Perbedaan Andragogi dan Pedagogi Dalam Dunia Pendidikan

Perbandingan antara Andragogi dan Pedagogi memiliki peran penting dalam ranah pendidikan, baik yang bersifat formal maupun non formal. Keduanya merupakan pendekatan yang berbeda dalam proses pembelajaran, menitikberatkan perbedaan utama terutama dalam hal siapa yang belajar dan bagaimana mereka belajar.

Perbedaan pokok antara pedagogi dan andragogi dapat diartikan sebagai perbedaan dalam pendekatan terhadap pembelajaran. Pedagogi, dalam konteks pendidikan formal, sering kali terkait dengan pembelajaran yang berfokus pada anak-anak atau siswa muda. Di sisi lain, andragogi menitikberatkan pada metode pembelajaran yang lebih cocok untuk orang dewasa.

Meski demikian, penerapan keduanya tidak selalu bersifat terpisah dengan tegas dalam praktiknya. Banyak pendekatan pendidikan mengadopsi pendekatan campuran, menggabungkan elemen-elemen dari pedagogi dan andragogi untuk memenuhi kebutuhan siswa di berbagai tahap perkembangan. Pendekatan ini memungkinkan adaptabilitas terhadap karakteristik pembelajar, sehingga memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan relevan.

1. Perbedaan Andragogi dan Pedagogi 
Berikut adalah penjelasan singkat tentang perbedaan antara pedagogi dan andragogi: 

Andragogi 
Pengertian dari Andragogi adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada orang dewasa. Ini mengakui perbedaan dalam motivasi, kebutuhan, dan pengalaman belajar antara orang dewasa dan anak-anak. 
  • Orientasi Student-Centric :
    Pendekatan andragogi bersifat student-centric, yang berarti bahwa individu dewasa memiliki peran yang lebih aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Mereka dianggap sebagai rekan belajar yang aktif. 
  • Orientasi pada Pengalaman :
    Andragogi memanfaatkan pengalaman hidup dan profesional peserta didik sebagai sumber belajar yang bernilai. Pendidikan dewasa lebih cenderung memperhitungkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. 
  • Fleksibilitas dan Keterlibatan Aktif :
    Pembelajaran andragogis memberikan penekanan pada fleksibilitas, keterlibatan aktif, dan pendekatan yang lebih mandiri. Orang dewasa lebih mungkin terlibat dalam merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi proses pembelajaran mereka sendiri. 
  • Sumber Motivasi :
    Sumber motifasi berasal dari sumber internal, peningkatan harga diri, kepercayaan diri, dan pengakuan yang berasal dari kinerja yang sukses.
Pedagogi 
Secara definisi, pedagogi adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada anak-anak atau siswa muda. Ini umumnya digunakan dalam konteks pendidikan formal dari tingkat prasekolah hingga tingkat sekolah menengah. 
  • Orientasi Guru-Centric :
    Pendekatan pedagogi bersifat guru-centric, di mana guru memiliki peran yang lebih dominan dalam mengatur dan mengarahkan proses pembelajaran. Guru adalah sumber utama pengetahuan dan pemimpin dalam ruang kelas. 
  • Struktur dan Disiplin Teratur :
    Lingkungan pembelajaran pedagogis cenderung memiliki struktur yang teratur dan tingkat disiplin yang lebih ketat. Materi pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum dan terstruktur. 
  • Sumber motivasi :
    Motivasi datang dari sumber eksternal yang biasanya orang tua, guru, dan rasa persaingan. 
  • Penerapan pedagogi dan andragogi :
    Dalam konteks pendidikan dapat bervariasi tergantung pada target peserta didik (anak-anak atau orang dewasa) dan lingkungan pembelajaran (formal atau non formal). 
2. Penerapan Pendidikan Non Formal 

Pedagogi 
  • Pelatihan dan Kursus :
    Dalam konteks pelatihan dan kursus non formal, metode pedagogis mungkin digunakan untuk menyampaikan pengetahuan dan keterampilan khusus. Pembelajaran dapat lebih terstruktur dan terarah. 
  • Kelompok Belajar :
    Sesi kelompok belajar atau lokakarya dapat diselenggarakan dengan pendekatan pedagogis, di mana fasilitator memiliki peran yang lebih aktif dalam memberikan materi dan panduan. 
Andragogi 
  • Pelatihan Pekerjaan dan Pengembangan Karir :
    Dalam konteks pelatihan pekerjaan dan pengembangan karir, pendekatan andragogi dapat diterapkan. Individu dewasa diberikan lebih banyak kendali atas pembelajaran mereka, dan pendekatan yang responsif terhadap kebutuhan mereka diintegrasikan. 
  • Pendekatan Keterlibatan Pribadi :
    Pelibatan pribadi dan keterlibatan aktif peserta didik lebih diperhatikan. Penggunaan studi kasus, proyek lapangan, dan diskusi kelompok dapat mempromosikan pembelajaran berbasis pengalaman. 

3. Penerapan Pendidikan Formal 

Pedagogi 
  • Pendidikan Dasar dan Menengah :
    Dalam tingkat ini, metode pembelajaran pedagogis umumnya dominan. Guru memiliki peran sentral dalam menyampaikan informasi dan mengelola kelas. Kurikulum dan metode pengajaran lebih terstruktur. 
  • Penggunaan Materi Ajar :
    Materi ajar umumnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan kolektif kelas. Aktivitas pembelajaran seperti ceramah, latihan kelompok, dan evaluasi yang terstruktur mendominasi proses pembelajaran. 
  • Pengelolaan Kelas :
    Guru memainkan peran penting dalam pengelolaan kelas, termasuk pembinaan perilaku siswa dan penerapan aturan sekolah.
Andragogi (dalam konteks pendidikan tinggi) 
  • Partisipasi Aktif :
    Dalam pendidikan tinggi, khususnya di perguruan tinggi dan pelatihan profesional, pendekatan andragogi lebih mungkin digunakan. Peserta didik dianggap sebagai rekanan belajar yang aktif. 
  • Pendekatan Fleksibel :
    Proses pembelajaran lebih fleksibel, memungkinkan siswa untuk memilih jalur pembelajaran dan mengejar minat atau penelitian pribadi mereka sendiri. 
  • Pengalaman Hidup sebagai Sumber Belajar :
    Pengalaman hidup dan profesional peserta didik diakui sebagai sumber penting dari mana mereka dapat belajar. Diskusi, penelitian mandiri, dan proyek-proyek individu dapat diintegrasikan.

Semoga Bermanfaat...

Admin : Yuliana Sisilia, SS
Web Blog : Sidrap Gaul



Previous
Next Post »