Masalah Penamaan dan Pelabelan Dalam Semantik Linguistik

Semantik- Masalah pada Penamaan dan Pelabelan Dalam Semantik Linguistik
Menurut Robert Palmer (2010), penamaan dan penafsiran sebuah objek lebih mudah dilakukan pada kelas kata benda (nomina), tetapi akan terasa sulit pada kelas kata sifat (adjektiva) dan kerja (verba), kata benda tidak nyata, kata benda abstrak, dan kata benda yang memiliki makna terkait dengan lainnya.

1. Kesulitan pada nomina dan adjektiva. 
Contoh : Kata Adjektiva: cantik, terkenal, baik, jahat. Kata Verba: Berlari, bekerja, melihat, dsb.
Kata-kata ini dianggap sulit untuk menemukan karakteristik-karakteristiknya secara terperinci. Misalnya pada kata lari, seseorang harus membayangkan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan lari? Lalu, atribut apa sajakah yang terlibat dalam kegiatan berlari? Apakah itu menggerakkan kaki atau tangan saja?

2. Kata benda yang tidak eksis di dunia nyata, kata benda imajiner. 
Contoh: kuda tanduk, tuyul, peri dan lainnya.
Kata-kata benda tersebut merupakan contoh bahwa kata tidak selalu memiliki kaitan makna dengan segala sesuatu yang kita alami di dunia nyata. Dalam kasus ini, sang pengucap harus terlebih dahulu memisahkan dua jenis dunia yang terdapat di pikirannya, yaitu antara dunia nyata dan dunia imajiner agar mendapatkan makna yang diinginkan. (semantik)

3. Kata-kata yang tidak termasuk kata benda imajiner maupun fisik. 
Contoh: Cinta, benci, indah, dan lainnya.
Semua ini adalah kata benda, meskipun bersifat abstrak. Dan biasanya kata-kata benda tersebut berdampingan dengan kata benda lainnya.

4. Objek yang memiliki makna yang berbeda, tetapi merujuk pada objek yang sama. 
Contoh: bintang pagi dan bintang sore.
Dua objek ini memiliki perbedaan dalam hal kenampakkan dan istilah, tetapi merujuk pada objek yang sama.

5. Kata-kata yang secara visual bersangkutan dan objek-objek lainnya yang pernah kita temui. 
Contoh: Bangku, bisa berkaitan dengan banyak jenis bangku dengan namanya masing-masing.
Ada dua penjelasan mengenai hal ini: 
  • Yang pertama adalah ‘realist’, yang berpendapat bahwa semua benda yang disebut dengan nama yang sama memiliki properti yang sama bahwa ada beberapa hal baku mengenai bangku, bukit, ataupun rumah. 
  • Kedua pandangan ‘nominalist’, yang berpendapat bahwa setiap kata sama sekali tidak terhubung dengan lainnya, atau mereka memiliki maknanya tersendiri.
6. Kata atau istilah yang memiliki kelas makna yang sudah sewajarnya. 
Contoh: Singa adalah singa, kucing adalah kucing, zat kimia, dan lainnya.
Akan tetapi, tidak semua kata yang kita kenal hanya terpaku pada satu macam makna.

Contoh: Bloomfiled memaknai garam sebagai campuran zat NaCl. Tetapi, lazimnya kita mengatakan garam adalah sesuatu yang digunakan untuk memasak sayur, telur dadar, atau lainnya.

Semoga Bermanfaat...

Admin : Fatimah Atmaja, SS
Support Web Blog : Sidrap Gaul




Previous
Next Post »