Translate this Article...
Na Jung: �Cinta pertama dan umur yang ke-20 tahun. Akankah ada yang menjadi lebih berharga dan sangat dirindukan selain kedua hal tersebut? Umur kami, 20 tahun, telah berakhir seperti itu, cinta pertama kami pun tengah menunggu pada permulaan yang baru. Seperti ciuman pertama kami, yang terjadi begitu saja dan sama sekali tidak direncanakan. Dan cinta kami yang juga tidak dapat diprediksi, hidup di umur 21 tahun telah menanti dan tahun 1995 sudah dimulai.�
Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 10 part 2
Bong Yi menaiki bus dan sampai di tempat sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Chun Pyo. Ia bertanya pada penduduk setempat tentang alamat yang tengah ia cari, tapi penduduk setempat tak mengetahui alamat dan nomor rumah itu milik keluarga siapa. Namun, saat Bong Yi menanyakan dengan menggunakan nama asli Chun Pyo, penduduk itu langsung mengantarkannya sampai rumah Chun Pyo. �Apakah kau mengetahui dimana rumah Kim Sung Gyun?� tanya Bong Yi dengan sopan. �Ah, kau teman Sung Gyu. Whoa. Orang-orang Seoul benar-benar memiliki kulit putih yang bagus, tidak seperti kami, warga desa, sangat berbeda.� Ungkap salah satu Ibu pemilik toko. Anak dari pemilik toko tersebut memberitahukan Bong yi dimana letak rumah Sung Gyu atau Chun Pyo.
Bagaimana nasib para pendemo? Semakin malam semakin kacau. Para serdadu dari kepolisian disebarkan untuk menghalau para pendemo. Padahal, para pendemo tak melakukan apapun, mereka hanya menari, tidak juga merusak atau melempar barang-barang ketika melakukan demo. Mengapa harus melibatkan banyak tentara seperti itu?
Salah satu pendemo tertua yang merupakan pimpinan dari pendemo tersebut, tanpa sengaja mengenali salah satu tentara yang menjaga mereka. Ah, salah satu tentara itu adalah tetangga dekat rumahnya. Pengkhianat, pria sesame satu daerah tidak ikut saling membantu malah menjadi tentara dan mendukung pihak lawan. Pemimpin demo marah, dengan kesal ia mengguncang-guncangkan badan salah satu tentara tersebut. Guncangan badan itu menyebabkan salah satu granat berisi gas jatuh dan menggelinding ke arah kaki Na Jung.
Semua orang terdiam kaku, terlebih Na Jung. Beberapa detik kemudian, gas itu pecah dan mengeluarkan uap yang membuat para pendemo terbatuk-batuk.
Na Jung menghirup gas itu dalam jumlah yang sangat banyak, hingga membuatnya tak sadarkan diri. Na Jung terjatuh, Hae Tae yang menyadari hal tersebut segera membantu Na Jung. Ia mencoba menyadarkan Na Jung dengan memanggil-manggil namanya, Na Jung tak juga menjawab. Dengan sigap, Hae Tae menggendong Na Jung dan membawanya pergi menjauh dari gas yang semakin menyebar ke segala arah.
Sesampainya di rumah Chun Pyo, Hae Tae menjaga Na Jung. Ia merebahkan Na Jung di kasur kemudian menempelkan odol di bagian bawah mata Na Jung dan di dekat hidung. Ia juga merapikan selimut Na Jung.
Bong Yi sudah sampai di rumah Chun Pyo. Di rumah itu, ia sedang berada bersama seorang nenek-nenek super genit yang kehilangan suaminya. Nenek itu mencoba merayu Bong Yi, ia menyuapi Bong Yi, memegang tangannya, juga membantu Bong Yi membersihkan sisa makanan di bagian mulut. Iugh. Don�t touch my keceBong. DON�T. E-VER!
Bong Yi melihat kesekeliling ruangan, ia sama sekali tak curiga dengan nenek itu. Bong Yi menganggapnya sebagai seorang wanita tua yang wajib ia hormati. Di sebuah dinding di pajang satu buah foto yang sudah kusam termakan jaman, terlihat seperti foto yang dicetak di tahun penjajahan. Bong Yi bertanya apakah foto itu adalah kakek�suami dari nenek.
�Kau berumur 20 tahun? Ah, aku benar-benar sangat iri dengan umurmu. Umur yang sangat gemilang.� Ungkap Nenek. �Nenek, apa yang akan kau lakukan jika umurmu kembali menjadi 20 tahun?� tanya Bong Yi.
�Aku.. aku akan mengatakan rasa sukaku pada orang yang sangat aku cintai.� Jawab Nenek. Jawaban Nenek ini berhasil menohok Bong Yi, ia kembali teringat pada rasa sukanya untuk Na Jung.
Di ruang makan, Yoon jin membantu ibu merapikan sajian makanan. Ia menaruh piring, sendok, beserta lauk pauknya dengan sangat rapih. Ibu membisikan sesuatu tentang nenek pada Yoon Jin. Ia berkata bahwa nenek itu sangat genit, dan sangat menyukai pria yang masih muda, terlebih jika pria itu seorang mahasiswa. Mendengar hal tersebut, Yoon Jin menahan tawanya. Ia terbayang nasib Bong Yi bersama nenek�yang berada di ruangan sebelah ruang makan.
�Apakah temanmu itu baik? Jika tidak, ia mungkin akan marah-marah. Nenek di keluarga kami itu sangat tergila-gila pada laki-laki. Walaupun umurnya sudah 80 tahun, ia masih tetap saja mengincar para laki-laki di desa ini, apalagi jika laki-laki sangat muda dan tampan. Hal itu terjadi karena saat ia muda, ia adalah seorang wanita malam pada zaman penjajahan dulu. Benar-benar sangat aneh.� Ungkap ibu. Yoon Jin memandang ke arah ruangan tempat Bong Yi berada, ia tersenyum kecil�senang melihat temannya dikerjai seperti itu.
Di Seoul, Re Ki tak berminat untuk menyusul Na Jung, tidak seperti yang dilakukan Bong Yi. Re Ki memilih untuk bergabung dengan teman-temannya untuk bermain billiard. Kemudian, beeper milik Re Ki berdering. Ada sebuah pesan suara dari Geu Re. Geu Re mengajaknya untuk menonton sebuah film.
Tanpa pikir panjang, Re Ki memenuhi permintaan Geu Re. Geu Re membeli dua tiket untuk dirinya dan Re Ki. Malam itu, mereka menonton bersama.
Suara seorang perempuan yang tengah menangis terdengar dari dalam ruangan tempat Bong Yi berada. Ia segera bangkit dan mengetahui ada kejadian apa di luar sana. Ternyata seorang wanita datang untuk meminta bantuan Ibu Chun Pyo. Wanita itu menangis tersedu karena suaminya akan bunuh dengan menenggelamkan diri di laut. Wanita itu tak memiliki siapapun untuk dimintai tolong, �Semua pria sedang berada di depan gedung pemerintahan, tidak ada lagi yang dapat aku mintai pertolongan. Tolong bantu aku.� Pinta wanita itu pada Ibu Chun Pyo. Di rumah, hanya ada Bong Yi, Yoon Jin dan Ibu Chun Pyo. Ibu Chun Pyo meminta Bong Yi untuk membantu wanita itu. �Kau bisa berenang kan?� tanya Ibu pada Bong Yi.
Bergegas mereka pergi menuju pinggiran pantai. Seorang pria yang dalam keadaan mabuk, seraya merutuk�ia berjalan ke arah laut. Pria itu benar-benar berniat akan membunuh dirinya sendiri, dengan berjalan ke bagian laut terdalam. Bong Yi tak bisa tinggal diam.
Bong Yi melepas jaketnya, udara dingin yang dibawa oleh laut tak membuatnya gentar. Ia berlarian ke arah laut untuk mencegah pria itu dari tindakan bunuh dirinya. Bong Yi berhasil, dengan usaha kerasnya�ia membawa pria itu ke tepian laut.
Aksi Bong Yi tadi malah membuat dirinya jatuh sakit. Bong Yi terkena flu. Tak ada seorang pun yang membantunya atau setidaknya merawatnya. Ibu Chun Pyo hanya menyediakan sebuah obat dan segelas air minum. Bong Yi merebahkan diri di samping Na Jung. Ia membiarkan dirinya tertidur di lantai dengan selimut tebal yang sama sekali tidak menghangatkannya. Untuk menghilangkan rasa sakitnya, Bong Yi bangun untuk meminum obat yang sudah Ibu Chun Pyo sediakan.
Lantai itu sangat dingin, dan Bong Yi benar-benar kedinginan. Ia tak ingin mengganggu Na jung yang ada di sebelahnya. Na Jung yang tengah tertidur pulas, ia membiarkan Na Jung tertidur di kasur dan dirinya tidur di lantai. Tapi karena tak kuat lagi menahan rasa dingin. Bong Yi dengan pelan-menggeserkan diri-mengambil sedikit bagian dari kasur tempat Na Jung tertidur. CUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUTE~~
Di pagi-pagi buta, Ayah mengajak teman-teman Chun Pyo untuk melihat matahari terbit. Tapi tak ada satupun yang datang. Tak lama, seseorang muncul dari kegelapan, Yoon Jin. Hanya ia sendirian yang datang untuk melihat matahari terbit dari kapal milik keluarga Chun Pyo itu. Dengan gugup, Chun Pyo mengambil tangan Yoon Jin�untuk membantunya menaiki kapal.
Di bawah komando Ayah, kapal melaju cepat. Di tengah laut, tepat saat pagi tiba, Chun Pyo bertanya, �Permintaan apa yang kau buat?� tanya Chun pyo pada Yoon Jon saat matahari mulai menampakan diri. Orang-orang desa selalu mempercayai bahwa semua permintaan kau buat bertepatan dengan terbitnya matahari pagi, maka semua permintaan itu akan terkabul. �Aku. Aku ingin agar Seo Ta Ji Oppa bahagia.� Jawab Yoon jin dengan tulus. �Gadis ini. Dewasalah.� Ungkap Chun Pyo yang sama sekali tdaik mengerti dengan permohonan Yoon Jin.
�Memangnya permohonanmu apa? Katakan padaku, kenapa kau hanya menanyakan hal itu padaku?� balas Yoon Jin. �Permintaan pertamaku adalah. First kiss. Dan permohonan itu akan segera terkabul.� Ujar Chun Pyo dengan menatap ke arah Yoon Jin. Dengan perlahan, Chun Pyo mengecup bibir Yoon Jin di bawah terik matahari pagi. Sweet~~ ^3^
Setelah dirasa membaik, Bong Yi merapikan dirinya. Ia datang hanya untuk bertemu dengan Na Jung. Dan malam ini juga, Bong Yi harus kembali ke Seoul�karena urusan baseballnya. Bong Yi melangkahkan kaki dengan pelan, menghindari diri dari membuat suara yang bisa membangungkan Na Jung. Bong Yi bahkan harus menahan batuknya, ia takut Na Jung terbangun dari tidur pulasnya. Bong Yi menatap Na Jung sebelum ia pergi.
Di langkah pertamanya, Bong Yi menghentikan diri karena suara Na Jung yang memanggilnya. �Kau mau kemana?� tanya Na Jung yang terbangun. Na Jung ternyata sedari tadi mengetahui kalau Bong Yi ada di sampingnya. Ini sudah malam, Bong Yi akan pergi kemana malam-malam seperti ini. Bong Yi menjawab dengan singkat, �Seoul.� Jawabnya.
Na Jung tak ingin Bong Yi pergi sendirian. Ia bersedia dengan senang hati mengantarkan Bong Yi ke terminal Bus. Na Jung mengaitkan lengannya pada lengan kekar Bong Yi. Ini sikap yang selalu berhasil membuat Bong Yi berubah kaku. Padahal Na Jung tak merasakan apapun, mereka kan hanya teman, teman, pikir Na Jung.
�Aku akan menemanimu.� Ucap Na Jung seraya berjalan mengikuti Bong Yi. Bong Yi berusaha untuk menolak hal itu, ini sudah larut malam, tak usah mengkhawatirkan dirinya, �Tidak usah, kau kembali tidur saja.� Jawab Bong Yi. �Aku harus menemanimu sampai di terminal bus.� Balas Na Jung seraya mengaitkan lengannya dengan lengan Bong Yi.
Beberapa menit lagi, tahun baru akan datang. Tahun 1994 akan mereka tinggalkan, dimensi baru di tahun 1995 akan dilalui oleh mereka. Ah~ Bong Yi merasa beruntung karena di menit-menit terakhir pergantian tahun, ia bisa bersama dengan orang yang disukainya, Na Jung. Di ruang tunggu terminal, Na Jung bertanya, mengapa Bong Yi bersikeras untuk datang ke tempat ini�padahal tempat ini sangat jauh dari Seoul. Bagi Bong Yi jawaban untuk pertanyaan itu sangat sederhana, �Karena aku menyukaimu.� Jawab Bong Yi pada Na Jung.
�Ah, kau tidak bisa tidur di tempat seperti ini. Pulang pagi saja. Mengapa kau datang ke sini kalau ternyata kau hanya menetap sebentar sekali. Padahal perjalanan membutuhkan waktu 6 jam. Kau datang ke sini dalam waktu 6 jam dan kau kembali ke Seoul juga dalam waktu yang sama. Itu sangat melelahkan.� Ujar Na Jung tak henti-hentinya memberi komentar. �Pernah kau mengira mengapa aku melakukan hal itu? Datang ke tempat ini dengan bus dalam waktu 6 jam dan hanya tinggal selama 3 jam, kemudian kembali pulang ke Seoul dengan bus dalam waktu 6 jam juga.�
�Apa kau tau alasanku?� tanya Bong Yi dengan memelankan suaranya. �Aku pikir kau mengetahui hal itu juga. Tapi, kali ini. Aku harus membuatnya semuanya jelas, karena tahun ini akan segera berakhir bukan. Kau tau, aku tidak bisa selalu berada di pihak yang rasa sukanya bertepuk sebelah tangan.� Bong Yi menatap Na Jung, mencoba menerka apa gadis dihadapannya ini mengerti apa yang tengah mereka bicarakan. �Aku.. menyukaimu.. Alasanku datang ke sini. Aku tau mengenai perasaanmu. Aku tidak memintamu untuk menyukaiku karena aku tau bahwa kau menyukai orang lain, dan.. sesaat aku berpikir untuk tidak memberitahukan perasaanku ini kepadamu. Tapi, entah apa yang harus aku lakukan terhadap rasa sukaku ini. Aku ingin kau mengetahui hal itu.� Bong Yi mengutarakan segalanya. HE IS THE ONE.
�Aku selalu berpikir bahwa aku akan menyesali seumur hidupku jika aku tidak mengatakan hal ini padamu.� Ungkap Bong Yi. Jam terus berdentang, jarum panjangnya mulai mendekati angka 12, pergantian tahun akan datang beberapa detik lagi. Bong Yi menghitung penghabisan waktunya, �tinggal 10 detik lagi. 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1. Happy New Year.�
Seperti ledakan kembang api di tahun baru, Na Jung terhenyak. Ia tak pernah memikirkan bahwa akan ada seseorang yang menyatakan rasa sukanya pada dirinya. Na Jung terdiam di tempatnya duduk. Ia mendengarkan semua yang Bong Yi katakan. Bong Yi menyukai Na Jung dan ia juga mengetahui kalau Na Jung menyukai orang lain. Tidak apa-apa, kalau memang seperti itu, mau bagaimana lagi, rasa suka memang seperti itu, saling mengait.
Bong Yi menghitung dentang detik pergantian jam. Tepat saat jam 12 malam berdentang, Bong Yi mengecup lembut bibir Na Jung. Na Jung terkejut tapi ia tak menghindar. Ia membiarkan Bong Yi mengecup bibirnya. Sweeeeeeeeeeeeeet~~~
Bersambung Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 11