Materi Dasar Kebenaran - Logika dan Dialektika

Kerangka Berfikir - Kebenaran - Definisi - Logika pada dasarnya merupakan  metode penalaran yang lurus dan benar. Untuk itu kita harus tahu makna / definisi dari kebenaran . Kebenaran merupakan persamaan antara ide dengan realitas, oleh karena itu kebenaran pasti di dapat dari ilmu pengetahuan yang terdapat dalam ide dalam menafsirkan realitas ( mengenai ilmu pengetahuan dapat di bahas dalam materi epistemology ).

SYARAT - SYARAT KEBENARAN
Kebenaran harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  • Universal
  • Objektif
  • Argumentatif
  • Ilmiah
SUMBER ILMU PENGETAHUAN
1. Empirisme
Sumber pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain atau peristiwa yang telah terjadi sebelumnya. Pengetahuan semacam ini disebut dengan empirisme ( asal kata : empiric = pengalaman )

2. Materialisme
Empirisme biasanya bersifat material walaupun ada empirisme non material yang juga diperdebatkan karena ada yang berpendapat empirisme non material hanya bersifat personal dan tentu saja subjekif. Maka turunan dari empirisme adalah materialisme ( asal kata : materi ) yang berarti kebenaran hanya bisa didapatkan dari pengetahuan panca indera. Materialisme menolak non materi sebagai kebenaran .

3. Skriptualisme
Kebenaran di dapat dari teks-teks tertulis. Kebenaran menurut skriptualisme adalah harus terdokumentasi yang berasal dari authorisme yang tidak perlu di bantah lagi

4. Rationalisme
Kebenaran di dapat berdasarkan penalaran pertimbangan akal budi. Menerima pengetahuan Empirisme , Materialisme , dan Skriptualisme selama ada penjelasan yang sesuai dengan akal budi / rasio.

PRIMA PRINCIPIA
Dalam rationalisme ada yang disebut dengan prinsip umum / Prima Principia yaitu :

1. Prinsip identitas
Menyatakan bahwa sesuatu adalah sesuatu itu sendiri

2. Prinsip nonkontradiksi
Merupakan penegasan dari prinsip identitas bahwa sesuatu itu tidak mungkin berada di luar dirinya.

3. Prinsip menolak jalan tengah
Merupakan konsekuensi dari prinsip sebelumnya yaitu prinsip identitas dan nonkontradiksi sehingga tidak mungkin sesuatu mempunyai dua identitas dalam konteks dan dimensi yang sama.

4. Prinsip sebab akibat
Merupakan prinsip tambahan yang menyatakan bahwa setiap akibat pasti bergantung mutlak terhadap sebab yang cukup.

LOGIKA FORMAL VS DIALEKTIKA
Logika formal yang bersandar pada prima principia mendapat tantangan dari pemikiran yang bersandar pada DIALEKTIKA.

Berasal dari kata dialog yang pertama kali digunakan oleh Plato. Dialektika kemudian dikenal lewat G.W. F. Hegel dengan dialektika idealismenya kemudian menginspirasi Karl Marx dan F. Engels dalam mengembangkan kebalikan dari dialektika idealisme yaitu dialektika materialisme.

Dialektika memandang kebenaran berasal dari pertentangan-pertentangan atau Hegel menyebutnya negasi dari negasi (nantinya lebih lanjut Hegel menjelaskan pertentangan kuantitas dan kualitas yang menghasilkan kebenaran baru). 

Pertentangan - pertentangan muncul dari unsur-unsur sbb :
  • Thesis
  • Antithesis
  • Sinthesis
Sehingga menurut dialektika, kebenaran yang utuh di dapat dari proses pertentangan atau yang Hegel sebut sebagai filsafat proses. THESIS merupakan kebenaran parsial awal atau identitas awal dari objek, tapi bukan merupakan kebenaran yang utuh karena thesis akan berproses yang dapat di negasikan / di tiadakan oleh indentitas baru disebut dengan ANTITHESIS. Antithesis kemudian akan mengalami proses yang sama di negasikan menjadi kebenaran baru yang disebut dengan SINTESIS. Sintesis inilah yang diasumsikan oleh Hegel sebagai kebenaran yang utuh atau kebenaran final.

Pemikiran  dialektika yang seperti ini nantinya akan dijadikan landasan bagi C. Darwin dalam menyusun teori Evolusinya yang juga akan menginspirasi A. Hitler dalam landasan pemikiran Fasisme (dituangkan dalam Mein Kampf part 1 dan 2).

Dialektika jelas melawan logika formal ( prima principia ) yang bersumber dari organon nya Aristoteles karena menolak keabsahan prinsip identitas sebagai kebenaran final. Prima principia dengan tegas memisahkan identitas yang berseberangan atau pertentangan-pertentangan ( prinsip nonkontradiksi ) tetapi  bagi dialektika dari pertentangan-pertentanganlah kebenaran utuh dapat dihasilkan.

KRITIK TERHADAP DIALEKTIKA
Pandangan dialektika tidak menyentuh pada hakekat sebagaimana filsafat pada umumnya, karena hakekat kebenaran harus lah universal dan pastinya mempunyai identitas sendiri. Bagaimana mungkin sesuatu yang universal yang berbeda kemudian di pertentangkan untuk menghasilkan kebenaran baru ? tetapi dialektika sendiri bagi penganutnya di klaim universal dan objektif, padahal dialektika hanya menyentuh pada persoalan materi atau hanya pada permukaan filsafat, Mudahnya dialektika ditafsirkan / diterjemahkan dalam berbagai aspek justru menimbulkan multitafsir yang menimbulkan pertentangan dalam dirinya dengan adanya Dialektika Idealis bertentangan dialektika materialis. 

Kemudian jika kebenaran di dapat dari pertentangan-pertentangan berarti tidak ada jaminan kebenaran atau pernyataan dari paham dialektika tersebut merupakan kebenaran karena harus di pertentangkan lagi. Sehingga sebenarnya Sintesis yang seharusnya menjadi kebenaran final bisa menjadi thesis baru yang akan dipertentangkan lagi dan seterusnya berproses seperti itu, berarti kebenaran final menjadi absurd.

Semoga Bermanfaat...

Admin : Andi Lawyer
Web Blog : Gerbang Masalalu




Previous
Next Post »