Translate this Article...
Na Jung : �Dari 7 juta kemungkinan, berapa banyak kemungkinan yang bisa kudapat untuk seseorang yang kusukai juga menyukai diriku? Bagiku, saat ini.. keajaiban itu mungkin terjadi.�
Na Jung : �Pada akhirnya, keajaiban itu sebuah kemungkinan. Keajaiban hanya terjadi pada satu orang saja dari 9999 orang di dunia ini. Hidup itu, sangat sulit dan kejam. Tapi entah bagaimanapun, kita memang membutuhkan keajaiban bukan? Dari pada memiliki pengharapan yang kemungkinannya kosong. Sebuah keajaiban yang kemungkinannya terjadi hanya satu kali dari 100.000 hal kejadian yang terjadi di dunia. Dengan hal itu, kita akan memiliki pengharapan.�
Seoul, 1995
Semuaaaa pria tampan itu menjadi pengasuh suk suk. Bayi mungil yang lahir beberapa hari yang lalu, kini berada bersama Hae Tae, Geu Re, Bong Yi, dan Chun Pyo. Mereka menjaga Suk Suk, menggendongnya dengan hati-hati seraya menari-nari di depan televisi. Pengiring tarian mereka adalah acara musik mingguan, Music bank/Music core versi tahun 1995. Setiap minggu saat pergantian pemenang, mereka akan menggilir Suk Suk untuk di jaga.
Ibu? Hihihi.. Seperti memiliki babysitter gratis, Ibu sangat nyaman dengan kehidupan barunya itu. Dengan adanya suk suk, semua orang jadi bertambah baik padanya. Yang ibu lakukan adalah menelpon semua orang, mengabarkan tentang bayi laki-lakinya yang baru saja dilahirkan.
Na Jung mengantarkan jas untuk Re Ki. Jas yang sudah Ibu siapkan. Untuk mengantarkan jas itu, Na Jung mengunjungi apartement milik kakak Re Ki. Ia sudah berdandan habis-habisan, memoleskan banyak bedak di wajahnya sebelum membunyikan bell. Tapi malang, orang pertama yang menyambut kedatangan Na jung adalah kakak Re Ki. Re Ki tengah sibuk di rumah sakit, mengurusi banya pasien. �Ah, Jung-ah.. Ada apa?� sapa Kakak Re Ki saat melihat Na Jung di depan pintu.
Kakak Re Ki menunjukkan bajunya yang bertuliskan tulisan yang ia anggap sangat keren. Ia menyuruh Na Jung untuk menunggu kedatangan Re Ki. Na Jung hampir terkena serangan jantung melihat betapa buruknya tempat Re Ki tinggal. Bukan karena bangunannya yang kumuh�apartement itu terlihat sangat bagus�tapi Re Ki dan kakaknya saja yang sama sekali tidak bisa menata ruangan. Mereka meletakkan barang-barang bukan pada tempatnya. Membiarkan panic bekas mie ramen tergeletak di atas meja, baju-baju kotor bertebaran di banyak sudut. Sudah benar-benar seperti tempat sampah.
�Jung-ah, apa kau datang untuk menemuiku?� tanya Kakak Re Ki. �Hei, bagaimana kalau kita menikah.� Godanya lagi. Na Jung geram, �Jangan berkata hal yang menjijikan.� Ungkapnya seraya duduk di kursi yang berada di antah berantah. �Mengapa kau datang kalau kau tidak menyukaiku?� tanya kakak Re Ki lagi. �Oppa, kau itu yang paling jelek diantara yang lain.� Tunjuk Na Jung pada sebuah foto�foto keluarga Re Ki. �Ah, kau ini. Kau jadi buta karena kau terlalu lama tinggal bersama Re Ki.� Sahut kakak Re Ki sembari memakai sabuknya. �Aku datang ke sini untuk mengantarkan jas yang akan dipakai Oppa-ya.� Jawab Na jung.
Tak berapa lama, Re Ki datang dengan mata yang sudah lagi tidak dapat diajak bekerja sama. Re Ki datang dengan keadaan sangat mengantuk. Ia bahkan berjalan cepat ke arah sofa tanpa tahu Na Jung tengah duduk dan memperhatikannya. Re Ki membuka pakaiannya, kaos kaki, lalu kembali membaringkan diri di atas sofa. Na Jung tak berkata apa-apa, ia hanya diam di tempatnya duduk�memperhatikan Re Ki yang sangat kelelahan.
�Jung-ah, aku saja yang mengantarkanmu ke terminal bus.� Ajak Kakak Re Ki saat melihat Re Ki yang kelelahan. Kakak Re Ki memanggil nama Na Jung, ia hendak pergi ke suatu tempat. Mendengar nama Na Jung disebutkan�seperti mendapatkan energy baru�Re Ki membuka matanya lebar-lebar. Ia tak lagi mengantuk, dengan paksa�Re Ki meneggakan punggungnya, lalu menyapa Na Jung.
Malam itu. Na Jung dan Re Ki pergi untuk makan tteobeokki di pinggiran jalan, mereka mengendarai mobil. Selama di dalam mobil, Re Ki bernyanyi dengan suara tinggi-rendah yang tidak beraturan. Nada panjangnya ia lengkungkan dengan sangat aneh. Hingga Na Jung yang tidak bisa lagi mendengar suara Re Ki�ia mengambil kaset dari tempatnya�agar Re Ki dapat berhenti bernyanyi.
�Oppa, apa kau tidak capek?� tanya Na jung. �Tentu saja aku capai. Tapi hey, apa yang tidak aku berikan pada monyet kesayanganku ini.� Re Ki mencubit pipi Na jung, menariknya panjang-panjang. �Jangan cubit pipiku!� Na Jung kesal. �Aku kan harus menjagamu, bagaimana kau diculik dan para penculiknya mengira bahwa kau cantik karena gelap?� ejek Re Ki lagi.
�Jangan cubit.� Na Jung menyelamatkan pipinya sendiri. �Apa kau juga melakukan hal ini pada mantan-mantanmu?! Ha? Kau juga melakukan hal yang sama bukan, mencubit pipi mereka dan mengelus-elus rambut mereka, sama seperti yang kau lakukan padaku?� bentak Na jung. �Ah, mengapa kau tau semua tentang mantan-mantanku?� Re Ki menerawang setelah Na Jung membeberkan tentang sekelumit wanita yang dipacari Re Ki selama beberapa tahun silam.
�Jung-ah, apakah kau sedang menstruasi?� tanya Re Ki. Na Jung menatap Re Ki dengan pandangan kesal. �Hei, kenapa? Memang membicarakan tentang mens itu sebuah hal yang taboo? Tidakkan? Kau tau, kebanyakan wanita yang sedang mengalami pra-haid itu memiliki gejala-gejala yang harus kau ketahui. Dan ah, semua itu bisa kau atasi dengan banyak berolahraga, menjaga tubuhmu agar tetap hangat, makan banyak buah dan sayuran.� Selama perjalanan Re Ki memberikan kuliah umumnya tentang menstruasi�yang bisa Na Jung lakukan hanya melihat ke sisi jalan dengan pandangan pasrah.
�Jung-ah, tolong ambilkan tissue. Ah, aku tidak bisa bersin.� Suruh Re Ki. Na Jung mencari-cari tissue yang dimaksud diantara tumpukan banyak benda dan sampah-sampah yang saling campur aduk di dalam mobil. �Ini memang benar-benar tempat sampah.� Keluh Na jung-ia lalu menyerahkan tissue pada Re Ki. Re Ki membersihkan lender di hidungnya dengan tissue�hingga suara aneh dari hidungnya terdengar nyaring. Tanpa Re Ki sadari�sisa tissue masih menempel di mulut Re Ki. Dengan hati-hati, Na Jung mengambil sisa tissue dari mulut Re Ki.
Na Jung bertanya pada Re ki ketika ia menyentuh kulit wajah Re Ki yang kasar, �Oppa, apa kau tidak memakai lotion?� Re Ki membersihkan tenggorokkannya�karena gugup, �Mengapa aku harus pakai lotion, lotion itu dipakai saat berada di musim kering.� �Tapi kau harus tetap memakainya.� Saran Na Jung.
Na Jung dan Re Ki sampai di sebuah toko ttobbeokki yang berada di pinggiran jalan. Mereka saling memesan makanan kesukaan masing-masing. Malam itu, mereka melewatinya bersama. Re Ki memang tak pernah bisa bersikap romantic pada Na Jung�Na Jung juga tidak selalu berkata-kata manis, layaknya kucing dan anjing�mereka melewatinya dengan omelan, celotehan-celotehan dan ejekan satu sama lain. I want Sseu Re Ki (*Oppa-ya) becomes her ONLY OPPA. Sebatas adik dan kakak, sebatas itu. Na Jung akan selalu berada untuk Re Ki dan Re Ki akan selalu untuk Na Jung�hubungan persaudaraan yang tak akan terpisahkan oleh apapun.
�Mengapa kau tidak mampir dulu?� tanya Na Jung saat berada di depan rumah. Mereka pulang bersama. �Mereka pasti nantinya akan menyuruhku untuk minum-minuman sampai larut.� Re Ki memberikan alasan mengapa ia tidak mampir dan bertemu dengan anak-anak Rumah kos sung yang lainnya. Na Jung merentangkan tangannya meminta pelukan Re Ki sebagai ucapan selama malam. Re Ki tersenyum lalu memeluk Na Jung, �Ah, selamat malam, monyet kecilku.� Ungkap Re Ki. �Ah, aku menyukai posisi seperti ini.� Jawab Na Jung.
Di malam hari sebelum acaranya bersama Re Ki�yang sangat Na Jung tunggu-tunggu. Bong Yi datang ke kamar Na jung. Na jung perlu mencerahkan wajahnya, demi untuk bertemu dengan Re Ki. Tanpa berpikiran yang macam-macam�Bong Yi tersenyum manis saat ia menyundulkan kepalanya di batasan pintu.
Ia menghampiri Na Jung, mengajaknya berbicara dan meletakkan satu persatu mentimun dengan sangat hati-hati di wajah Na jung. Bong Yi bahkan meletakkan mentimun tepat di bawah hidung Na Jung. Beberapanya lagi, Bong Yi letakkan di mulut Na Jung, hingga Na Jung kesulitan berbicara. Aw sweet~~
Ia menghampiri Na Jung, mengajaknya berbicara dan meletakkan satu persatu mentimun dengan sangat hati-hati di wajah Na jung. Bong Yi bahkan meletakkan mentimun tepat di bawah hidung Na Jung. Beberapanya lagi, Bong Yi letakkan di mulut Na Jung, hingga Na Jung kesulitan berbicara. Aw sweet~~
�Jung-ah, apa yang sedang kau lakukan?� Bong Yi menggeret kursi dan mendudukinya di dekat Na Jung. �Apa kau tidak lihat? Aku sedang menaruh masker mentimun di wajahku.� Jawab Na Jung seraya menaruh timun di wajahnya�sekaligus memakan mentimun yang tersisa. �Ah, sini biar aku bantu.� Sahut Bong yi, Dengan hati-hati, ia menaruh mentimun di wajah Na Jung�seluruh pori-pori Na Jung harus tertutupi oleh mentimun�pikir Bong Yi. �Ah, Jung-ah. Besok jadi kan?� tanya Bong Yi. �Tentu saja. Aku ingat jam 6 sore.� Jawab Na Jung.
�Jung-ah, mengapa harus makan mie hitam di Sang Poon Mall?� tanya Bong Yi lagi masih dengan senyuman lembutnya. �Karena kau yang mentraktir jadi aku harus memilih tempat yang mahal.� Jawab Na Jung. Bong Yi mengangguk-angguk, �Karenamu aku tidak mendapat nilai F di laporanku.� Bong Yi berterimakasih masih tetap dengan senyum lembut dan manisnya. �Karena aku membantumu mengerjakan laporan, jadi kau harus membelikanku kaset di tempat kaset yang biasa kau kunjungi.� Pinta Na Jung. Bong Yi tak perlu menolak�itu hal yang sangat mudah untuk dilakukan. Ia hanya tinggal pergi ke Mall dan membeli kaset yang Na Jung pinta.
�Baiklah. Karena latihanku akan berakhir di sekitar pukul 5, jadi aku akan membelikanmu kaset dan aku akan menunggu di Mall.� Jawab Bong Yi. �Bong-ah, berhenti menaruh mentimun di wajahku. Kalau kau terus melakukannya aku bisa tercekik.� Sahut Na Jung yang lubang hidung dan mulutnya mulai tertutupi oleh mentimun yang Bong Yi taruh. �Ah~ ini satu lagi.� Jawab Bong Yi. Puppies Bong bong love it xD
Rencana Na Jung adalah menemani Re Ki untuk menghadiri acara pernikahan saudara laki-laki Re Ki. Na Jung mendandani wajahnya sesuai dengan tips yang biasa ia baca di majalah. Menggoreskan pensil lipstick sesuai dengan ukuran bibirnya, lalu memulasnya penuh. Kemudian melentikkan bulu mata, memulas pipinya hingga berwarna sangat pink. Bukannya kecantikan yang ia dapat, tapi �
Segera, tanpa memperlihatkan riasan wajahnya�Na Jung menghapus semua riasan itu lalu kembali menjadi Na Jung yang sebelumnya. Tanpa make up dan berdandan cantik seadanya, berbalut gaun putih dan tas sederhana. Na Jung terlihat sangat cantik. Ia siap pergi bersama Ayah dan Ibu, untuk menghadiri pesta pernikahan Re Ki.
Saat tengah mengecek hasil penyakit yang diderita oleh pasien, Re Ki mendapatkan pesan suara dari kakaknya, �Mengapa kau belum juga datang? Acara akan dimulai jam 4 sore.� Kata sang kakak dengan nada marah. Sesegera mungkin Re Ki mengganti pakaiannya, ia mengenakan jas hitam yang dibawa oleh Na Jung untuknya, Re Ki tak henti-hentinya mengeluh, �Mati aku�� ujarnya.
Re Ki datang tepat waktu, Ayah-Ibu-Kakaknya berada di depan pintu masuk untuk menyambut para undangan. Ibu Re Ki sangat bahagia melihat kedatangan Re Ki, �Ah, akhirnya kau datang.� Ungkap Ibu seraya memeluk anak kesayangannya itu. �Mengapa kau baru datang?� tanya Ayah yang sama sekali tidak pernah memanjakan anak laki-lakinya. �Sudahlah yang penting ia datang. Bukankah kau mengalami banyak kesibukan akhir-akhir ini?� tanya Ibu yang kasian pada Re Ki. �Ah, tidak apa-apa. Selesai ini aku memiliki waktu santai.� Jawab Re Ki seraya tersenyum.
Re Ki memperhatikan pakaian kakaknya yang berdiri dengan gagah di sebelahnya, �Mengapa kau tidak memakai pakaian dalaman?� tanya Re Ki seraya mengecek Jas kakaknya�ia tidak menggunakan pakaian dalam apapun. Kakak Re Ki itu hanya menggunakan lapisan luar tuxedo�sampai-sampai belly nya pun terlihat. �Ini style. Kau tidak tau? Artis itu.� Ungkap sang kakak seraya menyanyikan lagu yang style penyanyinya diikuti oleh dirinya. Re Ki hanya tertawa mendengar kakaknya yang super duper aneh.
Tak lama berselang, keluarga Sung datang. Sesampainya di sana, Na Jung disambut dengan pujian dari Ibu dan Ayah Re Ki. Kakak Re Ki juga memuji Na Jung. Yang datang di acara itu bukan hanya Keluarga Sung, tapi seluruh penghuni rumah kos, kecuali Bong Yi. Ayah dan Ibu Re Ki memuji Na jung. �Whoa.. Na Jung kita sudah tumbuh menjadi seorang gadis sangat cantik.� Ungkap Ibu. �Bukankah sudah waktunya bagi Na Jung untuk menikah?� goda Ibu.
Ayah Na Jung menjawab, �Kalo begitu, carikan beberapa untuk Na Jung.� Jawab Ayah. �Ah, pilih saja dari kedua anakku ini.� Sahut Ayah seraya menunjuk ke arah Re Ki dan kakaknya. �Na Jung-ah, apakah kau mau menikahi salah satu anakku. Aku akan benar-benar menjadi ibu mertua yang baik bila kau tinggal di rumahku.� Jawab ibu Re Ki.
Ayah Na Jung menjawab, �Kalo begitu, carikan beberapa untuk Na Jung.� Jawab Ayah. �Ah, pilih saja dari kedua anakku ini.� Sahut Ayah seraya menunjuk ke arah Re Ki dan kakaknya. �Na Jung-ah, apakah kau mau menikahi salah satu anakku. Aku akan benar-benar menjadi ibu mertua yang baik bila kau tinggal di rumahku.� Jawab ibu Re Ki.
Re Ki dan Na Jung hanya saling melihat satu sama lain. Mereka menyembunyikan senyum dan kekagumannya masing-masing. �Mereka akan menjadi anjing dan kucing bila disatukan.� Balas Ibu pada Na Jung dan Re Ki�saat Ibu Re Ki meminta agar kedua anaknya bisa diterima untuk tinggal di rumah kos keluarga Sung. �Ah, Na Jung hari ini benar-benar bersikap sangat baik. Ia benar-benar menjadi seorang manusia yang berprikemanusiaan.� Jawab Ayah yang heran pada kelakuan Na Jung�anak perempuan yang biasanya berteriak-teriak di rumah saat ini berubah menjadi seorang wanita cantik yang anggun�hal yang membuat Ayah terkejut.
Re Ki berkumpul dengan teman-temannya. �Ah, mengapa yang menikah malah saudaramu yang lain. Apa yang ia berikan padamu?� tanya teman Re Ki. Hubungan kakaknya yang menikah itu karena usaha Re Ki yang mempertemukannya dengan wanita teman sekelas Re Ki. �Ia memberikanku jam ini.� Pamer Re Ki seraya tertawa keras, Re Ki menunjukkan jam emas yang ia pakai dengan bangga.
Re Ki mendapat tempat di samping Na jung, secara khusus Re Ki membiarkan gadis itu duduk di dekatnya. Kakak Re Ki menawarkan potongan daging, tapi Na Jung menerimanya dengan geraman. Ia tak suka bila makanan dari piring orang lain pindah ke piringnya. Namun, seketika Re Ki mengganti potongan daging bebek itu dengan makanan lainnya, �Na Jung sangat pemilih dalam memakan makanan. Na Jung lebih menyukai makanan ini.� Sahut Re Ki. Na Jung tersenyum manis, tak mempedulikan mulutnya yang di penuhi oleh banyak makanan yang belum dikunyahnya.
Re Ki mengelus-elus poni Na Jung dengan lembut, �Makan yang banyak ya.� Ungkap Re Ki dengan suara yang sangat imut. Na jung tersenyum. �Setelah makan, tolong ambilkan makanan kesukaan oppa.� Sahut Re Ki. Na Jung memanyunkan bibirnya, ia pikir Re Ki benar-benar bersikap manis padanya�tapi ternyata Re ki melakukan hal itu agar Na Jung mau mengambilkan lauk kesukaan Re Ki yang lain. Seraya menggerutu Na Jung bangkit dari kursinya.
Hal yang membuat Na Jung terkejut adalah kedatangan wanita cantik yang merupakan cinta pertama dari Re Ki. Wanita cantik itu datang menghampiri Re Ki setelah beberapa orang teman Re Ki memanggilnya. Re Ki tak terlalu menanggapi kehadiran wanita cinta pertamanya itu. Tapi Na Jung. Dari kejauhan matanya memancarkan laser kematian, ia sangat tidak suka bila ada siapapun wanita yang mendekati Oppa kesayangannya. Tak boleh ada yang mendekati Re Ki, Re Ki hanya untuk Na Jung�mata Na Jung mengatakan hal itu. Wanita cinta pertama Re Ki itu bernama Joo Gyeong.
Bersambung Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 12 part 2
Bersambung Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 12 part 2