Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 5 part 2

Translate this Article...


Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 5 part 2





Terlalu banyak mengkonsumsi makanan laut di pagi hari, hal itu membuat seluruh anggota keluarga rumah kos Sinchon Boarding House harus terus menerus menggunakan toilet secara bergantian. Rasa sakit di perut mereka benar-benar tidak bisa ditahan, saling memperebutkan toilet terjadi beberapa kali. Lebih parahnya, Chun pyo dan Hae Tae harus keluar dari pertandingan karena tidak kuat menahan rasa sakit di perut mereka. Mereka lebih memilih untuk mendekam di dalam kamar mandi, ketimbang mempertaruhkan kemenangan team sepak bola jurusan mereka.



Di ruang ganti, Re Ki harus meminjam baju yang tengah dipakai oleh Bing Geu Re karena sweaternya ada pada Na Jung. Ia mencium bau baju yang dipakai Geu Re, kemudian memintanya untuk mencopot bajunya. Dengan sangat manis, Re Ki berterimakasih dan mengacak-acak rambut Geu Re. Geu Re hanya tersenyum manis. �Jangan lupa, beritahu aku bila makan malam sedang dilaksanakan. Okay.� Pinta Re Ki dengan sangat ramah pada Geu Re.



Geu Re mengangguk, ia senang sekali bila rambutnya diacak-acak seperti itu, �Apa kau akan pulang saat jam makan malam?� tanya Geu Re. Dengan manis Re Ki menggeleng, �Tidak~ Aku hanya ingin tahu saja.� Jawabnya kemudian pergi meninggalkan Geu Re. Baju milik Geu Re yang dipakai Re Ki sangat kekecilan, tapi tak masalah, Re Ki tetap terlihat seksi. Gah.

 Sedangkan Chun Pyo dan Hae Tae sibuk membersihkan diri dengan menggunakan kamar mandi yang sama.


Masalah sakit perut juga dirasakan oleh Yoon Jin, ia diperbolehkan oleh staff untuk menggunakan toilet khusus yang terdapat di studio. Dan tanpa sengaja, setelah berjalan pelan memperhatikan satu persatu pintu ruang tunggu di koridor itu, Yoon Jin berhasil menemukan ruang tunggu dimana tempat Seo Ta Ji menunggu giliran untuk pentas. Awalnya, Yoon Jin tak diperbolehkan masuk, tapi Seo Ta Ji sendirilah yang memintanya untuk masuk ke dalam ruangan.



Seo Ta Ji menanyakan tentang nama Yoon Jin, grade dan dimana letak rumahnya, ia juga memberikan corn chip. �Ulurkan tanganmu.� Pinta Seo Ta Ji yang wajahnya tak diperlihatkan oleh kamera. Yoon Jin mengulurkan kedua tangannya, tapi Seo Ta ji menolak, �Tidak, tidak. Tangan kanan saja.� Pintanya. Hari itu menjadi hari paling bahagia bagi Yoon jin. Ia bisa bertemu langsung dengan idolanya, juga mendapatkan makanan ringan langsung dari pria yang digemarinya itu.



Dalam perjalanan pulang, Yoon Jin terus menerus mengulurkan tangannya. Ia membiarkan telapak tangan yang berisi corn chips itu berada di udara dan sebisa mungkin menghindari orang-orang yang akan menabraknya. Ajaib. Corn chips di tangannya tersebut berhasil selamat selama perjalanan pulang. Ia juga membeli beberapa kertas kado dan kertas karton untuk membungkus makanan yang sudah menjadi artifak paling berharga dalam hidupnya.


Di dalam kamar, Yoon jin sama sekali tak merasa lelah, padahal hampir berjam-jam ia harus menjaga corn chips miliknya, ia tersenyum lega memperhatikan kilauan corn chips yang ada di hadapannya itu.



Chun Pyo menyalahkan Yoon jin, �Sudah kubilang, kepiting rebus itu bau.� Ujarnya. Mereka merasakan sakit perut dan harus bolak balik ke kamar mandi pasti karena kepiting rebus yang dibawa oleh Yoon Jin, pikir Chun Pyo. Kepiting rebus itu sudah membusuk dan ibu memasaknya. Apa yang lain juga tidak merasakan bau yang tercium dari kepiting rebus itu. Satu-satunya yang mereka curigai adalah kepiting rebus yang dibawa oleh Yoon Jin, karena Na Jung tak memakan rebusan telur, Chun Pyo juga tidak mencicipi cumi, Hae Tae tidak memakan ikan yang dibawanya.


Yoon Jin memakan makanannya tanpa berkata apapun, ia sama sekali tidak menanggapi perkataan Chun Pyo. �Aku selesai.� Ungkapnya setelah memakan sedikit sekali nasi dari mangkuk. Ibu yang merasa tak enak segera mengatakan, �Yoo Jin-ah, jangan dipikirkan. Hal seperti itu memang biasa terjadi.� Yoon Jin hanya mengangguk kemudian pergi meninggalkan ruang makan.



Suara sorak penonton dari stadium base ball terdengar keras dari televisi yang volumenya sengaja dibiarkan menyala. �Bukankah itu Chil Bong.� Geu Re memperhatikan televisi dari tempatnya makan. �Bukankah ia juga memakan kepiting rebus itu. Tapi mengapa ia baik-baik saja. Ia sedang melakukan interview, pasti ia menang.� Terka Geu Re saat melihat Chil Bong Yi diwawancarai oleh salah satu stasiun televisi olah raga terkenal saat itu. Karena penasaran, Geu Re mendekati telivisi. Bukan hanya Geu Re, tapi Ibu, Na Jung, Chun Pyo, Hae Tae dan bahkan Yoon Joon, mereka duduk bersamaan di depan televisi.

Ibu yang terpukau melihat Chil Bong Yi di televisi langsung saja memuji, �Chil Bong pasti sangat terkenal, ia diwawacari oleh Sport Seoul.� Mereka duduk manis mendengarkan komentar Bong yi terhadap kemenangannya. �Saat kau terlihat sangat gugup ketika melempar bola, apakah karena lenganmu yang terluka?� tanya pewawancara pada Bong Yi. Dengan tersenyum Bong Yi menjelaskan, �Bukan seperti itu sebenarnya. Aku mesti pergi ke kamar mandi beberapa kali hari ini, sepertinya karena hal itu. Tapi, berkat kemampuan memukulku point yang tim kami terima menjadi aman.�



Ah~ Ternyata Bong Yi pun sama. Ia harus bolak-balik ke toilet hanya karena masalah perut yang juga dialami oleh keluarga rumah kos yang lainnya. Re Ki yang sedang menikmati minuman yang baru saja dibuatkan oleh Na Jung mengingatkan sesuatu, �Aku rasa, ayah tidak memakan kepiting rebus. Bukankah Ayah tadi buru-buru pergi untuk melatih team Base Ball, karena hal itu, ia tidak memakan kepiting rebus miliknya.� Ujar Re Ki. Semua orang langsung teringat pada Ayah. Benar, tadi pagi, Ayah tidak memakan kepiting rebusnya. Ia meninggalkan kepiting rebus yang hampir masuk ke dalam mulutnya di piring, karena ia harus buru-buru pergi melatih anak-anak baseball, untuk menggantikan pelatih lain yang tangannya patah.




Semua orang langsung memandang ke arah Chun Pyo. Tebakan Chun Pyo salah, semua yang Chun Pyo katakan tentang kepiting rebus yang dibawa oleh Yoon Jin itu tidak benar. Chun Pyo pun merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dengan gugup ia memperhatikan Yoon Jin. Yoon Jin terdiam, tapi kemudian, ia mulai terisak. Tangis yang sedari tadi ia tahan, akhirnya ia bisa menangis. Semakin Yoon jin menangis, Chun Pyo semakin merasa bersalah.


Hae Tae yang tidak ingin hubungan Chun Pyo dan Yoon Jin memburuk, ia memaksa Chun Pyo untuk meminta maaf. Ia mendorong-dorong, menarik-narik Chun Pyo untuk meminta maaf langsung pada Yoon Jin. �Ayoo.. cepat..� Hae Tae menarik sekuat tenaga tubuh gembul Chun Pyo. Ia mendorong Chun Pyo hingga ia memasuki kamar Yoon Jin. �Kau sudah membuatnya berubah menjadi sangat sedih.� Ujar Hae Tae sebelum meninggalkan Chun Pyo di dalam kamar Yoon Jin.



�Begini..� Dengan gugup,  Chun pyo mencoba menjelaskan. Walaupun ia harus dipaksa masuk ke dalam kamar Yoon Jin untuk  meminta maaf, di dalam dirinya, ia juga ingin langsung meminta maaf pada Yoon Jin. �Begini.. soal tadi.� Lidah Chun Pyo masih kaku, sulit untuk mengatakan permintaan maaf. �Aku meminta maaf.� Akhirnya Chun Pyo mengatakan kata itu. Permintaan maaf dari Chun Pyo yang membuat Yoon Jin menghentikan aktifitas menggunting kertas kadonya. �Kau tau kan sifatku memang terkadang seperti itu. Bukankah kau juga tau.� Kata Chun Pyo. �Sudahlah. Lupakan saja, aku juga sudah melupakan apa yang sudah terjadi.� Jawab Yoon Joon. �Jadi kau memaafkanku kan?� tanya Chun Pyo, sangat membuatnya bahagia bila seseorang menerima permintaan maaf tulusnya itu.



�Benarkah?. Benarkah??� tanya Chun Pyo ulang. �Tapi, apa yang sedang kau lakukan? Apa kau sedang mempersiapkan kado untuk Seo Ta Ji?� tanya Chun Pyo yang tanpa rasa bersalah mengambil Corn Chip berharga milik Yoon jin. Ia mengambil corn chip tersebut dan melahapnya dengan cepat. �Katakan pada, katakan. Aku janji, aku tidak akan mengatakan pada siapapun lagi.� Chun Pyo sama sekali tak tahu bahwa ia sedang berada di kandang singa.




Tinggal menunggu hitungan.. 1..2..3.. Yoon jin marah besar. Ini corn chip ke empat yang sudah dimakan oleh Chun Pyo. �APA KAU TAU APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN?!!!! APA YANG KAU MAKAN?!!!� pekik Yoon Jin dengan sangar. Ia mengacungkan gunting miliknya. �hei.. hei.. maafkan aku.. Aku masih menjadi anak kebanggaan ibuku. Maafkan aku.� Jerit Chun Pyo yang kerah bajunya tengah dicengkram oleh Yoon Jin. Malam itu, keduanya bertengkar, seperti anjing dan kucing. Permintaan maaf yang sedetik di ucapkan, malah berubah menjadi kesangaran bagi Yoon Jin, semua karena Oppanya xD



Re Ki masih berada di ruang kerjanya, ia belum pulang ke rumah karena memikirkan pasien dan dua orang anak yang tadi siang ia lerai. Seorang teman wanita Re Ki datang. Re Ki teringat sesuatu, permintaan Ibu Woo. Penyakit Ibu Woo sudah tidak dapat lagi diobati. Ia hanya memiliki waktu 6 bulan untuk bertahan hidup. Hal yang tidak bisa Ibu Woo lakukan adalah mengatakan kepada kedua anaknya bahwa dirinya akan meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. �Saat ibumu meninggal dunia, kau masih berumur 7 tahun kan?� tanya Re Ki. Wanita itu mengangguk. �Apa kau mengingat jelas semua hal yang terjadi saat itu, meskipun umurmu baru 7 tahun?� Re Ki sangat penasaran. Apa semua orang juga mengingat segala hal dengan baik, meskipun mereka memiliki usia yang sangat muda.


�Aku mengingatnya, ayahku yang menangis, upacara pemakaman. Semua hal itu. Ku pikir, usia tidak mempengaruhi apapun. Kau akan mengingat kejadian saa ibumu meninggal dunia meskipun kau baru berumur lebih muda dari usia 7 tahun.� Jawab wanita itu. �Apa kau ingat kata-kata terakhir yang ibumu sampaikan?� Re Ki bertanya lagi. Wanita itu berpikir sejenak kemudian menjawab, �Aku tidak terlalu mengingat kata-kata terakhir yang ibuku sampaikan sebelum ia meninggal. Hanya saja� yang sangat kuingat adalah mata yang memandangiku karena rasa cintanya.� Jawab wanita itu.



Keesokan harinya, Re Ki menemui Ibu Woo. Re Ki menyampaikan apa yang seharusnya Ibu Woo sampaikan pada dua orang anaknya, �Semua orang akan merasakan sakit, siapapun mereka, dan mereka juga akan terkena penyakit seperti penyakit flu. Karena ibu sakit, ia harus berpisah dengan Jung Woo dan Sun Woo. Karena hal itu, ibu akan memberikan kalian PR. Pertama, jika ibu tidak ada di sini, kalian harus berjanji untuk tidak terlalu merindukan ibu dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan.� Ujar Re Ki, ibu Woo mendengarkan apa yang Re Ki sampaikan. Ibu Woo sendiri yang akan menyampaikan semua kata-kata Re Ki barusan pada Jung Woo dan Sun Woo.



�Kedua..� Re Ki melanjutkan kata-katanya. Suaranya melirih karena tertahan oleh tangis. �Jung Woo dan Sung Woo harus belajar dengan giat, kemudian kalian harus masuk ke universitas. Dan yang terakhir.� Air matanya tak bisa lagi tertahan, Re Ki menangis. �Dan terakhir� Kau tau.. Kau tau kan.. Janji. Berjanjilah pada ibu.� Re Ki bisa merasakan apa yang Ibu Woo rasakan, ia harus merelakan orang-orang yang disayanginya tetap tinggal sedangkan dirinya harus pergi sangat jauh. �Seperti itu yang harus kau katakan kepada mereka. Tapi, apapun yang kau katakan. Untuk yang terakhir kalinya, biarkan mereka selalu mengingat wajah penuh kasih seorang ibu.�

Bersambung Sinopsis Reply Me/Answer Me 1994 episode 6



Previous
Next Post »
Blogger Academia Blog ini terdaftar sebagai Alumni Blogger Academia tahun 2015 dengan Nomor Induk Blogger NIB: 015182166, dan dinyatakan Lulus sebagai salahsatu dari 100 Web/Blog Terbaik Blogger Academia tahun 2015.

Mohon laporkan jika terjadi penyalahgunaan Blog dan atau terdapat pelanggaran terhadap konten/artikel yang terindikasi memuat unsur Pornografi, Perjudian dan Hal-hal berbau Sara.

Hormat kami,

Andi Akbar Muzfa, SH
Ketua Blogger Academia
Pimpinan Advokat dan Konsultan Hukum ABR & Partners