Aliran Retorika Moderen Dan Teknik Komunikasinya

Retorika Modern ditandai dengan munculnya renaissance atau abad pencerahan sekitar tahun 1200an. Menurut Jalaluddin Rahmat, ada tiga aliran retorika modern.

1. Aliran Epistemologis
Epistemologis membahas teori pengetahuan, asal usul, sifat, metode, dan batas-batas pengetahuan manusia. Pemikiran epistemologis berusaha mengkaji retorika klasik dalam sorotan perkembangan psikologi kognitif, yakni yang membahas proses mental. 

Tokoh-tokoh aliran epistemologis ini di antaranya: 
  • Roger Bacon yang menekankan retorika pada penggunaan rasio dan imajinasi untuk menggerakkan kemauan secara lebih baik. Rasio, imajinasi, dan kemauan merupakan kajian psikologis yang mendapat perhatian dari ahli retorika modern. 
  • George Campbell yang menjelaskan perilaku manusia dalam empat tataran, yakni pemahaman, memori, imajinasi, perasaan, dan kemauan. Retorika diarahkan pada upaya mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan, dan mempengaruhi kemauan.
  • Richard Whately yang memusatkan perhatian pada argumentasi sebagai fokus retorika. Bagi beliau, retorika harus mengajarkan bagaimana mencari argumentasi yang tepat dan mengorganisasikannya secara baik. Oleh karena itu, menelaah proses berpikir khalayak sangat penting.
2. Aliran Belles Lettres
Belles Lettres maksudnya dalam bahasa Prancis adalah tulisan yang indah. Retorika Belletris sangat mengutamakan keindahan bahasa, segi-segi estetis pesan, kadang-kadang mengabaikan segi informatifnya. Tokoh aliran ini adalah Hugh Blair yang menulis Lectures on Rhetoric and Belles Lettres. Ia menghubungkan antara retorika, sastra, dan kritik sehingga memunculkan kajian cita rasa (taste) yakni kemampuan untuk memperoleh kenikmatan dari pertemuan dengan apapun yang indah. 

Anda akan senang melihat musik dan tarian yang indah, pemandangan yang indah pidato yang indah. Citarasa ini akan mencapai kesempurnaan ketika kenikmatan indrawi dipadukan dengan rasio. Rasiolah yang menjelaskan sumber-sumber kenikmatan. Baik aliran epistemologis maupun belles letters memusatkan perhatian pada persiap- an pidato yang meliputi penyusunan pesan dan penggunaan bahasa.

3. Aliran elokusionis
Aliran ini menekankan teknik penyampaian pidato. Tokohnya Gilbert Austin. Ia memberi petunjuk praktis penyampaian pidato, yaitu pembicara tidak boleh melantur, mengarahkan matanya langsung kepada pendengar, dan menjaga ketenangannya. Ia tidak boleh segera melepaskan seluruh suaranya, tetapi mulailah dengan nada yang paling rendah, dan mengeluarkan suaranya sedikit saja. 

Hal ini perlu dilakukan untuk mendiamkan gumaman orang dan untuk menarik perhatian mereka. Gerakan elokusionis banyak dikritik karena berlebihan pada persoalan teknik, sehingga pembicara tidak lagi berbicara dan bergerak secara spontan. Gerakannya menjadi semu.

ABAD 20
Pada abad ke-20, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Istilah retorika pun bergeser menjadi speech, speech communication atau oral communication atau public speaking. 

Adapun tokoh retorika abad ini di antaranya :
  • James A Winans yang menggunakan psikologi modern dalam pidatonya. Ia menyarankan pentingnya membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologis pada khalayak seperti kepentingan pribadi, kewajiban sosial, dan kewajiban agama. Winans menekankan pada cara berpidato yang bersifat percakapan dan pemahaman terhadap teknik-teknik penyampaian pidato. 
  • Charles Henry Woolbert yang memandang speech communication sebagai ilmu tingkah laku. Proses penyusunan pidato adalah kegiatan pengorganisasian. Pandangan Woolbert tentang pidato adalah bahwa pidato merupakan ungkapan kepribadian; logika adalah dasar utama persuasi; penyusunan persiapan pidato harus teliti tujuannya, mengetahui khalayak dan situasinya, menentukan proposisi yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut, memilih kalimat-kalimat yang dipertalikan secara logis. 
  • William Norwood Brigance yang menekankan pada faktor keinginan sebagai dasar persuasi. Ada empat unsur persuasi yang mendapat perhatiannya, yaitu rebut perhatian pendengar, usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter anda, pikirkan keinginan audiens, kembangkanlah setiap gagasan sesuai dengan sikap pendengar.

Semoga Bermanfaat...

Admin : Yuliana Sayahputri, SS
Web Blog : Batara Ogi




Previous
Next Post »