mereka lakukan. Mereka juga sama sepertimu, tak mengetahui apapun.�


�Apa ada hal yang bisa aku lakukan?� Re Ki ingin menyemangati hidup Geu Re. Geu Re berpikir lalu tersenyum, �Makan bersama denganku setiap hari.� Pinta Geu Re. �Ah, aku tidak pernah makan berdua dengan seorang pria.� Jawab Re Ki. �Baiklah, satu minggu sekali, bagaimana?� tawar Re Ki. Geu Re mengangguk dengan giat, �Sunbaenim tolong jangan katakan apapun pada anak-anak yang tinggal di kos.� Geu Re memohon. �Tenang saja, rahasiamu aman.� Jawab Re Ki.



Chun Pyo selalu melupakan banyak hal, kali ini ia kehilangan beeper miliknya. Untungnya Hae Tae menemukan beeper itu di pinggiran meja dekat telepon rumah. Saat hendak kembali bersepeda, Chun Pyo mendengar deringan telepon. Ia ragu, mengangkat telepon atau kembali bersepeda. Mengangkat telepon atau bersepeda. Bersepeda atau mengangkat telepon. Chun Pyo sudah bolak-balik sebanyak lebih dari 5 kali, tapi pada akhirnya, ia memilih untuk mengangkat telepon.


Seseorang dari terminal Seoul menelpon kediaman kos keluarga Sung. Seorang perempuan itu menyampaikan pesan dari Ibu Yoon Jin. Ia mengatakan bahwa Ibu Yoon jin sudah berada di terminal dalam waktu yang sangat lama. Seharusnya Yoon Jin sudah mendapakan pesan yang dikirimkan lewat beepernya, tapi tak belum juga ada yang menjemput Ibu Yoon Jin. Chun Pyo pun berjanji untuk mengirim pesan pada Yoon Jin lagi, nanti.

�Kau ada dimana? Ibumu sudah menunggu di terminal, ia bahkan belum makan apapun sedari tadi karena sangat ingin bertemu denganmu. Kalau kau mendengar pesan ini, segeralah menemuinya di terminal Seoul.� Chun Pyo merekam suaranya di kotak suara agar Yoon Jin bisa mendengarnya nanti.


Ternyata Chun Pyo tidak hanya menyampaikan pesan, setelah melalui ratusan kebimbangan, akhirnya Chun Pyo memutuskan untuk menemui Ibu Yoon Jin. Ia sudah pernah merasakan bagaimana rasanya tersesat di kota Seoul. Kali ini, Ibu Yoon Jin pasti merasakan hal yang sama dengan yang dulu pernah Chun Pyo rasakan, saat pertama kali datang ke Seoul. Dengan tekadnya, Chun pyo akhirnya pergi untuk setidaknya menemani Ibu Yoon Jin di terminal Seoul. Ia meninggalkan sepedanya begitu saja, dan pergi dengan masih menggunakan perlengkapan dan baju senam anehnya itu. Sweet~~



Yoon Jin tengah berada di ruang ganti. Beepernya ia tinggalkan di loker, ia sama sekali tidak mengetahui kalau beeper itu sudah berdering lama sekali. Setelah selesai merapikan diri, Yoon Jin akhirnya membuka pesan yang berasal dari beepernya. Di kotak pesan, suara Chun Pyo menggema. Chun Pyo mengabarkan tentang keberadaan Ibu Yoon Jin yang tengah berada di terminal Seoul. Air mata menggenangi mata Yoon Jin, ia merasa bersalah. Seketika mendapat informasi seperti itu, Yoon Jin segera berlari dengan cepat. Ia menaiki bus dan sampai di terminal Seoul.



Yoon Jin mencari-cari keberadaan Ibunya. Di setiap sudut terminal Seoul, ditelusuri oleh gadis mungil itu sendirian. Rasa khawatir dan rasa bersalah menggelayutinya. Bagaimana kalau sesuatu terjadi pada ibunya, ini kan kali pertama Ibu Yoon Jin datang ke Seoul. Yoon Jin terus menerus mencari keseluruh tempat. Sampai pada akhirnya, ia menemukan Ibunya tengah berada bersama Chun Pyo. Chun pyo ada di sana, di samping Ibu Yoon Jin, menemaninya sampai Yoon Jin datang.


Chun Pyo menawari Ibu sebuah minuman yang dibawanya dari rumah. Ia mencoba berkomunikasi dengan Ibu lewat tulisan, karena Ibu Yoon jin bisu. Ibu tidak bisa berbicara, dan hanya bisa berinteraksi dengan menggunakan bahasa isyarat. Chun pyo sama sekali tidak mengerti dengan bahasa isyarat, lewat tulisan Chun pyo perlahan mengerti keadaan Yoon jin. Saat ia mengerti keadaan Yoon Jin, rasa lain di hati Chun pyo muncul.



Yoon Jin menghentikan langkahnya. Ibu yang melihat kedatangan Yoon Jin langsung tersenyum bahagia. Mereka mulai berinteraksi dengan menggunakan bahasa isyarat yang hanya bisa dimengerti oleh diri mereka masing-masing. Chun Pyo yang duduk di sebelah ibu, hanya memperhatikan dan tersenyum. Yoon Jin tak bisa lagi menahan air mata yang sudah sedari tadi mengalir deras. Ia kesal pada Ibu, Seoul itu adalah kota yang sangat rawan. Kenapa Ibu datang sendirian, bagaimana kalau Ibu kenapa-kenapa.



�Ibu kenapa kau datang cepat? Kau tau Seoul itu tempat yang sangat menyeramkan bagaimaan kalau terjadi sesuatu pada dirimu?� Air mata Yoon Jin mengalir. Ibu menjawab perkataan Yoon Jin dengan gerakan tangannya, �Kenapa kau datang telat. Aku sudah menunggumu sedari tadi. Kau tau? Aku hampir saja pulang kembali ke desa tanpa melihat dirimu. Aku sangat merindukanmu, maka dari itu aku datang lebih cepat. Yoon jin-ah, bila banyak orang yang mengatakan orang-orang di Seoul itu sangat menyeramkan dan jahat, mereka semua bohong. Seharian tadi aku bertemu dengan banyak orang baik.�



�Apa ibu sudah makan?� tanya Yoon Jin lagi. Ibu tersenyum bahagia, �Pria ini, ia membawakan kimbab dan kami memakannya bersama. Berkatnya juga, aku bisa mencicipi kopi lezat. Ia bilang kalau dirinya dan dirimu adalah sahabat baik.� Jawab Ibu dalam bahasa isyaratnya. Yoon jin memperhatikan beberapa lembar kertas yang berserak di samping tempat duduk Ibu.



Kertas yang penuh dengan tulisan Chun Pyo, di kertas itu Chun Pyo menulis, �Yoon jin sangat manis, ia juga sangat bersinar. Ia memiliki banyak teman di Seoul. Ibu tinggalah di kamarku bersama Yoon jin malam ini saja.�



Modus. Ini entah modus yang keberakalinya dilakukan Bong Yi. Hari itu Bong Yi menelpon ke rumah kos hanya untuk mendengar suara Na Jung. Ia memberikan banyak alasan pada orang-orang yang mengangkat telepon darinya, ia hanya ingin mendengar suara Na Jung. Juga, ia akan melakukan satu hal, mencoba mengutarakan perasaannya pada Na Jung. Tapi, malang. Tekad bulatnya itu tak kunjung sampai karena keraguan yang tiba-tiba datang, dan lidahnya yang tiba-tiba kelu tidak bisa sama sekali mengucapkan apa yang ingin ia ucapkan.


�Oh, Chil Bong-ah. Kau belum tidur? Ada apa?� tanya Na Jung. �Ah.. aku. Hanya ingin tahu tentang keadaan anak-anak di sana.� Jawab Bong yi. �Mereka sedang sibuk masing-masing. Ah, Ayahku sudah pulang, bukankah kau tadi ingin berbicara dengannya?� Na Jung mengingatkan alasan yang diberikan Bong yi beberapa waktu lalu saat ia menelpon Na Jung. �Ah. Itu.. Nanti saja, ini sudah sangat larut. Ah.. Na Jung-ah. Aku ingin mengatakan sesuatu�� ungkap Bong Yi. �Iya?� balas Na Jung. ���.. Jangan tidur dengan kipas yang masih menyala.� Bong Yi lagi-lagi tak bisa mengungkapkannya. Hihi.. dua orang ini sama aja~



Mereka saling menutup teleponnya, Na Jung lalu berkata pelan, �Sehabis makan semangka.� Na Jung berencana untuk mengungkapkan perasaannya pada Re Ki setelah mereka selesai memakan semangka. Di tempat bersebrangan dengan Na Jung berada, Bong Yi juga menyiapkan diri dengan berkata, �Besok. Besok pagi aku akan mengatakannya. Dengan pikiran yang jernih. Besok pagi.� Ungkap Bong Yi dengan pasti. Misinya sama seperti Na Jung, mengungkapkan perasaannya, yang berbeda, Bong Yi akan mengungkapkan perasaan pada Na Jung, sedangkan Na Jung akan mengatakan segala hal pada Re Ki. Gee.


Seoul, 2013.
Chun Pyo yang mendapatkan hati Yoon Jin. Mereka menikah di waktu yang cepat, mendahului Na Jung dan pria misterius yang ia nikahi. Chun Pyo menghadiri pernikahan Na Jung bersama dengan Yoon jin. Yoon jin tidak hanya merekam kehebohan pernikahan Na Jung, tapi juga mengabadikan interaksi manis antara dirinya dan Chun Pyo.

Chun Pyo yang hidup di tahun 2013 mengatakan, �Tidak peduli arah mana yang kau pilih, kadang memang harus seperti itu, merasa ingin memilih arah lain yang tidak kau pilih. Itulah kenapa, tidak ada pilihan yang tidak diikuti oleh sebuah penyesalan. Dan untuk itu, tidak ada juga sebuah hal yang mutlak memiliki jawaban yang benar. Kau hanya harus memilih jawaban yang benar dan menjadikannya menjadi jawaban yang benar-benar benar. Itu saja.� Di depan kamera, Yoon Jin menyuruh Chun Pyo untuk mengatakan banyak hal pada Na Jung. Sweet~~


Seoul, 1994
Pemadaman listrik serentak kembali dilakukan. Dalam gelap, Yoon Jin yang pendiam mengungkapkan semua rahasia yang dimiliki oleh penghuni kos itu. Yoon Jin mabuk berat, tidak akan lagi disebut sebagai sebuah rahasia bila Yoon jin sudah mabuk. Tanpa sepengetahuan dirinya sendiri, Yoon Jin akan mengatakan segalanya. Segala rahasia yang ia tahu. Termasuk rahasia tentang rasa suka Na Jung pada Re Ki.




�Ya! Kau, aku tau kau selalu memesan majalah yang isinya tentang perempuan telanjang. Kau sselalu menyembunyikannya agar tidak ada yang mengetahui. Aku tahu segalanya. Kau tau, tidak apa-apa memiliki pikiran kotor. Itu sebuah penyakit bukan salahmu, bukan.� Ungkap Yoon Jin pada Hae Tae, ia mengatakan hal itu seraya meneguk gelas beer miliknya. Yoon jin sudah tidak bisa lagi membuka matanya, ia mabuk berat.



Rahasia selanjutnya adalah rahasia milik Chun Pyo, �Kalian semua pasti tidak tahu kan? Anak ini, lahir tahun 1977.� Yoon jin menunjuk ke arah Chun Pyo. �Benar-benar aneh, wajahnya tidak meyakinkan, benarkan? Berarti tahun ini umurnya 18 tahun, 2 tahun lebih muda dari umur kita.�



�Ya.. Ibuku sangat berterimakasih atas semua yang sudah lakukan padanya. Ia tidak bisa berbica�� perkataan Yoon Jin diputus oleh Chun Pyo, ia langsung mendekap mulut Yoon Jin agar rahasia diri Yoon jin tidak diketahui oleh siapapun. Chun Pyo tahu, bahwa Yoon Jin tak ingin siapapun mengetahui tentang Ibunya yang ternyata bisu.


Rahasia milik Geu Re pun tak luput untuk diutarakan oleh Yoon Jin. Ia mengatakan bahwa Geu Re sudah memutuskan untuk cuti kuliah selama 1 tahun.



Selanjutnya, rahasia milik Na Jung. Yoon Jin sudah berjanji untuk tidak mengungkapkannya pada siapapun tapi ia sedang tidak sadar, jadi mau bagaimana lagi. Rasa suka Na Jung pada Re Ki sudah bukan lagi sebuah rahasia. �Oppa.. Kau jahat.. jahat..!!� Yoon jin memukul-mukul badan Re Ki. Ia kemudian menunjuk ke arah Na Jung yang juga sangat mabuk berat. Dua wanita itu benar-benar mabuk, tak bisa lagi membedakan dunia mana mereka sedang berada.


�Apa kau tidak mengetahui perasaan suka yang Na Jung rasakan padamu? Kau jahat. Ia sangat menyukaimu, ia mengatakan dirinya sangat terluka karena rasa sukanya padamu. Mengapa kau tidak mengerti. Siang ini, aku memergokinya memegang fotomu seperti ini� ia menepuk-nepuk foto itu lalu mengecup gambarmu. Wanita itu, sangat menderita karenamu, Oppa.� Ungkap Yoon Jin.


Bong Yi? Ia mendengar semuanya. Seeeeeemuanya. Seeeeeeeeeeeemuanya.

Bersambung Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 9



Previous
Next Post »
Blogger Academia Blog ini terdaftar sebagai Alumni Blogger Academia tahun 2015 dengan Nomor Induk Blogger NIB: 015182166, dan dinyatakan Lulus sebagai salahsatu dari 100 Web/Blog Terbaik Blogger Academia tahun 2015.

Mohon laporkan jika terjadi penyalahgunaan Blog dan atau terdapat pelanggaran terhadap konten/artikel yang terindikasi memuat unsur Pornografi, Perjudian dan Hal-hal berbau Sara.

Hormat kami,

Andi Akbar Muzfa, SH
Ketua Blogger Academia
Pimpinan Advokat dan Konsultan Hukum ABR & Partners