Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 13 part 1

Translate this Article...

 Chil Bong Yi : "It ain't over 'til it's over."





Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 13 part 1



Seoul, 2002
Pengikatan janji suci diantara dua mempelai belum juga selesai. Semua orang sudah mulai bosan, Ayah bahkan hampir saja tertidur�Ibu yang berada di dekat Ayah segera mengingatkan�ini kan acara pernikahan anak perempuan mereka yang hanya terjadi sekali dalam seumur hidup, jangan tidur ayah. Na Jung memain-mainkan pipinya�ia menggembung-gembungkannya karena bosan. 


Chun Pyo yang bertugas sebagai pengarah acara pun sama�caranya berdiri sudah mulai tidak stabil�ia juga kelelahan karena prosesi pernikahan yang berjalan lama sekali. Yoo Jin tak masalah, ia sudah terbiasa berdiri�tugasnya kali itu di pernikahan Na Jung adalah sebagai pendokumentasi prosesi pernikahan sahabat satu-satunya itu.


Dua orang wanita membicarakan tentang betapa beruntungnya Na Jung dan keluarga Sung memiliki menantu seperti pria itu. Ayah yang berada tepat di hadapan dua orang wanita tersebut�ia tersenyum bangga. Na Jung tersenyum dan memperhatikan mempelai pria yang ada di sampingnya. Keberuntungan itu juga datangnya beruntun. Chun Pyo memiliki kejutan lain�kejutan yang tak diketahui oleh siapapun�bahkan si pemilik acara (Na Jung dan keluarga Sung) tak tahu menahu tentang kejutan Chun pyo ini.


�Whoa.. Pengantin prianya sangat tampan, ia memiliki tubuh yang sama bagus. Hei.. Hei.. apa pekerjaannya?� tanya salah satu wanita itu. �Aku pernah mendengarnya, tapi aku lupa. Dan, siapa yang akan menyanyikan lagu pernikahannya? Ayah Na Jung sudah memamerkan sana sini kalau pernikahan ini akan dihadiri oleh seseorang.� �Aku benar-benar penasaran.� 


Setelah ikatan janji selesai, dengan gagahnya Chun Pyo mempersilakan mempelai untuk meninggalkan mimbar. Karena saat ini adalah saat yang tepat untuk diadakannya hiburan. Chun Pyo mengatakan bahwa akan ada seseorang yang ada�seorang yang tak terduga. Kali itu, Chun Pyo membalikkan badannya�lalu memakaikan kaca mata hitam. Ia berpose ala bintang televisi di tengah-tengah para penonton, semua orang tertawa karena merasa terhibur.


�Terimakasih untuk pengikatan janji suci tersebut. Nah, kali ini beralih pada acara hiburan. Pengisi acara adalah�� Chun Pyo menunjuk dirinya sendiri, �Aku..� sambungnya seraya berbalik dan memakaikan kaca mata. �Aku akan menyanyikan lagu lawas dari Kim Min Jong, beberapa bagian dari lagu akan dinyanyikan oleh penyanyi lainnya.� Dan ia mulai bernyanyi.



Tapi Ayah, bergumam tak jelas�kalau sampai acara ini rusak karena ulah aneh Chun Pyo, Ayah tak akan segan-segan menarik Chun pyo dan menghukum gantungnya. 

Na Jung sama cemasnya dengan Ayah, ia bertanya pada Yoon Jin�apa yang akan terjadi, Yoon Jin menggeleng tak tahu menau. Ia juga bertanya pada pria yang akan menjadi malaikat selama hidupnya�mempelai pria yang digandeng tangannya itu pun tak tahu juga. Ah, ini benar-benar sangat mencemaskan.


�Siapa? Siapa yang akan bernyanyi bersama Chun Pyo?� tanya Na Jung cemas pada Yoon Jin. Ia menunjuk ke arah Yoon Jin�Yoon Jin segera menggeleng, �bukan aku.� Ucapnya tanpa bersuara. �Siapa? Siapa?� tanya Na Jung pada mempelai pria�sang mempelai pria mengangkat bahunya sama sekali tak tahu.



Tak lama kemudian, Chun Pyo menunjuk ke arah pintu masuk. Para penjaga mengikuti aba-aba yang diberikan Chun Pyo�pada hitungan ketiga pintu masuk itu dibuka dan�. Tara�. Seorang penyanyi lawas di datangkan oleh Ayah special untuk Na Jung dan Keluarga Sung. Semua orang bukan hanya merasa terhibur tapi mereka juga terkagum-kagum. Penyanyi lawas itu berduet dengan Chun Pyo, keduanya menunjukkan aksi yang sangat mengagumkan�well, setidaknya mengagumkan bagi para Ahjumma yang datang. Ia adalah Kim Min Jong. 


Na Jung mengedipkan mata ke arah, Ayah membalasnya dengan kedipan mata yang sama. 



Waktunya untuk berjoged ria, Na Jung memanfaatkan waktunya itu untuk berdendang dan menggoyang-goyangkan badannya yang hampir kaku karena terlalu lama berdiri. Wanita yang berada di belakang Ayah kembali berkomentar, �Mengapa Kim Min Jong bisa datang ke acara ini? Apa dia itu salah satu keluarga dari Na Jung?� �Ah, tidak mungkin. Tapi bagaimana ia bisa datang ke sini?� tanya mereka. Ayah yang mendengarnya tersenyum bangga.


Seoul, 1995
Boy band dadakan terbentuk�Chun Pyo, Hae Tae dan dua orang temannya yang lain, mereka berkaraoke ria di sebuah tempat karaoke. Rencana awal adalah untuk memperingati teman mereka yang akan pergi militer. Mereka menyanyikan banyak lagu, menggoyang-goyangkan badan mereka dengan aneh�tepat dihadapan dua orang wanita, Yoon Jin dan temannya. Dua orang wanita itu sama sekali tidak terhibur dengan suguhan hiburan yang dinyanyikan oleh boy band dadakan tersebut. 


�Ya.. Ya.. Apa kalian tidak bosan selalu mendengarkan lagu dari Kim Min Jong?!� bentak Yoon Jin. �Sekali lagi ada yang menyanyikan lagu dari Kim Min Jong maka aku akan bunuh orang itu. Waktu berkaraoke tinggal beberapa menit lagi. Setidaknya nyanyikan lagu untuknya yang sesuai dengan emosi jiwa Gi Tae.� Yoon Jin masih memberikan pidato kebangsaannya�yang lain sibuk mendengarkan tanpa berkomentar apapun.


Dengan tanpa rasa antusias, Yoon Jin mengganti lagu yang tengah diputar menjadi lagu kesukaan para wanita�salah satu single yang sedang hits selama masa itu. Para pria mengeluh�mereka tak berada di pihak yang sama dengan wanita, mereka tidak menyukai lagu itu. Tapi mau bagaimana lagi�mereka harus menyanyikannya, bukan�kalau tidak para wanita mungkin akan berubah menjadi monster. 


Di rumah kos keluarga Sung, Na Jung sibuk mencari-cari uang 300 dollar yang hilang. Ia mencarinya di banyak tumpukan buku�mungkin saja terselip di lembaran buku yang ia lupakan. Satu persatu, Na Jung mencarinya di antara lembaran buku. Ia juga sudah mencarinya di berbagai sudut kamar�namun tidak juga menemukan uang tersebut. Yoon Jin datang dan ia mencoba untuk membantu. 


�Apa kau belum juga bisa menemukannya? Kau itu bukan gadis yang lupa menaruh sesuatu, kau selalu mengorganisir sesuatu dengan baik.� Kata Yoon Jin yang ikut membantu Na Jung. �Ah, apa yang harus aku lakukan, uang 300 dollars itu tidak ada. Aku benar-benar sial, uang itu tidak terpakai dengan baik, padahal uang tersebut milik club film di kampus. Aku benar-benar bodoh, tidak bisa menyimpannya dengan baik, kalau saja aku menaruhnya di bank.� Na Jung merutuki dirinya sendiri. �Bagaimana kalau meminjam uang dari ibumu saja?� tanya Yoon Jin. �Jangan, aku tidak bisa melakukan hal itu. Ibu akan bertanya macam-macam, dari hal yang paling dasar sampai nantinya akan membuatku jengkel.� 


�Ah, diluar Oppa baru saja datang. Sseu Re Ki Oppa.� Yoon Jin memberitahukan Na Jung bahwa di ruang makan Re Ki baru saja datang berkunjung. �Bagaimana kalau kau meminjam uang Oppa, ia kan tidak terlalu mementingkan tentang uang, bahkan kalau kau mengambil uangnya�mungkin ia tidak akan menyadarinya�kau tidak perlu repot-repot mengembalikan uang Oppa. Lagi pula, dari mana lagi kau akan mendapatkan uang 300 dollars tersebut.� Ujar Yoon Jin. Na Jung mengacungkan jempolnya, ide yang sangat brilliant�Na Jung akan melakukan sesuai dengan saran Yoon Jin.


Na Jung datang mengagetkan Re Ki yang tengah berkunjung di rumah keluarga Sung�ia tengah menikmati makanan buatan ibu, sudah lama sekali ia tak makan makanan hiegienis rumahan yang dibuat oleh Ibu Na Jung. Na Jung duduk di dekat Re Ki, ia memakan makanan milik Re Ki dalam porsi yang besar. Re Ki memperhatikan Na Jung yang mulutnya menggembung karena makanan yang belum dikunyahnya, dengan kesal Re Ki menyuruh Na Jung untuk bersikap seperti wanita.


�Oppa! Mengapa kau datang?� tanya Na Jung. �Aku datang berkunjung untuk makan makanan rumahan ini. Bisakah kau menggeser wajahmu?� pinta Re Ki�Na Jung mengganggu jam makannya. �Oppa, bagaimana kalau kau tinggal lagi di sini? Yoon Jin dan Chun Pyo bisa menggunakan kamar yang sama.� Pinta Na Jung. �Ya! Ya! Turunkan kakimu, kalau kau duduk seperti itu punggungmu akan sakit lagi.�



Re Ki mengatakan bahwa seorang wanita harus duduk di kursi tanpa mengangkat kaki mereka�jadi duduklah tanpa mengangkat kaki, wanita itu juga harus menegakkan badannya kala makan dan juga meluruskan tengkuk lehernya�Na Jung mematuhi semua yang dikatakan oleh Re Ki. Ia mengubah posisinya yang sudah nyaman dengan mengangkat kaki ke atas kursi�Na Jung menurunkan kakinya, juga meneggakkan leher dengan pipi yang membesar.

�Tegakkan punggungmu, berkatalah dengan ucapan yang baik. Kau jarang berolah raga kan? Kalau kau jarang berolahraga maka kau akan mudah sakit.� Ungkap Re Ki. �Aku berolah raga.� Jawab Na Jung berbohong. �Jangan berbohong.� Sahut Re Ki yang selalu mengetahui kapan Na Jung berkata jujur dan sebaliknya.


Belum puas dengan latihan menjadi seorang wanita dadakan itu terjadi, Re Ki meninggalkan makanannya�ia berdiri dari duduknya lalu memperagakan sesuatu. Apa Na Jung bisa melakukan hal ini�Re Ki menurunkan bokongnya setara dengan paha lengkap dengan punggung lurus, lakukan gerakan seperti itu tanpa terjatuh. Na Jung sama sekali tidak bisa�sulit�Na Jung tidak bisa meluruskan punggungnya bersamaan dengan menurunkan bokong sejajar dengan paha. 



�Lihat! Kalau kau bisa melakukan gerakan ini, maka aku tidak akan lagi menyuruhmu ini itu. Ayo, praktekkan.� Re Ki memberikan contoh gerakan seseorang yang tengah menunggangi kuda. �Semua orang juga bisa melakukan hal itu. Sangat gampang.� Celetuk Na Jung. �Cobalah.� Pinta Re Ki. Na Jung menurunkan bokongnya, namun punggungnya tak juga bisa ia luruskan. Sulit. Semakin Na Jung memaksakan punggungnya untuk lurus�hingga membentuk huruf L�Na Jung malah terjungkal. �Hanya kau saja yang tidak bisa melakukan hal itu.� Sahut Oppa. �Orang lain juga tidak bisa melakukannya.� Bentak Na Jung kesal�karena sindiran Re Ki dan bagian belakang tubuhnya yang sakit karena terjungkal.



Re Ki memanggil Yoon Jin yang baru saja menuruni tangga, ia menyuruh Yoon Jin untuk mengikuti gerakan yang baru saja diperagakannya itu�dengan mudah, Yoon Jin bisa melakukannya. Na Jung heran, mengapa hanya dirinya yang tidak bisa melakukan gerakan itu. �Yoon Jin, coba lakukan seperti ini.� Pinta Re Ki seraya memperagakan gerakannya. �Nah, Yoon Jin saja bisa.� Jawab Re Ki, dengan kesal Na Jung meninggalkan Re Ki.


Na Jung mencegat kepergian Re Ki�ia memiliki sesuatu untuk diberikan sebelum Re Ki pergi, sebuah kupon dan kaset untuk Geu Re yang tengah berada di rumah sakit. Kaset itu akan menemani Geu Re kala ia bosan. Re Ki tersenyum saat menerima pemberian dari Na Jung�ia melakukan kebiasaannya dengan mengelus-eluskan poni Na Jung. 



�Ah, Oppa. Tunggu sebentar aku ingin mengatakan sesuatu.� Na Jung berlari ke arah Re Ki. �Oppa�� Pinjamkan aku uang 300 dollars.� Pinta Na Jung. �Untuk apa?� balas Re Ki seraya tersenyum. �Uang club film tanpa sengaja aku hilangkan, ah aku benar-benar gila karena kehilangan uang itu�mungkin uang itu terjatuh di suatu tempat. Oppa pinjamkan uang padaku.� Na Jung memohon. Re Ki mengangguk seraya memberikan syarat, �Aku akan memberikan uang itu kalau kau berhasil memperagakan gerakan menunggang-kuda yang baru saja aku ajarkan.� Syarat Re Ki pada Na Jung. �Gampang. Sangat gampang. Aku bisa melakukannya, besok. Aku akan menunjukkan gerakan itu padamu besok. Ah, aku memang benar-benar memiliki Oppa yang bisa diandalkan. Oppa, kau tau nomor rekeningku kan?� tanya Na Jung.



�Dan, ini.. Ini kupon untuk kakakmu�aku dengar ia sudah memiliki pacar baru. Juga, ini..� Na Jung menyerahkan kupon dan kaset ke hadapan Re Ki. �Ini kaset untuk Geu Re, aku sudah merekam beberapa lagu terbaru untuknya.� Jawab Na Jung. �Operasi yang dilakukan Geu Re itu adalah operasi biasa.� Jawab Re Ki. �Berikan saja untuk menghibur dirinya saat ia merasa bosan di rumah sakit.� Na Jung menyahuti. Dengan tersenyum Re Ki mengelus-elus poni Na Jung seraya tersenyum.


Na Jung mengatakan pada Re Ki bahwa hari itu ia memiliki janji belajar bersama dengan Chil Bong Yi. Mendengar nama Chil Bong Yi disebutkan, Re Ki tak menyukainya. Ia bahkan hampir saja menolak pelukan dari Na jung�saat Na Jung merentangkan tangannya lebar-lebar. Tapi dengan sedikit ketulusan, Re Ki memeluk Na Jung. Na Jung merasa aneh, apa ia baru saja salah berbicara�mengapa Re Ki sepertinya terlihat marah.


�Jung-ah, apa kau memiliki waktu besok malam? Datanglah ke rumah sakit, setelah bertugas aku ingin makan malam bersamamu, ada hal yang ingin aku katakan padamu.� Pinta Re Ki. Na Jung mengangguk terkejut karena tanpa disangka Re Ki mengajaknya untuk makan malam. �Katakan saja saat ini.� Pinta Na Jung yang penasaran. �Besok saja.� Balas Re Ki dengan ekspresi serius. �Hari bukankah kau akan kekampus, kita bisa pergi bersama.� Ajak Re Ki. �Aku harus membantu Bong Yi untuk merangkum materi yang akan diujian-kan. Aku sudah berjanji. Mau bagaimana lagi, bila Bong Yi tidak lulus dalam ujian ia akan dikeluarkan oleh sekolah. Ah, di sekelilingnya�hanya aku yang paling jenius.� Jawab Na Jung memuji dirinya sendiri�tanpa tahu bahwa Re Ki tak menyukai bila Na Jung dekat dengan Bong Yi. �Mengapa kau mengurusi urusan orang lain, ia tidak akan dikeluarkan oleh sekolah, ia punya reputasi di sana. Urus saja urusanmu sendiri.� Sahut Re Ki. 



�Oppa.� Pekik Na Jung seraya merentangkan tangannya, berharap Re Ki dapat memberikan pelukan padanya. Dengan masih merasa keberatan atas kedekatan Na Jung dan Bong Yi�dengan enggan Re Ki memberikan pelukan pada Na Jung. �Mengapa wajahmu seperti itu? Apa kau tidak menyukai bila kita berpelukan.� Tanya Na Jung kesal. �Bukan begitu.� Jawab Re Ki. �Sudahlah.� Na Jung kesal lalu masuk ke dalam rumah.


Di lapangan basket, Bong Yi adalah atlet favorite para pelatih�mereka melakukan perlakuan khusus bagi pria itu. Namun, beberapa teman Bong Yi�yang merupakan senior team baseball, tidak menyukai Bong Yi yang selalu mendapat perlakuan khusus tersebut. Mereka akan membuat ulah, mencelakakan Bong Yi. �Ya, dia memang dibedakan.� Ungkap salah satu teman team Bong Yi. 


�Mengapa kalian berkata seperti itu, bukankah kalian juga pernah melewatkan latihan baseball karena kepentingan masing-masing. Kalian juga teman satu sekolah dengan Bong Yi kan? Mengapa kalian berkata seperti itu padanya.� In Sung membela Bong Yi.


Bong Yi sudah mendapatkan izin untuk tidak pergi berlatih, karena harus mengerjakan laporan kuliahnya. Ia tidak bisa mengerjakan laporannya itu tanpa bantuan Na Jung�Na Jung dengan sukarela pun akhirnya membantu Bong Yi, tentu saja dengan imbalan yang diiming-imingi oleh Bong Yi. Modus. Na Jung menandai bagian-bagian yang harus Bong Yi baca di buku tebal itu. Bong Yi sama sekali tidak bisa berkonsentrasi�ia membenci buku-buku tebal.



�Ya, tidak bisakah aku menyontek tulisanmu saja seperti anak-anak lainnya. Mereka melakukan hal itu.� Pinta Bong Yi seraya menatap Na Jung. �Ya, mereka akan memberikanmu nilai F bila kau melakukan hal itu, dan bila hal itu tercium oleh public maka wajahmu akan terpampang di halaman depan majalah olah raga dengan headline yang buruk. Ini adalah ujian dengan membuka buku, sebuah keajaiban. Kau hanya tinggal membaca bagian yang sudah aku tandai ini.� Jawab Na Jung dengan petuahnya. �Bagaimana aku bisa membaca semua itu? Kapan aku bisa membacanya. Ah, mengapa aku mengikut kelas ini?� jawab Bong Yi.


�Kau seharusnya mengikuti kelas tari atau bowling seperti yang lain, mengapa kau mengikuti kelas ini?� tanya Na Jung seraya menandai buku tebal milik Bong Yi. �Aku mengikuti kelas ini karena kau. Aku Pikir kau akan mengajarkanku pelajaran ini.� Jawab Bong Yi dengan jujur. Aw cute. �Ah, hidupku.. hidupku..Tenang saja, kau tau, bila professor itu memberikan soal, setiap tahun soalnya akan sama saja. Benar-benar sama, jadi tenang saja, kau bisa memikirkan jawabannya mulai dari sekarang.� Sahut Na Jung. �Memang apa soalnya?� tanya Bong Yi. �Tentang mentor favorite dirimu.� Ucap Na Jung.



�Mentor? Apa itu mentor.� Bong Yi sama sekali tak mengetahui istilah mentor. Bong Yi oon~ aw cuuuuuuuuuuuute. �Kau tidak tau arti mentor?� Na Jung menggelengkan kepalanya ikut prihati. Bong Yi melakukan hal yang sama�ia memang tak mengetahui arti mentor. �Mentor itu adalah guru. Guru favoritemu. Siapa yang memberikan inspirasi terbesar dalam baseball.� Jawab Na Jung. �Ah, ada banyak sekali mentor yang aku punya.� Dengan polosnya, Bong Yi menyebutkan semua tentor yang pernah mengajarkan Baseball padanya. �Pilih satu saja.� Pekik Na Jung.



Na Jung memaksa Bong Yi untuk tetap membacanya. Karena Na Jung tidak akan lama berada di perpustakaan bersama Bong Yi�ia akan pergi. Bong Yi tersenyum lembut saat menatap Na Jung, ia memohon agar Na Jung tetap menemaninya belajar hari itu, tapi Na Jung menolak. Rengekan Bong Yi pun tak dihiraukan Na Jung. Saat Na Jung pergi meninggalkannya, Bong Yi melampiaskan rasa kesalnya dengan menjauhkan buku tebal itu. Ia menelungkupkan wajahnya, dan merengek pelan. Aw cuuuuuuute~~~~~


Re Ki menjenguk Geu Re yang tengah terbaring di rumah sakit. Geu Re tak menyadari keberadaan Re Ki�ia sedang asyik menikmati lagu dari earphonenya. Saat melihat Re Ki ada di sampingnya, Geu Re terkejut. Re Ki tertawa melihat keterkejutan Geu Re, ia mengusap-usap dagu Geu Re. Re Ki mendengarkan lagu yang tengah di dengarkan oleh Geu Re. 


�Apa yang sedang kau dengarkan?� tanya Re Ki seraya mengambil earphone yang tengah di pakai oleh Geu Re. �Lagu apa ini?� tanya Re Ki lagi. �Kim Min Jung�di bawah langit.� Jawab Geu Re seraya terseyum. �Ah, bagaimana kau bisa mendengarkan lagu seperti ini? Apa yang kau pikirkan.� Ejek Re Ki. �Sebentar, coba kulihat hasil jahitanmu.� Pinta Re Ki yang membuka bagian perut Geu Re. �Ti�tidak usah..� balas Geu Re dengan gugup. 

Bersambung Sinopsis Reply Me / Answer Me 1994 episode 13 part 2


Related Posts:


Previous
Next Post »
Blogger Academia Blog ini terdaftar sebagai Alumni Blogger Academia tahun 2015 dengan Nomor Induk Blogger NIB: 015182166, dan dinyatakan Lulus sebagai salahsatu dari 100 Web/Blog Terbaik Blogger Academia tahun 2015.

Mohon laporkan jika terjadi penyalahgunaan Blog dan atau terdapat pelanggaran terhadap konten/artikel yang terindikasi memuat unsur Pornografi, Perjudian dan Hal-hal berbau Sara.

Hormat kami,

Andi Akbar Muzfa, SH
Ketua Blogger Academia
Pimpinan Advokat dan Konsultan Hukum ABR & Partners