Metode Retorika Klasik Dan Sistematika Penulisan

Metode Retorika Klasik yakni cara atau langkah-langkah bagaimana suatu pidato atau presentasi disusun hingga disampaikan kepada publik. Langkah-langkah ini mengacu pada pengembangan pidato di era Yunani dan Romawi.

1. Inventio atau heuresis
Inventio atau heuresis adalah penemuan atau penelitian materi-materi. Langkah ini meliputi kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan, menganalisis, dan memilih materi yang cocok untuk suatu pidato. Bahan-bahan yang dipilih harus mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan hati.

2. Dispositio atau taxis atau oikomia
Dispositio atau taxis atau oikomia ialah penyusunan dan pengurutan materi atau argumen dalam suatu pidato berdasarkan prinsip-prinsip masuk akal, kemampuan menganalisis penemuan-penemuan, dan membandingkan pemikiran dahulu dengan sekarang.

3. Elocutio atau lexis
Elocutio atau lexis yaitu pengungkapan atau penyajian gagasan dalam bahasa yang sesuai berdasarkan pada:
  • komposisi, kejelasan, dan langgam bahasa dari suatu pidato,
  • kerapian, kemurnian, ketajaman, dan kesopanan dalam bahasa,
  • kemegahan dan hiasan pikiran dengan upaya retorika.
4. Memoria dan mneme
Memoria dan mneme yaitu menghafalkan pidato. Langkah ini merupakan latihan mengingat gagasan-gagasan dalam pidato yang disusun.

5. Actio atau hypokrisis
Actio atau hypokrisis adalah menyajikan pidato. Faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara dalam penyajian ini adalah suara, sikap, dan gerak-gerik.
 
SISTEMATIKA PENULISAN RETORIKA KLASIK
Gaya penulisan pada era Yunani dan Romawi ini mengacu pada apa yang telah dilakukan oleh Aristoteles, Cicero, dan Quintilianus. Tokoh-tokoh ini membagi rangka pidato menjadi 5 bagian.

1. Poem atau exordium
Poem atau exordium ini merupakan bagian pembukaan atau introduksi dalam suatu pidato. Pembukaan harus jelas, sopan, dan singkat.

2. Narratio atau diogesis
Narratio atau diogesis ini adalah suatu pernyataan mengenai kasus yang dibicarakan. Narratio mengandung pernyataan mengenai fakta-fakta awal yang jelas, dipercaya, singkat, dan menyenangkan.

3. Agon atau arqumen
Agon adalah suatu usaha menyajikan fakta-fakta atau bukti untuk membuktikan masalah atau kasus yang tengah dibicarakan. Quintilianus menyebutnya sebagai probation atau apodeitixis.

4. Refutatio atau lysis
Bagian ini berisi penolakan terhadap fakta-fakta yang berlawanan, pembicara menunjukkan keberatan-keberatan terhadap hal-hal yang bersifat absurd, palsu, atau tidak konsisten.

5. Peroratio atau epilogos
Bagian ini merupakan kesimpulan atau rangkuman dari apa yang telah dikemukakan pembicara dengan cara membangkitkan emosi pendengarnya.


Semoga Bermanfaat...

Admin : Annie Sahara, SS
Sumber Web Blog : Andi Akbar Muzfa




Previous
Next Post »