Apa itu Retorika? Dan Seperti Apa Penerapannya Dalam Sehari-Hari?

Retorika berasal dari bahasa Inggris “rhetoric” dan bersumber dari perkata- an Latin “rhetorica” yang berarti ilmu bicara. Retorika sebagai suatu ilmu memiliki sifat-sifat rasional, empiris, umum dan akumu- latif (Harsoyo dalam Susanto, 1988:73-74). Rasional, apa yang disampaikan oleh seorang pembicara harus tersusun secara sistematis dan logis. Empiris berarti menyajikan fakta- fakta yang dapat diverifikasi oleh pancaindra. Umum artinya kebenaran yang disampaikan tidak bersifat rahasia dan tidak dirahasiakan karena memiliki nilai sosial. Akumulatif merupakan perkembangan dari ilmu yang sudah ada sebelumnya, yaitu penggunaan bahasa secara lisan maupun tulisan. 

Retorika secara sistematis dan metodologis telah dipelajari, diteliti, dan dipraktekkan oleh Sokrates dan penerusnya. Ada juga yang memberi pengertian retorika sebagai seni penggunaan bahasa yang efektif. Yang lain mengatakan retorika sebagai public speak- ing atau berbicara di depan umum. Pengertian retorika secara sempit adalah hanya mengenai bicara, sedang secara luas tentang penggun- aan bahasa lisan dan tulisan. Menurut Sunarjo (1983:49-52), pengertian retorika dapat dilihat dari tinjauan filosofis dan tinjauan ilmu komunikasi.

Secara filosofis, retorika dapat dirunut dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Filsuf Aristoteles mempertegas bahwa emosi manusia bervariasi dan ini dapat diperguna- kan oleh seorang orator atau pembicara untuk mempengaruhi audiensnya. Aristoteles pun memberikan pengertian bahwa retorika sebagai seni yang memiliki nilai-nilai tertentu. Nilai itu adalah kebenaran dan keadilan yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan dalam masyarakat. Bagi Aristoteles, retorika memiliki beberapa fungsi, yaitu pengetahuan yang mendalam tentang retorika dan latihan-latihan yang dilakukan bisa mencegah retorika digunakan sebagai alat penipuan; retorika sangat berguna sebagai sarana untuk me- nyampaikan instruksi; retorika sama halnya dengan dialektik yang dapat memaksa orang untuk berpikir dan mengajukan pertanyaan.

Dalam ilmu komunikasi, retorika dan public speaking tidak terlalu dibedakan pengertiannya. Beberapa pendapat dikemu- kakan sebagai berikut.
  • Public speaking atau retorika adalah suatu komunikasi tempat komunikator berhadapan langsung dengan massa atau berhadapan dengan komunikan atau audiens. Public speaking atau retorika dibedakan dengan komunikasi massa. Alasannya komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang menggunakan media massa, sedang public speaking atau retorika adalah komunikasi langsung dengan massa.
  • Public speaking atau retorika digolongkan pada komunikasi massa. Alasannya bahwa public speaking atau retorika harus dibedakan dengan pidato-pidato lain. Public speaking adalah bentuk komunikasi berupa pembicaraan yang diucapkan seseorang di depan orang banyak/massa mengenai sesuatu masa- lah sosial. Public speaking atau retorika mempunyai ciri-ciri khusus, yakni public speaking harus diucapkan di depan orang banyak/massa; yang menjadi topik dalam pembicaraan adalah me- nyangkut orang banyak, menyangkut masalah sosial. Public speaking atau retorika tidak mungkin membicarakan masalah perorangan kecuali masalah ter- sebut menyangkut orang banyak. Pada dasarnya, terdapat perbedaan antara pidato-pidato yang diucapkan di depan kelompok kecil atau kelompok yang terbatas dengan public speaking atau retorika. Pidato di depan kelompok kecil/ terbatas sudah mempunyai nama sendiri-sendiri, misalnya ceramah, kuliah, briefing, dan sebagainya.
  • Tujuan public speaking atau retorika digunakan untuk menyadarkan dan mem- bangkitkan orang banyak atau mengenai masalah sosial sehingga tidak perlu digunakan suatu uraian ilmiah rasional. Tujuan retorika terutama berusaha mem- pengaruhi audiens atau komunikan. Yang perlu diperhatikan ialah retorika merupa- kan teknik pemakaian bahasa secara efektif yang berarti keterampilan atau kemahiran dalam memilih kata-kata yang dapat mempengaruhi komunikan sesuai dengan kondisi dan situasi komunikan tersebut.
  • Retorika dan pidato dibedakan sebagai berikut. Pertama, retorika diidentikkan dengan public speaking, yakni salah satu bentuk komunikasi dengan audiens yang cukup banyak, bahkan ada yang menggolongkan retorika sebagai komuni- kasi massa. Kedua, pidato dapat terjadi dalam suatu group communication (komunikasi kelompok kecil misalnya ceramah dalam kelas) atau large group communication (komunikasi kelompok yang cukup besar, misalnya pada waktu seseorang memberi informasi sebelum ada pertunjukan sandiwara di alun-alun). Ketiga, retorika dan seni pidato tidak ada perbedaan yang mendasar.
Pengertian retorika pun berkembang sesuai dengan zamannya. Pengertian retorika dewasa ini mencakup beberapa hal yaitu: prinsip-prinsip mengenai komposisi yang persuasif dan efektif serta ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang ahli pidato (orator); prinsip-prinsip mengenai komposisi prosa pada umumnya (secara lisan atau tertulis dan fiktif atau ilmiah); kumpulan ajaran teoretis mengenai seni komposisi verbal (prosa atau puisi) beserta cara-cara yang dipergunakan dalam prosa atau puisi. 

Menurut orator Richard Crable, retorika bisa dipandang sebagai suatu yang bombastis, suatu konotasi ketidakjujuran, retorika dapat diperluas dalam ‘teks book’ mengenai penggunaan bahasa dan komposisi, dipandang sebagai seni dan atau ilmu pengetahuan pemakaian bahasa untuk mempengaruhi orang lain. 

Sementara itu, Hendrikus memberi pengertian sebagai berikut.
  • Retorika sebagai kesenian untuk berbicara baik yang dipergunakan dalam proses komunikasi antarmanusia. Kesenian berbicara baik ini bukan berarti berbicara lancar tanpa pikiran yang jelas dan berisi melainkan kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat, dan mengesankan.
  • Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian, dan kesanggupan berbicara. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat, dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat.
  • Dalam bahasa percakapan atau popu- lar, retorika berarti pada tempat yang tepat, atas cara yang lebih efektif, meng- ucapkan kata-kata yang tepat, benar, dan mengesankan. Artinya, orang harus dapat berbicara jelas, singkat, dan efektif. Jelas supaya mudah dimengerti, singkat untuk menghemat waktu, dan efektif memiliki pengaruh atau efek pada khalayak.

Semoga Bermanfaat...

Admin : Yanarti Fairah, SS
Web Blog : Senior Kampus




Previous
Next Post »