Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 5 part 1

Translate this Article...


Re Ki�Trash Oppa�Oppa Yaa mengatakan tentang segala hal yang ia pikirkan dan rasakan, �Kepada mereka, orang-orang yang aku sayangi. Ada beberapa hal yang sulit untuk diungkapkan oleh kata-kata. Semua itu sulit karena persiapan sebaik apapun tak cukup untuk mengatakan kebenaran yang terjadi. Saat kau harus membiarkan orang-orang yang kau sayangi mendengar semua kebenaran yang ada, kebenaran yang sulit untuk diterima, saat kau harus benar-benar mengatakan sesuatu hal yang tidak terkatakan. Hanya satu hal yang bisa dilakukan. Kau tau, kata-kata panjang dengan penjelasan yang rinci itu tidak berarti. Hanya ketika matamu berbicara dan memancarkan hal yang kau simpan di dalam hati. Pancaran mata yang mengatakan bahwa kau mencintai mereka. Itu lebih dari cukup.�

Ready TO ROCK~~~!






Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 5


1994. Sinchon Boarding House
Ikan segar dari desa�kiriman ibu Hae Tae, kepiting besar sebagai oleh-oleh�dari keluarga Yoon Jin, kerang dengan daging lezat�dikirim langsung oleh ibu Chun Pyo, semua makanan segar berasal dari laut itu diolah oleh ibu menjadi lauk super lezat. Sarapan Lengkap. Empat sehat lima sempurna. Tak kurang satu apapun. Ibu tak pernah ingin siapapun yang meninggalkan meja makannya dengan perut lapar, semua yang menikmati masakan ibu harus puas, karena kepuasan itu adalah kebahagiaan bagi ibu.



Termasuk pagi itu, ibu mempersiapkan semuanya dengan sempurna. Lauk yang dimasak ibu seperti surga bagi penghuni rumah kos �Sinchon Boarding House�, meja makan besar itu bahkan hampir tak muat karena dipadati oleh piringan besar berisi lauk lezat. Heaven~~



Re Ki menyisakan daging dari ikan yang ia sisihkan untuk Na Jung. Ia juga membiarkan Geu Re untuk memakan kepiting bagiannya. Oppa-Yaaa sangat memperhatikan semua dongsaengnya, ia bahkan dengan ramah meminta Yoon Jin untuk menghabiskan seluruh makanan. �Kau sangat menyukai semua ini kan?� tanya Re Ki. Geu Re mengangguk dengan kilat, hampir semua lauk ia cicipi dengan sangat lahap. �Lihat, anak ini benar-benar sangat menggilai semua masakan ini.� Timpal Bong Yi dengan tertawa, ia senang sekali melihat Geu Re memakan makananya dengan sangat lahap seperti itu.


Tak ada yang tahu kalau ternyata Bong Yi memiliki hubungan sangat dekat dengan Lee Sang Min. Iya, Lee Sang Min idola Na Jung. Bong Yi bahkan bisa dengan leluasa menelpon Lee Sang Min kapan pun ia mau. Hubungan mereka seperti kakak-dan-adik. Bola mata Na Jung hampir keluar dari matanya saat mengetahui bahwa Bong Yi memiliki kedekatan seperti itu dengan Lee Sang Min. Untuk Na Jung, Bong Yi sengaja menelpon Lee Sang Min pagi itu. Membiarkan Na Jung untuk berbicara langsung dengan Lee Sang Min.



�Karena kami adalah lulusan dari sekolah SMA yang sama. Lagi pula, hubungan antara team baseball dan team basket memang sangat baik. Haruskah aku menelponnya?� tanya Bong Yi dengan manis. �Iya.. Iya.. telepon saja, barang kali Lee Sang Min ada.� Balas Re Ki dengan antusias. Na Jung hanya menatap bingung, bingung karena kejadian langka seperti ini terlalu cepat terjadi.



Tapi apa yang terjadi, seperti baru melihat hantu, Na Jung menolak mentah-mentah kesempatan emas tersebut. Ia berlarian menghindari Bong Yi. Padahal Bong Yi dengan baik hati menawarkan gagang telepon agar Na Jung dapat mendengar dan berbicara dengan Lee Sang Min. Na Jung terlalu gugup untuk mendengar bahkan harus berbicara langsung dengan Lee Sang Min. Ia tak terbiasa, tidak juga memiliki rencana apapun, bingung harus berkata apa, terlalu gugup, sangat gugup. Na Jung sudah terbiasa berteriak memberikan semangat untuk Lee Sang Min dari jauh, tapi bila harus berada di dekat Lee Sang Min secara langsung, ia seperti kehilangan dirinya, terlalu senang juga terlalu gugup. Fangirling, everybody~~



�Na Jung.. Ini benar-benar Lee Sang Min.� Bong Yi mencari-cari Na Jung untuk memberikan telepon. �Ini.. Tidak apa-apa.� Bisik Bong Yi dengan lembut pada Na Jung yang bersembunyi di bawah meja. Na Jung menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia menjambak rambutnya sendiri karena gemas. �Ini.. Na Jung ada apa?� Bong Yi tetap menawarkan telepon itu. Na Jung semakin tak mau mengambil telepon itu. Tidak, jangan sekarang, Na Jung belum siap, belum siap untuk meledakkan rasa sukanya pada Lee Sang Min. Ini hal aneh yang baru ditemui oleh Bong Yi, ia tergelak melihat sikap Na Jung.


Re Ki tengah bertugas di rumah sakit, beberapa orang dengan peringkat teratas di kelasnya akan dijadikan sebagai assitent dokter sebagai bagian dari training di semester ke tiga pada Jurusan Kedokteran. Re Ki menjadi salah satu pemegang peringkat pertama di kelas, tak pernah tergantikan. He is DA MAN!! Na Jung menelponnya dari telepon umum, dan Re Ki menerima telepon itu dengan menggunakan telepon rumah sakit. Keduanya selalu menggunakan kata-kata kasar, kata-kata yang terdengar kasar itu bagi Re Ki dan Na Jung adalah hal yang sangat biasa. Justru akan terasa sangat aneh bila keduanya tidak saling melemparkan kata-kata kasar. Just the way they are~


�Aku tidak bisa pergi, Jung-ah.� Jawab Re Ki seraya membuka-buka buku manual berkaitan dengan kedokteran. �Aahahaaaa~~~ahahaa� Na Jung merengek, cute~~ �Kau harus datang. Chun Pyo dan Hae Tae juga datang.� Pinta Na Jung. �Hey, bukankah bila jurusan kedokteran melawan jurusan computer maka hasilnya sudah sangat jelas?� ejek Re Ki. �Bahkan hasilnya akan menjadi 100 point untuk jurusan computer dan 0 untuk jurusanmu.� �Oppa-ya!! Apa kau tidak bisa datang karena professor botakmu itu?!� tanya Na Jung dengan keras. �Iyah, ia benar-benar tak punya hati.� Jawab Re Ki. �Dasar professor botak. Pasti ia belum menikah karena ada sesuatu yang salah padanya.?!!� Ujar Na Jung dengan omelan supernya.




Saat tengah menerima telepon dari Na Jung, tanpa Re Ki sadari ia juga menanggapi kata-kata kasar Na Jung, hingga seorang dokter yang menjadi atasannya mendengar semua ucapan Re Ki. Shock. Dengan wajah datar Re Ki menjauhkan telepon dari telinganya. Percuma, karena suara Na Jung sangat keras, semua omelan yang ia lontarkan malah semakin terdengar jelas oleh orang-orang di sekitar. Sang dokter dan dua orang teman Re Ki hanya menggeleng-geleng pasrah. �Idiot!!� seru Re Ki pada gagang telepon, memukul gagang telepon tak bersalah itu kemudian menaruhnya dengan sedikit membanting. �Sangat idiot!� ujarnya lagi, di depan para dokter dan dua orang temannya.


Ke-idiot-an Re Ki yang lain adalah banana milk. Re Ki yang bosan dengan keadaan rumah sakit yang terlalu sepi, ia mencoba bermain-main dengan dirinya sendiri. Ia menjadikan tempat sampah sebagai ring, tempat sampah yang jaraknya agak jauh dari tempatnya berdiri.



Dengan ancang-ancang yang sangat menjanjikan, Re Ki mengarahkan botol banana milk miliknya ke arah tempat sampah, ia melempar banana milk lalu menendangnya, berharap agar botol banana milk itu mendarat di tempat yang tepat. Idiot. Sisa milk yang terdapat di dalam botol malah berhamburan keluar, karena Re Ki salah mengarahkan tendengannya, susu putih itu mengotori wajah Re Ki. Cute~



Na Jung berada bersama Chun Pyo dan Hae Tae. Ia hendak mendukung kedua pria itu yang akan bermain di dalam team sepak bola. Hae Tae berubah menjadi seorang teman yang selalu mengoreksi tata bahasa Chun Pyo. Mereka sedang berada di Seoul, sebagai teman Hae Tae ingin Chun Pyo untuk berbicara menggunakan logat Seoul. Ia juga tidak menyukai saat Chun Pyo mengatakan �Manna�, Hae Tae langsung memberikan contoh dengan logat Seoul �Matta�. �Manna� memiliki arti �benarkah�, biasa digunakan dalam logat daerah pedalaman di luar Seoul, orang-orang Seoul biasa menggunakan kata �Matta� dengan arti yang sama yaitu �benarkah�. Keduanya diucapkan dengan tone kata tanya. �Manna?� ujar Chun Pyo. �MATTA?!!� jawab Hae Tae dengan gemas ketika keduanya selesai mengikat sepatu masing-masing.


�Aku dengar Re Ki Hyung berhasil membobol 2 point tahun lalu?� ujar Hae Tae yang mendengar rumor tentang kebolehan anak jurusan kedokteran. �Jurusan kedokteran bahkan memenangkan pertandingan bola tahun lalu.� Hae Tae membenarkan tali sepatunya. �Tapi, bagaimana mereka bisa menang?� pikir Chun pyo. Bukankah anak-anak kedokteran itu hanya sekelompok anak-anak kutu buku, mereka juga mahir dalam olah raga? Daeeebak. �Untung saja junior dari jurusan kedokteran tidak bisa hadir, kalau tidak, kita akan kalah telak.� Sambung Hae Tae lagi. Na Jung yang mendengar pembicaraan mereka hanya tersenyum, entah mengapa, ia sangat senang mendengar Sang Oppa di puji oleh orang lain.



Sebuah rapat analisa mengenai penyakit pasien diadakan, para dokter saling memberikan masukan mereka masing-masing. Proffesor ingin mendengar pendapat dari para trainer, sayangnya tak ada satupun dari trainer yang bisa memberikan pendapatnya dengan tepat, terkecuali Re Ki. Re Ki dengan rendah hati memberikan pendapatnya, analisanya sangat tajam hingga membuat professor berdecak kagum. �Siapa namamu?� tanya professor karena merasa sangat puas dengan semua analisa yang Re Ki utarakan. Remember, nama asli Re Ki masih sangat misterius, semisterius suami Na Jung.



Musik festival itu tidak mengizinkan banyak fans Seo Taji untuk masuk, mereka membatasi banyaknya penggemar yang bisa masuk ke dalam studio. Yoon Jin berada di dalam antrian terakhir, ia tidak memiliki kemungkinan untuk terpilih. Ah, Yoon Jin memutar otaknya. Di sebelah barisannya terdapat antrian para Ahjumma yang akan menikmati musik dari seorang penyanyi legendaris. Antrian para ahjumma tersebut tidak dibatasi, semua Ahjumma yang berada pada antrian diperbolehkan masuk. Yoon Jin membuka jaket fans clubnya, dengan berlari kecil ia berpindah ke antrian di sebelahnya. Satu-satunya cara untuk bisa melihat pertunjukan panggung Seo Taji. Tak masalah berada di deretan antrian yang mana, mereka akan menggunakan panggung yang sama. So, Yoon jin menang. Ia berhasil masuk ke dalam studio tanpa dicurigai apapun.




Re Ki mencoba melerai dua orang kakak adik yang berkelahi karena permainan yang mereka mainkan. Ia berhasil melerai keduanya, membuatnya kedua kakak adik itu saling menghargai satu sama lain. Pengalaman Re Ki tentang masa lalunya saat ia masih bermain bersama kakak kandung Na Jung, benar-benar membuat mudah untuk berbaur dengan siapapun. �Jangan saling berebut. Lihat, aku akan tetap memperhatikan kalian melalui CCTV itu.� Ujar Re Ki pada cctv yang di pasang di halaman tersebut. Kedua anak itu mengerti, sang adikpun berterimakasih kepada kakaknya karena telah meminjaminya permainan, �Hyung, terimakasih.� Ujarnya.




Bing Geu Re tidak masuk kuliah, ia juga tidak berada di dalam arena untuk mendukung team sepak bola jurusannya. Dengan paksaan dari Re Ki, Bing Geu Re pun mau tak mau harus berada di arena pertandingan. Ia digendong paksa oleh Re Ki. �Aku sedang tidak enak badan, Hyung. Perutku sangat sakit.� Geu Re tak beralasan, ini benar-benar terjadi. Ia sudah bolak-balik ke kamar mandi seharian ini. �Kau tidak sedang mengeluarkan kotoran kan. Fine. Ayo.� Ajak Re Ki seraya mengangkat Geu Re. Cute~~



Juga saat di tengah lapangan, Re Ki mengalungkan lengannya, agar Geu Re tidak kabur dari pandangannya. Re Ki memperkenalkan Geu Re pada team sepak bola jurusan kedokteran. Team sepak bola mereka akan bertanding memperebutkan kemenangan dengan team dari jurusan computer, ada Chun Pyo; Hae Tae; Na Jung; yang mengambil jurusan computer.



Seperti yang Bing Geu Re katakan, kalau Re Ki itu sangat berkarisma, berbeda saat ia berada di rumah. Lihat saja, setibanya Re Ki di tengah lapangan, para cheerleaders langsung menghampirinya. Mereka mencoba untuk menarik perhatian Re Ki, tapi sama sekali tak dipedulikan oleh Re Ki. Na Jung yang melihat para cheerleaders yang mencoba menggoda Re Ki, ia sangat cemburu. �Apa yang That Bitch katakan pada Oppa-ya?!!� tanya Na Jung dengan amat kesal pada Geu Re yang baru saja duduk di sebelahnya.




Kecemburuan Na Jung langsung disambut dengan dekapan hangat dari Re Ki. Dari kejauhan, Re Ki mencari-cari Na Jung, ia melepas sweaternya sebelum memakai kostum team sepak bola, kemudian berlari kecil menghampiri tempat duduk penonton. Re Ki memperhatikan satu persatu penonton yang ada di hadapannya, ia berjalan pelan di pinggiran dan saat menemukan Na Jung, senyum Re Ki merebak manis. Ia melempar sweaternya tepat ke wajah Na Jung, hingga seluruh wajah Na Jung tertutupi oleh sweater biru itu. Sebelum Re Ki pergi, ia mengaitkan sebuah jam tangan baru di pergelangan tangan Na Jung. Sweet~~~





Na Jung  mencoba menutupi wajah semu merahnya, ia melirik ke arah kanan dan kiri. Berharap agar Geu Re yang berada di sampingnya tak menyadari rasa bahagia yang tengah di rasakan Na Jung. Geu Re sedang mendengarkan lagu dari earphone, mungkin ia tak peduli dengan keberadaan Na Jung, mengetahui hal tersebut, Na Jung lalu menciumi wangi sweater Re Ki, hingga tak mempedulikan bahwa dirinya tengah diperhatikan oleh para cheerleaders yang merasa tersaingi.

Bersambung Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 5 part 2



Previous
Next Post »
Blogger Academia Blog ini terdaftar sebagai Alumni Blogger Academia tahun 2015 dengan Nomor Induk Blogger NIB: 015182166, dan dinyatakan Lulus sebagai salahsatu dari 100 Web/Blog Terbaik Blogger Academia tahun 2015.

Mohon laporkan jika terjadi penyalahgunaan Blog dan atau terdapat pelanggaran terhadap konten/artikel yang terindikasi memuat unsur Pornografi, Perjudian dan Hal-hal berbau Sara.

Hormat kami,

Andi Akbar Muzfa, SH
Ketua Blogger Academia
Pimpinan Advokat dan Konsultan Hukum ABR & Partners