Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 8 part 1

Translate this Article...



Chil Bong Yi ini tipe pria yang jauh dari mantra kekalahan, tapi pada akhirnya kekalahan terbesar Bong Yi adalah kehilangan Na Jung. Merelakannya bahagia bersama seseorang yang selama berdekade ada untuknya. See, semua clue yang disebarkan PD di tahun 2013 selalu mengarah pada Chil Bong Yi. Hal yang semakin buat saya yakin kalau pada akhirnya suami Na Jung adalah Re Ki (*Oppa-ya.


Saran terbaik untuk My Team (*Chilly Chil Bong bong keceBong Team) adalah  TISSUE.. GEE, we really need tissues. A LOT.

Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 8 part 1



Seoul, 2013.
Na Jung membanting-banting ikan pari di atas perapian. Ia mengerjakan pekerjaannya dengan kesal karena Yoon Jin terus menerus memintanya melakukan sesuatu. �Na Jung-ah, sepertinya satu ikan saja tidak cukup. Kau harus memasakannya 3 atau 4 ikan.� Kata Yoon Jin yang masih asik menonton video. Seraya membanting-banting ikan, bibir Na Jung tak henti-hentinya mengumpat, �Memangnya mereka datang ke perayaan rumah baru ini hanya untuk makan dan minum bir??� kesal Na Jung karena tak ada yang membantunya.



Di dekatnya, Re Ki tengah sibuk mencari-cari sesuatu dari balik kulkas. Na Jung lalu meminta Re Ki untuk mengeluarkan saus mayones dari dalam kulkas. Saos di dalam botol itu sudah tidak tersisa banyak. Harus mengeluarkan banyak tenaga agar sisa-sisa saos keluar dari dalam botol. �Oppa, tolong ambilkan aku mayones.� Pinta Na Jung. �Mayones.� Re Ki memberikan Mayones yang baru saja diambilnya. �Ah, ini tinggal sedikit. Oppa. Bantu aku, belikan mayones di toko.� Pinta Na Jung lagi. �Sebentar.. Sini..� Re Ki meminta botol mayones dari Na Jung.



Seperti bartender yang lihai dengan botol, Re Ki membantu Na Jung dengan saos mayonesnya. Re Ki mengocok-ngocok botol sausnya dengan tidak berarturan, dan tahap terakhir adalah menekan dengan kuat botolnya hingga saus yang berada di dalamnya keluar. Sayangnya, saus itu jatuh tidak pada tempat yang tepat. Saus yang seharusnya melumeri sisi-sisi ikan, malah berjatuhan ke wajah Na Jung. Saus yang menempel di kelopak mata Na Jung, juga sedikit menyelip di lubang hidung Na Jung.




�Maaf Na Jung-ah, Oppa salah.. Maaf.. Maaf..� ungkap Re Ki dengan segera mengambil sisa saus yang berada di wajah Na Jung. Ia menadahi saus yang menempel di wajah Na Jung dengan mangkuk kecil. Mubazir. �Sebentar Na Jung-ah.� Pintanya lagi. Sebelum Na Jung benar-benar marah, Re Ki meninggalkan mangkuk itu lalu pergi.



Na Jung membersihkan wajahnya di dalam kamar. Ia kembali mengeluh kesal karena ulah Re Ki. �Kau itu sudah berumur hampir 45 tahun, dewasalah, dewasalah.� Ujar Na Jung seraya membersihkan wajahnya. Sebuah figura foto pernikahannya dengan seseorang yang memberikannya sebuket bunga, berhasil kembali membuatnya tersenyum kecil. Pernikahan yang sudah dijalaninya selama 20 tahun, benar-benar bisa membuatnya kembali tersenyum. Na Jung menaruh botol pembersih wajahnya tepat di hadapan figura foto, botol itu menutupi bagian foto dimana suaminya berada.



Seoul, 1994.
Na Jung, Yoon Jin, Geu Re, Re Ki, Chun Pyo dan Hae Tae mendiskusikan sesuatu. Kali ini tentang, �Siapa yang akan kau pilih jika hanya dua orang wanita yang tersisa di dunia ini. Na Jung atau Yoon Jin?� Siapa yang akan mendapatkan banyak vote, Na Jung atau Yoon Jin? Setelah berpikir sangat lama, Geu Re memilih Na Jung. �Sorry.. Jangan tersinggung.� Ungkap Geu Re pada Yoon Jin. Yoon Jin tidak tersinggung, ia mengerti terhadap pilihan Geu Re. �Benar, aku juga akan memilih untuk tinggal bersama Na Jung. Aku tidak bisa harus tinggal bersama orang ini.� Chun Pyo mengarahkan kata-kata terakhirnya pada Yoon Jin.



�Kalau kau bagaimana dokter hyungnim?� tanya Hae Tae pada Re Ki. �Aku?� Re Ki berpikir panjang, ia menatap Yoon Jin dan Na Jung secara bergantian. �Sebentar-sebentar.� Pinta Na Jung yang merasa gugup, ia meneguk beer miliknya. �Aku akan memilih Yoon Jin.� Seru Re Ki. �Kami keluarga. Keluarga.� Ungkap Re Ki seraya menunjuk dirinya dan Na Jung. Tak pernah terpikir oleh Na Jung kalau Re Ki akan memilih Yoon Jin. Na Jung menahan nafasnya, ia kesal. Seharusnya Re Ki memilih dirinya, bukan Yoon Jin.


�Kalau kau bagaimana?� tanya Geu Re pada Hae Tae. �Aku.. Aku akan memilih Yoon Jin.� Jawab Hae Tae tanpa berpikir panjang. Yoon jin mengangguk-angguk. �Bagaimana denganmu, pilih satu orang diantara kami berempat. Siapa yang akan kau pilih untuk diajak tinggal bersama?� tanya Hae Tae.



Na Jung yang ingin membalas dendam karena kesal dan sakit hati pada Re Ki, ia tidak menjawab pertanyaan tapi menunjuk ke arah yang berlainan. Ke arah Bong Yi, yang datang mendekat ke arahnya dengan membawa banyak plastik berisi ayam goreng.



Saat Bong Yi datang, ia duduk tepat di sebelah Na Jung. Namun Na Jung malah pergi mengikuti Re Ki. Re Ki harus menelpon seseorang. Di belakangnya, Na Jung mengikuti Re Ki.



Na Jung berdiri kaku di hadapan Re Ki. �Kalau dunia ini hancur, tak ada lagi siapapun hanya aku dan Yoon Jin. Siapa yang akan kau pilih? Aku atau Yoon jin? Siapa yang akan kau pilih? Aku atau Yoon jin?� tanya Na Jung tanpa berani menatap mata Re Ki.




Re Ki mendekatinya, mengubah posisi topi yang dipakai Na Jung lalu mengangkat wajah Na Jung agar pandangan mata mereka dapat bertemu. �Tentu saja.. Aku akan memilihmu. Tidak ada yang lain, aku akan memilihmu.� Jawab Re Ki.




Sedetik kemudian, Re Ki menghancurkan scene manis itu dengan mencubit keras-keras pipi Na Jung. �Dimana lagi aku bisa menemukan mainan seperti dirimu. Lihat.� Ungkap Re ki seraya memain-mainkan pipi kenyal Na Jung. �Lucu sekali. Pipimu masih tetap bisa dipanjangkan seperti ini.� Na Jung sudah tidak lagi kesal, ia senang, seharusnya Re ki sedari tadi mengatakan hal itu pada Na Jung. �Idiot.. Sangat sakit!� jerit Na Jung, lalu menendang kaki Re Ki.


"Kalau kau bagaimana Chil Bong.. Bila wanita yang tersisa di dunia hanya Na Jung dan ---" ucapan Hae Tae langsung di jawab dengan pasti oleh Bong Yi. "Aku akan memilih Na Jung. Apapun yang terjadi." jawab Bong Yi. aw~~~



Sebuah film horror tengan ditonton oleh Na Jung, Chil Bong Yi, Hae Tae dan Chun Pyo. Mereka menonton dengan rasa was-was yang sangat tinggi. Ketika adegan mengerikan keluar, Na Jung-lah yang menjerit dengan suara yang paling tinggi. Ia sangat ketakutan hingga tak sadar kalau dirinya tengah mendekap lengan Bong Yi. Bong Yi pun terkejut, bukan karena film horror yang tengah di tonton mereka, tapi karena jeritan Na Jung yang sangat meledak-ledak.


Bong Yi tersenyum kecil saat Na Jung berlindung di lengannya. Dekap erat lengan Bong Yi, lebih lama, he likes it. Di sebelah Bong Yi dan Na Jung, ada Chun Pyo yang memeluk erat Geu Re. Tak seperti Bong Yi yang senang bukan kepalang lengannya di dekap oleh Na Jung, Geu Re malah merasa risih. �Ah, kau ini..� lirih Geu Re.


Di tempat lain, di bawah hujan. Yoon Jin bertemu dengan Hae Tae di sebuah apotek. Yang membuat Yoon Jin terkejut adalah, di dalam daftar belanjaan obat milik Hae Tae terdapat satu hal yang sangat sensitive. Kondom. Hae Tae membeli kondom, dan hal itu semakin membuat Hae Tae merasa malu. Sedangkan Yoon Jin hanya menatapnya biasa saja, ia mengerti, setiap orang memiliki kepentingannya masing-masing.




�Apa kau terkena flu?� tanya Yoon Jin saat bertemu Hae Tae. �Tidak. Ah. Iya.� Jawab Hae Tae dengan gugup. Yoon Jin datang untuk membeli obat sakit kepala dan tanpa sengaja ia mendengar petugas penjual obat menyebutkan kondom pada Hae Tae.


Hae Tae memutuskan untuk pulang bersama Yoon Jin. Ia bahkan berbohong, mengatakan pada Yoon Jin bahwa dirinya tidak membawa payung. Padahal payung milik Hae Tae yang dibawanya dari rumah, ia tinggalkan begitu saja di jalan. Hae Tae berlari kecil mendekati Yoon Jin, kemudian bernaung di bawah payungnya. Ia menggenggam payung Yoon Jin, agar Yoon Jin bisa berjalan dengan santai. �Hei, pinjamin aku payungmu, aku tidak membawa payung miliku.� Ungkap Hae Tae.



Di bawah naungan payung yang sama Hae Tae mencoba menjelaskan bahwa kondom yang baru saja dibelinya itu bukan miliknya. Tanya saja pada Chun Pyo kalau tidak percaya, Hae Tae mencoba meluruskan reputasinya di hadapan Yoon jin. Dengan tidak terlalu memikirkan urusan orang lain, Yoon Jin pun mengeluarkan pidato panjang lebarnya mengenai privacy yang dimiliki oleh para orang dewasa. Setelah berkata panjang lebar, Yoon Jin mengambil paksa payung miliknya kemudian pergi meninggalkan Hae Tae yang basah karena derasnya hujan.




�Aku membeli kondom bukan untukku. Itu.. Dosen sejarahku mengatakan kalau kita harus memiliki keberanian untuk membeli kondom. Jadi, membeli kondom itu sebuah pengalaman. Kalau kau tak percaya tanyakan saja langsung pada Chun Pyo.� Hae Tae memberikan alasannya. �Bullshit.� Yoon jin tak mempercayainya. �Walaupun tubuhku sebesar kacang, tapi aku tahu segala hal yang seharusnya diketahui oleh orang dewasa. Kau tau, di dunia ini ada beberapa jenis pria yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada pria yang menginginkan kisah cinta yang melankolis saat bertemu pertama kali dengan perempuan yang dicintainya. Atau ada juga pria yang sangat maniak seks yang pekerjaannya setiap hari hanya tidur, seperti dirimu.� Ungkap Yoon Jin. Pfftttt. Gyahahahaa..


�Sudah sampai, kau sebaiknya bersihkan dulu dirimu di bawah hujan, lalu masuk ke dalam. Aku akan masuk ke dalam lebih dulu.� Dengan paksa Yoon Jin mengambil payung merah miliknya dan meninggalkan Hae Tae. Diolok-olok seperti itu, mata Hae Tae berubah hijau, memancarkan laser. Ia kesal.



Sesampainya Yoon Jin di rumah, Hae Tae pun berlarian mengejar Yoon Jin. Mereka berdua melewati Na Jung-Bong Yi dan Geu Re-Chun Pyo yang tengah memeluk satu sama lain. Obrolan gaduh yang terjadi antara Yoon jin dan Hae Tae membuat penghuni kos yang lain merasa penasaran. Dengan bersamaan mereka bangkit dari duduk, lalu menghampiri sisi tangga. Mencoba mendengarkan perang yang terjadi antara Yoon Jin dan Hae Tae.


�Apa kau pernah melihat aku tidur bersama seorang perempuan?!! Kondom ini aku beli bukan untukku. Kau kalau tidak mengerti jangan berbicara.� Pekik Hae Tae. �Ya sudah. Kenapa kau marah-marah, kalau itu bukan milikmu. Kau marah-marah pasti karena kau merasa bersalah kan?� balas Yoon Jin. Dengan polosnya, yang bisa dilakukan Bong Yi, Na Jung, Chun Pyo dan Hae Tae hanyalah membuat wajah heran, lengkap dengan mimic wajah terkejut�ketika mereka tengah mendengarkan Yoon Jin dan Hae Tae. So cute~~~

Perang ternyata tidak hanya terjadi di kubu Yoon jin dan Hae Tae. Di dalam kamar teriakan lebih keras dilakukan oleh Ibu pada Ayah. Ibu merasa cemburu, ia melampiaskan semua amarahnya. Membentak-bentak Ayah, kemudian menangis. Mendengar pertengkaran Ibu dan Ayah�Bong Yi, Na Jung, Chun Pyo dan Geu Re�mengalihkan haluan pandang mereka ke arah ruang kamar milik Ibu dan Ayah. Mereka kembali mendengarkan apa yang sedang terjadi. Cuteeee~~~~~~



Na Jung yang merasa malu karena pertengkaran Ibu dan Ayah, segera beranjak untuk menghampiri orang tua labilnya itu. Ia memasuki kamar. Kedatangan Na Jung, bukan malah membuat amarah Ibu dan Ayah semakin reda, tapi pertengkaran mereka semakin menjadi. Yang bisa Na Jung lakukan hanya menjadi penonton yang baik. Ibu merasa cemburu karena Ayah diundang ke sebuah TV Show yang mengharuskan dirinya bertemu dengan cinta pertamanya. Cinta pertama ayah adalah seorang wanita sukses terkenal di korea, Ibu panic dan cemburu setengah mati. Padahal Ayah tak melakukan apapun, �Aku melakukan hal itu karena PD dan pihak televisi terus menerus menelponku. Kau tau? Aku langsung pulang setelah tv show itu selesai. Aku tidak melakukan apapun.� Kata Ayah dengan jujur. Namun Ibu tetap tidak percaya.


Tak lama kemudian, Re Ki menelpon, Na Jung mengangkat telepon dari Re Ki melalui telepon yang terpasang di kamar Ayah dan Ibu. Re Ki mengatakan kalau ia akan pulang telat karena hujan deras yang belum juga reda. Setelah mendengar teriakan Ibu, Re Ki menebak, �Oppa akan pulang telat, oppa lupa tidak membawa payung. Hei, suara berisik apa itu? Apakah Ibu dan Ayah sedang bertengkar?� tanyanya. �Ibu kesal karena Ayah ikut rekaman sebuah tv show mengenai cinta pertamanya.� Na Jung memastikan bahwa dirinya akan pergi menjemput Re Ki, jadi Re Ki jangan kemana-mana sebelum Na Jung datang menjemput dengan membawakan payung.



Mengetahui Na Jung pergi sendirian di tengah derasnya hujan, Bong Yi yang khawatir langsung merelakan diri untuk mengantarkan Na Jung. Ia mengikuti Na Jung dari belakang, kemudian berlari mendekati Na Jung untuk bernaung di payung yang sama. Sweet~~ Bong Yi masih tetap sama, ia tak pernah bisa untuk tidak memperhatikan Na Jung meskipun hanya dalam sekejap. Di bawah payung itu, ia mencuri-curi pandang, berharap Na Jung menatapnya balik, tapi hal itu tidak pernah terjadi.



�Hei, ayo pergi bersama.� Bong Yi mengambil payung lalu menggenggam ujung payungnya. �Kau tidak melanjutkan untuk menonton acara itu?� tanya Na Jung. �Nanti saja, lagi pula, acaranya belum akan tamat. Apa Hyungnim sedang berada di perpustakaan? Wah, aku dengar Hyungnim mendapatkan beasiswa selama 6 tahun berturut-turut. Padahal wajahnya tidak meyakinkan kalau dirinya itu sangat pandai.� Ujar Bong Yi seraya tersenyum. �Wajahmu juga tidak meyakinkan kalau kau jago dalam baseball.� Balas Na Jung yang tidak rela Oppanya diejek seperti itu. �Ah, benarkah?� jawab Bong Yi.


�Jadi, sudah berapa lama Hae Tae dan Yoon jin berpacaran?� tanya Bong Yi. �Mereka tidak berpacaran.� Na Jung mengatakan hal yang sebenarnya. �Tapi tadi mereka bertengkar seperti itu.� Jawab Bong Yi. �Kau ini tidak tahu tentang wanita. Kau tau? Kalau seorang wanita itu tidak akan pernah menunjukkan melalui matanya kalau ia sedang jatuh cinta. Mereka tidak akan memandang orang yang disukai dengan pandangan penuh cinta.� Na Jung menjelaskan ke-sok-tau-annya. Bong Yi menanggapinya dengan senyum, lalu ia bertanya lagi, �Jadi, seperti apa pandangan penuh cinta itu?�




Kedekatan Na Jung pada Re Ki, cara Na Jung memperhatikan Re Ki, Na Jung yang tidak mempedulikannya, membuat Bong Yi menyadari sesuatu. Bong Yi berjalan melambat dan membiarkan Na jung dan Re Ki berjalan beriringan di hadapannya. Ia memperhatikan Na Jung, tanpa berkata apapun. Sesekali, Bong Yi memalingkan wajahnya karena cara Na Jung mendekap lengan Re Ki membuat dirinya cemburu. Hujan pun tak kunjung reda, ketiganya berjalan menuju arah yang sama dengan iringan rasa yang berbeda satu sama lain. Sekarang ia tahu, pandangan penuh cinta seorang perempuan itu sama seperti saat Na Jung menatap Re Ki.




Mereka masih meneruskan menonton film horror, sekarang lengkap dengan ayam goreng. Re Ki duduk berselebalahan dengan Na Jung, sedangkan Bong Yi, walaupun duduknya berjauhan dari Na Jung, seraya menggigiti daging ayam�matanya tak pernah lepas dari Na Jung. Na Jung menjerit keras, lalu memeluk Re Ki dengan nyaman. �Tenag.. tenang.. tenang..� jawab Re Ki seraya menepuk-nepuk pundak Na Jung. Di sampingnya, ada Yoon Jin�yang juga dengan tanpa sengaja memeluk erat Hae Tae. Kalau Geu Re�mau tidak mau ia harus dipeluk oleh Chun Pyo yang juga ketakutan.




Lampu rumah kos dan seluruh kota Seoul tiba-tiba mati. Pemadaman lampu secara bersamaan itu membuat semua orang menjadi kalut. Na Jung dan Yoon Jin berteriak kencang. Chun Pyo yang berada di dalam kamar mandi juga sama ketakutannya. Dengan korek api, Hae Tae dan Geu Re mencoba menerangi ruang tamu yang gelap. Na Jung dan Bong Yi secara bersamaan menyalakan lilin. Pemadaman secara merata itu bukan karena disebabkan oleh hujan, tapi karena salah satu pusat gardu listrik mereka terkena sambaran petir.


Mereka merebahkan diri, sembari menunggu hujan reda dan lampu menyala, hal yang hanya bisa mereka nikmati adalah mendengarkan siaran radio dengan beberapa lagu sendu. Saat satu lagu cinta di putar, cinta segita itu semakin merebak. Bong Yi membenarkan tidurnya, ia sengaja menghadapkan wajahnya ke arah Na Jung. Memperhatikannya dalam-dalam.

This pose has a lot of version, one of the most favorite scene, happened in Play Full Kiss Love in Tokyo ver. Jap too and Mba Dee kutudrama really loves that scene.


Na Jung mengalihkan pandangannya, ia tak memandang Bong Yi, tapi mata dan hatinya hanya tertuju pada Re Ki yang sama sekali tidak mengetahui kalau dirinya sedang dipandangi oleh Na Jung. Hurt~~
Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 8 part 2



Previous
Next Post »
Blogger Academia Blog ini terdaftar sebagai Alumni Blogger Academia tahun 2015 dengan Nomor Induk Blogger NIB: 015182166, dan dinyatakan Lulus sebagai salahsatu dari 100 Web/Blog Terbaik Blogger Academia tahun 2015.

Mohon laporkan jika terjadi penyalahgunaan Blog dan atau terdapat pelanggaran terhadap konten/artikel yang terindikasi memuat unsur Pornografi, Perjudian dan Hal-hal berbau Sara.

Hormat kami,

Andi Akbar Muzfa, SH
Ketua Blogger Academia
Pimpinan Advokat dan Konsultan Hukum ABR & Partners