Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 6 part 2

Translate this Article...


Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 6 part 2





Na Jung mendobrak pintu kamar Re Ki. Ia mencari-cari marshmellow miliknya, mungkin Re Ki menyembunyikan makanan itu. Re Ki tak tahu menahu, sungguh. �Aku sama sekali tidak tahu bagaimana bentuk Marshmellow.� Jawab Re Ki. Sebelum Na Jung keluar dari kamar, Re Ki meminta Na Jung untuk menyempatkan waktunya sebentar saja, ada hal yang sangat rahasia yang ingin dibaginya bersama Na Jung. �Jung-ah, kemari sebentar.� Re Ki berubah serius. Apa mungkin? Pikir Na Jung. Dengan gugup ia mendekati Re Ki tanpa berani menatap Re Ki, Na Ju mendekatkan telinganya ke wajah Re Ki. Mempersiapkan diri untuk mendengar apa yang akan Re Ki katakan.


Apa yang Re Ki katakan dengan wajah seserius itu. Re Ki membisikan sesuatu ke telinga Na Jung. Membisikkan hal yang tidak benar-benar penting.



Re Ki malah membisikan tentang salah satu karakter di dalam komik yang berubah menjadi exorcist. Kesal karena dibodohi oleh Re Ki, Na Jung membenturkan kepalanya ke kepala Re Ki. Setelah tertawa penuh kepuasan, Re Ki meringis kesakitan. Kepalanya hampir saja retak karena benturan kepala batu milik Na Jung.



Setelah Na Jung pergi, untuk sedikit menenangkan dirinya, Re Ki mengunyah marshmallow yang baru saja dicari oleh Na Jung. Marshmellow itu ia simpan diam-diam di laci meja belajarnya. Ia mengunyah snack itu dengan bersenandung, mengusap-usap bagian kepala yang baru saja dibenturkan oleh Na Jung, berharap rasa sakitnya hilang. �Ah, kepalaku.� Keluhnya, lalu bergeleng-geleng senang. Cute Oppa-ya~~


Perang dunia ke-tiga merutuki hubungan Yoon Jin dengan Chun Pyo. Keduanya selalu saja adu pendapat, saling menyalahkan, saling membentak satu sama lain. Tak ada yang mau mengalah. Walaupun Chun Pyo seorang pria, ia kalah telak dengan Yoon Jin.



Yoon Jin sangat brutal kalau sudah berhubungan dengan fisik. Chun Pyo bahkan terkena tendangan di bagian sensitifnya ketika ia hendak berusaha melawan Yoon Jin. Tidak ada juga yang bisa dilakukan oleh kedua orang temannya�Na Jung, Hae Tae�yang juga berada di satu jurusan yang sama dengan Chun Pyo dan Yoon Jin, juga Geu Re. Ah, mungkin cara ini akan membuat mereka berdamai. Setidaknya menghentikan perselisihan mulut yang sangat membuat hidup Na Jung dan Hae Tae menjadi sangat bising.

Na Jung dan Hae Tae pun merencanakan sesuatu. Mereka akan membuat satu game, dengan target utama adalah Chun Pyo dan Yoon Jin. Permainan yang mengharuskan pesertanya untuk memilih secara acak batangan bamboo yang bertuliskan kasta kerajaan dan sisanya adalah nomor urut; Ada Raja (King), Nomor 2, 1, 3, 5 dan Nomor 4. Peraturannya adalah, siapapun yang mendapatkan bamboo bertuliskan Raja (King), orang itu akan menguasai permainan. Hak nya sangat besar, bisa menyuruh apapun pada siapapun.



Re Ki bergabung dalam permainan itu, sebelum bergabung Chun Pyo, Hae Tae dan Geu Re menanyakan satu hal pada Re Ki. Hal yang berkaitan dengan harkat dan martabat seorang pria. Re Ki tentu saja berpihak pada team pria. Ia bahkan menunjukkan diri bahwa ia adalah pria sejati, dengan penuh keriangan, Re Ki membuat bentuk V dengan tangannya, kemudian tersenyum penuh kemenangan Ke arah Na Jung dan Yoon Jin.


�Hyung, bila seorang wanita merasa pusing berada di rumah yang baru karena bau cat tembok, tapi jika ia membuka pintu maka ada banyak polusi yang menyerebak. apakah ia harus menutup atau membuka pintu?� tanya Hae Tae. �Tentu saja kau harus membuka pintu.� Jawab Re ki yang langsung disambut oleh seruan kemenangan dari para team pria. Jawaban team pria adalah �Membuka atau menutup pintu� sedangkan bagi team wanita�Na Jung dan Yoon Jin�yang mereka inginkan hanya perhatian, seperti menanyakan keadaan, �Apa kau baik-baik saja.� Seperti itu.


 Hei, kita kekurangan satu orang lagi. Bong Yi. Chil Bong Yi pun datang tak berapa lama kemudian. Ia bergabung dengan makhluk berjenis alien lainnya. Mereka duduk melingkar, membentuk lingkaran tak terputus. Di tengah-tengah mereka duduk di penuhi oleh arak yang nantinya akan dijadikan sebagai hukuman. Sebelum permainan dimulai, sama seperti tadi, Chun Pyo, Hae Tae dan Geu Re menanyakan hal yang baru saja ditanyakan pada Re Ki.


Bong Yi menjawabnya, jawaban yang membuat para team pria senang. �Bukankah sebaiknya harus menutup pintu?� tanya Bong Yi dengan tidak pasti.  Tapi kemudian, ia berubah pikiran, �Kau benar baik-baik saja?� tanya Bong Yi pada Na Jung. Pertanyaan yang membuat team pria menatapnya tak bersahabat. Hihi.. Na Jung dan Yoon Jin pun mendapat bala bantuan karena pertanyaan Bong Yi barusan. Bong Yi is the guy!!



Permainan dimulai. Dengan memberikan aba-aba, semua orang mengambil bamboo yang ditaruh di dalam sebuah gelas. �Ah, aku mendapatkan Raja.� Pekik Geu Re saat melihat bamboonya bertuliskan Raja. Na Jung memberikan aba-aba pada Hae Tae untuk mengintip bamboo milik Chun Pyo, sedangkan Na Jung sendiri akan melihat bamboo milik Yoon Jin. Malangnya, Chun Pyo dan Yoon jin mendapatkan bamboo bernomor 4 dan 2. Mengetahui hal tersebut, Hae Tae lalu memberikan perintah, �Untuk mereka yang memiliki bamboo nomor 4 dan 2. Kiss!�


Saat mengetahui siapa yang mendapatkan bamboo bernomor 2 dan 4, semuanya tergelak. Benar-benar sangat tidak menguntungkan bagi Chun Pyo dan Yoon jin. Mereka lebih memilih untuk meminum segelas arak dari pada harus memenuhi perintah dari Raja. Hal itu terjadi terus menerus. Chun Pyo dan Yoon jin selalu mendapatkan hukuman secara sengaja dari teman-teman mereka. Mereka juga mendapatkan perintah yang sama, untuk saling mencium satu sama lain. Tapi tak berhasil, gah. Chun Pyo dan Yoon Jin lebih memilih untuk meminum berbaskom-baskom arak ketimbang berdamai satu sama lain.




Mereka melakukan hal tersebut hingga larut malam. Yoon Jin dan Chun Pyo sudah tertidur, tidak bisa lagi diganggu, Chun Pyo tertidur di sofat sedangkan Yoon Jin�tidur bersandarkan sofa. Hae Tae, Re Ki, Bong Yi dan Na Jung masih tetap bertahan.


Mengetahui Yoon Jin dan Chun Pyo tertidur, Hae Tae melakukan aksi damai. Ia menyatukan tangan Yoon Jin dengan tangan Chun Pyo tanpa sepengetahuan masing-masing. Sweet. Permainan berlanjut~ Peserta yang tersisa tinggal Na Jung yang sudah benar-benar mabuk, Hae Tae yang juga dalam keadaan yang sama, Re Ki yang mabuk juga mengantuk, Geu Re yang masih sedikit sadar, kemudian Bong Yi yang masih mengetahui dengan jelas kalau orang-orang sudah mabuk.



Siapa yang mendapat Raja kali ini? Bong Yi. Bong Yi memberikan perintah yang sama yaitu Kissing. Lalu yang mendapatkan nomor 4 dan 2 adalah�. Re Ki dan Geu Re. Gahahaha.. Re Ki tak mau meminum arak, ia sudah cukup mabuk. Re Ki pun menerima perintah Raja. Dengan lembut ia mencium bibir Geu Re. �Sini..� kata Re Ki seraya meraih leher Geu Re dan kiss. Geu Re diam tidak berkutik, ia tak berkata apapun, seperti patung es Geu Re duduk tak sadarkan diri. Geu Re mencoba mengatur nafasnya, namun ciuman dari Re Ki malah membuatnya semakin kehabisan nafas. Padahal Re Ki sama sekali tak merasakan apapun, ia tak mempedulikan reaksi Geu Re. Aw cute~


�Ah.. ini sudah tidak lagi menyenangkan.� Ujar Hae Tae yang sudah sangat mengantuk. Bong Yi mengiyakan. �Ini yang terakhir.. Ingat. Ini yang terakhir.� Hae Tae mengingatkan seraya mengambil bamboo-bamboo dan menaruhnya kembali ke dalam gelas. Dalam hitungan ketiga, semua orang mengambil bamboonya masing-masing.


Geu Re mendapatkan Raja dengan peraturan yang sama. Kemudian yang mendapatkan nomor 1 dan 5? Taraaaaa.. Na Jung dan Bong Yi mendapatkan nomor 1 dan 5. Na Jung yang sudah mabuk berat tak mengerti apapun. Ia benar-benar sudah di awang-awang. Sedangkan Bong Yi. Ia menatap Na Jung dalam-dalam.


Hei, pria ini sangat menyukai Na Jung. Bukankah ini saat yang tepat untuk setidaknya memberikan sinyal kalau ia menyukai Na Jung, disaat orang-orang sudah tertidur dan mabuk, dan disaat Na Jung tak lagi mengingat apapun karena ia mabuk. Dengan pasti, Re Ki mendekatkan wajahnya kehadapan Na Jung, lalu mengecup bibirnya dengan lembut. THE CHEMISTRY!!!!!!! SO DAMN PERFECT!!

Bong Yi mengecup bibir Na Jung dengan sangat lama, dan seseorang memperhatikannya. Re Ki. Seperti tersadarkan oleh sesuatu, Re Ki pun merasakan sesuatu. Hal yang tidak pernah ia sadari, merasuk dan membuatnya menyadari segala hal. The L.O.V.E.



Seperti seorang anak kecil yang mendapatkan cokelat, first kiss Bong Yi itupun berhasil membuat harinya berubah. Bahkan saat ia dihukum karena melewatkan jadwal latihan, Bong Yi tetap tertawa manis. He is cute and innocent. Like a puppy.



Keesokan harinya. Na Jung tak mengetahui bahwa first kiss nya telah dicuri oleh Bong Yi. Dan yang Bong Yi hanya bisa lakukan adalah memperhatikan Na Jung, terus menerus. Mereka duduk bersebelahan tapi hanya Bong Yi yang memperhatikan Na Jung. Na Jung sibuk memakai perawatan wajah. �Apa kau menggunakan cologne?� Na Jung mencium wangi dari arah Bong Yi. �Huh? Oh, setelah berlatih aku semprotkan sedikit parfum agar tidak bau.� Jawab Bong yi. �Wah, pria Seoul memang berbeda. Seharusnya aku juga memakai parfum seperti wanita Seoul yang lain, kan?� Na Jung bergantian memberikan saran pada dirinya sendiri.


Sama seperti yang dilakukan oleh Re Ki. Melihat ketertarikan Bong Yi pada Na Jung membuat Re Ki tak berani mengganggu keduanya. Ia berdiri di depan pintu dan hanya memperhatikan Bong Yi yang terus menerus melihat ke arah Na Jung dalam waktu yang lama. Saat keduanya tak lagi berbicara, hanya Bong Yi yang tersenyum pada dirinya sendiri, Re Ki baru memasuki ruangan.



Melihat kedatangan Re Ki, Na Jung bangkit dari duduknya lalu merangkul pergelangan tangan Re Ki seraya berseru, �Oppaaa.� Ia juga mengantarkan Re Ki masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Bong Yi yang masih tetap tersenyum-senyum. Puppy need hug. �Ah, Chil Bong. Bukankah kau harus training di Jepang?� tanya Re Ki saat menyapa Bong yi. �Ah, iya, itu akan diadakan nanti.� Balas Bong Yi.



Berganti pakaian dihadapan Na Jung bukan hal yang aneh, tapi semenjak Na Jung mengakui perasaanya pada Re Ki, tubuh kekar Re Ki semakin membuat Na Jung menundukkan diri. �Jung-ah, bajuku.� Pinta Re Ki pada Na Jung untuk mengambilkan baju yang tak sengaja diduduki oleh Na Jung. �Oh..� dengan cepat dan tanpa melihat ke arah Re Ki, Na Jung memberikan baju itu.



Hanya Ayah dan Na Jung yang memahami perasaan lelah Ibu. Saat Chun Pyo, Hae Tae, Geu Re dan Yoon Jin mengeluh tentang pekerjaan rumah yang dikerjakan Ibu. Ayah membela ibu habis-habisan, ia memarahi anak-anak rumah kos yang membebani Ibu. Na Jung pun melakukan hal yang sama, ia memperingatkan mereka untuk memperlakukan ibunya sebagai mana mestinya.



Ayah mengatakan hal yang seharusnya tak perlu Ibu khawatirkan, �Istriku. Semakin tua diri kita, ada banyak keriput yang muncul, pandangan yang mengabur, ingatan yang mulai memudar. Semua hal itu adalah hal yang sangat normal. Waktu berjalan sangat cepat, kita tidak memiliki kekuatan apapun untuk menghentikan waktu. Yang hanya bisa kita lakukan adalah terus hidup dan membiarkan semuanya berjalan sebagaimana adanya.� Tapi bagi Ibu, dirinya yang semakin tua, pra-monopous yang dialaminya tak semudah itu.



�Aku seperti mendapakan kartu kematian. Sepertinya Tuhan mengatakan kepadaku untuk berhenti menjadi seorang wanita. Yang perlu kau lakukan sekarang hanya menjadi suami yang setia.� Ayah yang mengerti keadaan Ibu, mencoba agar Ibu tidak merasa terkucilkan, �Hal yang paling membuatku bahagia adalah, hubungan kita yang tetap langgeng walau banyak hal yang terjadi. Istriku, terimakaih untuk segala hal.� Kata-kata Ayah yang berhasil membuat Ibu kembali tersenyum.

Hae Tae menjelaskan pada Ibu melalui sebuah surat yang ia tempelkan di cermin tempat Ibu biasa merapikan diri. Ia mengatakan segala hal, ucapan terimakasih atas segala yang Ibu telah lakukan pada dirinya dan teman-teman kos-nya yang lain. Ia juga meminta maaf atas perlakuan mereka pada Ibu. Sebuah hadiah cantik diberikan untuk Ibu, cincin yang tak seberapa itu sudah cukup membuat Ibu tersenyum penuh kebahagiaan. Keberadaannya diakui oleh mereka, dan ucapan terimakasih itu, lebih dari cukup.

Surat yang ditulis oleh Yoon Jin, Geu Re, Chun Pyo dan Hae Tae, untuk Ibu:



Ibu, selamat ulang tahun. Ibu, kau merasa sangat marah karena sifat kekanak-kanakan kami, kan? Kami minta maaf. Di Seoul, kami tidak lagi punya tempat untuk bersandar selain dirimu. Ibu Seoul kami. Akan ada lebih banyak lagi hal yang akan membuatmu marah. Ibu, jika sesuatu kembali membuatmu marah atau membuatmu sedih. Pukul saja kami semaumu seperti anakmu sendiri.


Ibu, ini bukan hadiah yang mahal, tapi kami membelinya dengan mengumpulkan uang kami sendiri. Yoon Jin yang memilihkannya, jadi mungkin akan terlihat sangat berkilau. Ah, Yoon Jin yang berada di sampingku bilang kalau kau bisa masuk ke kamarnya kapan saja. Ibu, kami tidak pernah berpikir untuk pindah dari rumah kos ini sampai kami lulus. Jadi, kami mohon jangan usir kami dan jaga kami sampai akhir. Ibu, kami menyayangimu sebagai mana kami mencintai Ibu kami sendiri.



Ternyata, selama ini yang membuat Ibu lelah karena�. Ibu hamil. Setelah dilakukan pemeriksaan melalui dokter kandungan, Ibu positif hamil. Tangis bahagia tak tertahan lagi. Ini hadiah yang tak ternilai. Di usianya yang hampir menjelas monopous, Ibu masih diberi kesempatan untuk memiliki anak kedua, pengganti kakak kandung Na Jung yang telah lama meninggal dunia. Ayah memeluk erat Ibu.


Berita tentang kehamilan Ibu membuat semuanya semakin menjaga dan memperlakukan ibu lebih baik lagi. Dimanapun Ibu, ia dijaga dengan baik oleh anak-anak asuh di rumah kosnya itu.


Bong Yi dan Re Ki baru saja datang dari luar negerti. Re Ki pergi ke Shinjuku untuk melakukan training kedokteran sedangkan Bong Yi, Jepang menunggunya untuk menjadi salah satu team baseball terhandal. Sekembalinya dari luar negeri, masing-masing dari mereka membawakan hadiah.


Re Ki membawakan kosmetik yang sangat mahal tapi bentuknya terlihat sangat kuno tidak semodis make up wanita seperti biasa. �Ini sangat mahal. Ah, ada lipstiknya juga.� Ujar Re Ki. Ibu, Na Jung dan Ayah tak begitu berminat dengan cendera mata yang dibawa olehnya. Gyahahaaha..



Bong Yi datang membawa hal yang berbeda. Parfum yang dipakai oleh Marilyn Monroe untuk Na Jung dan Ibu, sedangkan untuk Ayah sebotol whiskey berumur 21 tahun. Whoa� senang bukan main keluarga Sung mendapatkan oleh-oleh dari Bong Yi. Gyahahaaha..


Seoul, 2013
Suk Suk. Adik yang lahir saat Na Jung berumur 20 tahun, ia sudah tumbuh besar menjadi pria muda yang sifatnya hampir mirip dengan Noonanya. Keras kepala. Saat ibu menelpon pun Suk Suk memilih untuk tidak terlalu mengambil pusing nasehat-nasehat Ibu yang sangat mengkhawatirkan anak laki-laki semata wayangnya itu.



Sambungan telepon itu dilanjutkan kepada kakak Ipar Suk Suk�suami Na Jung, Ibu ingin berbicara dengannya. Suk Suk memanggil kakak iparnya, lalu ponsel itu diraih oleh seorang pria. Salah satu dari lima pria itu.



Seoul, 2012
Hari paling special bagi Na Jung. Hari pernikahannya juga�bertepatan dengan World Cup. Semua tamu undangan yang menghadiri pernikahan itu ternyata lebih mengutamakan World Cup. Pernikahan Na Jung berubah menjadi ajang untuk menonton World Cup. Hihi.. Chaos..


�Sudah kubilang  untuk tidak memilih hari ini sebagai hari pernikahan kita!� seru Na Jung yang melihat semua orang sibuk bersorak untuk memberikan semangat pada Korea yang berhasil menjadi salah satu peserta dalam World Cup tahun 2002. Ayah pun sama, ia malah sibuk menonton World Cup, �Kau tau! Semua orang merayakan World Cup. Bahkan mereka yang berada di pemakaman.� Ujar Ayah.

Bersambung Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 7
Team Chil Bong, FIGHTING!!



Previous
Next Post »
Blogger Academia Blog ini terdaftar sebagai Alumni Blogger Academia tahun 2015 dengan Nomor Induk Blogger NIB: 015182166, dan dinyatakan Lulus sebagai salahsatu dari 100 Web/Blog Terbaik Blogger Academia tahun 2015.

Mohon laporkan jika terjadi penyalahgunaan Blog dan atau terdapat pelanggaran terhadap konten/artikel yang terindikasi memuat unsur Pornografi, Perjudian dan Hal-hal berbau Sara.

Hormat kami,

Andi Akbar Muzfa, SH
Ketua Blogger Academia
Pimpinan Advokat dan Konsultan Hukum ABR & Partners